melacak keraton pengging asal mula kerajaan pajang yang lenyap di boyolali - News | Good News From Indonesia 2022

Melacak Keraton Pengging, Asal Mula Kerajaan Pajang yang Lenyap di Boyolali

Melacak Keraton Pengging, Asal Mula Kerajaan Pajang yang Lenyap di Boyolali
images info

Melacak Keraton Pengging, Asal Mula Kerajaan Pajang yang Lenyap di Boyolali


Bagi masyarakat Solo Raya, bila menyebut kata pengging pastinya langsung tertuju kepada wisata umbul yang berlokasi di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Padahal Pengging menyimpan sejarah penting bagi kekuasaan raja di Tanah Jawa.

Pengging memiliki latar belakang sebagai kerajaan di masa peralihan Majapahit ke periode Mataram Islam. Sebelumnya nama Pengging disebut-sebut dalam legenda Rara Jonggrang tentang pembangunan komplek Candi Prambanan.

Dimuat dari Wikipedia, selanjutnya dalam sejumlah babad yang menerangkan penyebaran agama Islam di Jawa, nama Pengging kembali disebut-sebut dengan tokohnya bernama Ki Ageng Pengging.

Tokoh ini dikenal sebagai pemberontak di wilayah Kesultanan Demak. Kalangan sejarah di Jawa banyak yang menganggap bahwa Pengging adalah cikal bakal Kesultanan Pajang, kerajaan yang mengambil alih kekuasaan di jawa setelah Kesultanan Demak runtuh.

baca juga

Ki Ageng Pengging memiliki nama lain yakni Raden Kebo Kenanga. Dirinya merupakan ayah dari Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang kelak menjadi raja pertama dari Kerajaan Pajang.

Kebo Kenanga merupakan putra dari pasangan Andayaningrat dan Retno Pembayun. Andayaningrat ini diangkat memimpin Pengging karena berjasa dalam menemukan Retno Pembayun, putri dari Brawijaya V, Raja Majapahit.

Setelah ayahnya wafat, Kebo Kenanga yang memimpin Pengging memilih hidup sederhana dengan berbaur dengan rakyat. Di sinilah dirinya kemudian bertemu dengan Syekh Siti Jenar dan sering berdiskusi mengenai persamaan agama Hindu Budha dan Islam.

Dinamika Pengging

Setelah berkembangnya Kesultanan Mataram, Pengging kehilangan peran sebagai pusat pemerintahan. Kawasan ini kemudian berkembang menjadi tempat untuk pelaksanaan ritual keluarga penerus Mataram.

Dinukil dari Solopos, jejak sejarah masa lalu masih bisa terlihat dari Umbul Pengging. Tempat ini sempat dijadikan kompleks pemandian yang dibangun oleh Paku Buwono (PB) X yang berkuasa pada 1893-1939.

Pada masa itu, Pengging merupakan tempat bersantai raja dan keluarga keraton yang tidak dibuka untuk umum. Nuansa keraton ini masih bisa dirasakan ketika wisatawan mengunjungi Umbul Ngabean.

baca juga

Di salah satu sudut pemandian, terdapat makam Dyah Ayu Retno Kedhaton atau Retno Pembayun yang diketahui sebagai putri Prabu Brawijaya V. Lalu ada makam Kebo Kenanga atau Ki Ageng Pengging.

Tidak hanya pejabat kerajaan, pujangga Yasadipura juga dimakamkan di Pengging. Sosok ini merupakan pujangga besar Keraton Surakarta yang lahir pada 1729 dan kemudian wafat pada 1802.

Melacak keraton

Situs Keraton Pengging berada di Desa Ngaru yang masuk kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Pada zaman dahulu, pemilihan letak keraton tidak terlepas dari potensi sumber mata air yang melimpah di sekitar keraton.

“Mata air dianggap sesuatu yang penting bagi ajaran Hindu,” tulis Muh Khodiq Duhri.

Apalagi sejak zaman dahulu masyarakat Pengging disinyalir hidup dan tumbuh melalui sektor pertanian. Ini karena lapisan tanah di sekitar kawasan pengging mengandung akuifer yang tinggi.

Dijelaskannya akuifer merupakan lapisan yang terdapat di bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air. Lapisan akuifer mengandung formasi batu-batuan yang mampu melepaskan air dalam jumlah banyak.

baca juga

Air yang keluar dalam jumlah banyak mampu membentuk mata air. Jumlah air yang melimpah tersebut membuat tanah di area Kerajaan Pengging menjadi subur. Namun, diungkapkannya kemungkinan Keraton Pengging tidak begitu megah.

Hal ini lantaran Kerajaan Pengging hanya menjadi bagian dari Kerajaan Mataram dan bukan merupakan pusat pemerintahan. Kemungkinan, jelas Khodiq, bangunan Keraton Pengging berbentuk joglo.

“Lantaran dibangun di atas fragipan atau lapisan padas yang rapuh, kemungkinan Keraton Pengging sudah hancur atau masih terpendam tanah,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

RK
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.