peninggalan zaman megalitikum di indonesia dan fungsinya - News | Good News From Indonesia 2023

7 Peninggalan Zaman Megalitikum di Indonesia, dari Dolmen hingga Kubur Batu

7 Peninggalan Zaman Megalitikum di Indonesia, dari Dolmen hingga Kubur Batu
images info

7 Peninggalan Zaman Megalitikum di Indonesia, dari Dolmen hingga Kubur Batu


Zaman Megalitikum (zaman batu besar) adalah periode ketika manusia mengembangkan tradisi kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar. Perkembangan kebudayaan ini dimulai dari zaman Neolitikum hingga zaman Perunggu.

Pada era ini, manusia mulai mengenal kepercayaan dalam fase paling awal. Terutama berkaitan dengan kepercayaan terhadap roh nenek moyang.

Tular Sudarmadi dalam artikelnya yang diterbitkan di Jurnal Humaniora Universitas Gajah Mada (2012), budaya megalitik menurut Heine–Geldern tersebar melalui dua gelombang yang berbeda.

  • Gelombang pertama yaitu Megalitik Tua, menyebar ke Indonesia pada zaman Neolitikum (2500-1500 SM) dan dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu).
  • Gelombang kedua yaitu Megalitik Muda, menyebar ke Indonesia pada zaman Perunggu (300-100 SM) dan dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu).

Periode inilah saat manusia menggunakan batu berukuran besar sebagai fondasi dari bangunan hingga tempat beribadah kepada arwah nenek moyang. Tradisi kebudayaan ini terlihat dari bangunan batu-batu besar seperti dolmen, kubur batu, sarkofagus, punden berundak, menhir, arca, dan patung.

Di sebagian wilayah Indonesia bahkan masih bisa terlihat bangunan-bangunan besar sebagai bagian kebudayaan ini. Misalnya pada tradisi adanya batu besar oleh suku bangsa Nias, Sumba, Toraja, sebagian suku Batak, suku bangsa Bali, Sunda Badui, hingga sebagian Jawa.

Peninggalan Zaman Megalitikum dan Fungsinya

Pada zaman Megalitikum, masyarakat zaman dahulu sudah mengetahui sistem produksi makanan dan bercocok tanam. Mereka juga telah mengetahui sistem pembagian kerja dan kepala suku.

baca juga

Artikel ini membahas beragam hasil kebudayaan Zaman Megalitikum beserta fungsinya. Terdapat pula sederet gambar peninggalan Zaman Megalitikum untuk mengenalkan Kawan pada masing-masing benda, yakni sebagai berikut.

1. Dolmen

peninggalan zaman batu besar - dolmen
info gambar

Dolmen | dok. UNESCO World Heritage Centre


Dolmen merupakan meja batu besar berbentuk pipih dengan permukaan yang rata. Meja ini memiliki empat batu panjang sebagai penyangganya. Batu ini digunakan untuk meletakkan roh, menaruh sesaji, menutup sarkofagus, hingga tempat duduk ketua suku agar mendapatkan kekuatan magis dari leluhur.

Peninggalan Dolmen masih ada hingga saat ini. Kawan dapat menemukannya di daerah Sumatera Selatan dan Jawa Timur. Selain itu, terdapat juga di Eropa, Asia, dan Afrika.

2. Menhir

peninggalan zaman megalitikum
info gambar

Menhir |dok. Pexels/Paulo Santos


Berbeda dengan Dolmen yang berbentuk horizontal, Menhir merupakan sebuah tugu atau tiang berbentuk tegak yang terbuat dari batu. Batuan Menhir ini biasa dibangun sebagai tanda peringatan kepada orang yang telah meninggal atau arwah nenek moyang.

Menhir dibangun dengan konsep kepercayaan dinamisme, yakni saat orang-orang memberikan penghormatan kepada arwah nenek moyang yang dipercaya menetap di tempat tertentu seperti Menhir.

Selain itu, peninggalan zaman batu besar ini juga berfungsi untuk mengikat binatang persembahan untuk nenek moyang, kepala suku, dan menampung roh-roh yang datang ke tempat tersebut. Hingga saat ini, Kawan dapat menemukan Menhir di daerah Sumatera Selatan atau Kalimantan.

3. Sarkofagus

peninggalan zaman batu besar
info gambar

Sarkofagus| dok. Wikimedia Commons/Sarkofagus


Selanjutnya, ada Sarkofagus, peninggalan Zaman Megalitikum ini merupakan peti jenazah atau peti mati yang memiliki bentuk mirip dengan lesung dengan penutupnya. Layaknya peti mati zaman modern, mayat di sarkofagus diletakkan secara telentang atau miring dengan posisi tangan menyilang atau lurus.

Sarkofagus masih bisa Kawan temukan di daerah Jawa Timur, Bondowoso, Minahasa, Sumba, Tapanuli, dan Bali.

4. Punden Berundak

peninggalan zaman megalitikum punden berundak
info gambar

Punden berundak | dok. Kemendikbud


Bangunan berundak-undak dan bertingkat menyerupai anak tangga ini bernama Punden Berundak. Peninggalan Zaman Megalitikum ini dibuat sebagai tempat memuja roh nenek moyang.

Punden Berundak biasanya dibuat oleh masyarakat di dataran rendah untuk membuat bangunan tinggi semacam gunung atau punden berundak yang di puncaknya terdapat arwah nenek moyang.

Peninggalan yang satu ini biasanya dibuat sebagai bahan dasar pembuatan candi atau keraton karena memiliki bentuk yang berundak-undak cukup tinggi. Punden berundak masih bisa Kawan temukan di Cianjur, Kuningan, Garut, Sukabumi, atau Banten.

5. Waruga

peninggalan zaman batu besar waruga
info gambar

Waruga| dok. Direktori Pariwisata


Waruga merupakan kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat dengan tutupnya yang mirip dengan atap rumah dan bagian bawah yang berbentuk kotak vertikal dengan rongga di tengahnya.

Berbeda dengan Sarkofagus dengan mayat yang disimpan secara terlentang, dalam Waruga, mayat ditempatkan dalam kondisi jongkok terlipat. Hingga saat ini, Waruga dapat Kawan temukan di daerah Minahasa dan Bali.

6. Arca Batu

peninggalan zaman batu besar arca batu
info gambar

Arca| dok. Pemerintah Kota Pagaralam


Tak hanya batu-batu yang dibuat secara vertikal atau horizontal, pada zaman megalitikum sudah terdapat arca batu yang diukur dan menyerupai binatang atau manusia, lho. Arca ini dibuat sebagai lambang atau pemujaan kepada nenek moyang. Hasil kebudayaan Zaman Megalitikum dari bermaterial batu ini dapat Kawan temukan di daerah Pasemah di Palembang, atau Bengkulu.

7. Kubur Batu

peninggalan zaman batu besar Kubur Batu
info gambar

Kuburan batu| dok. Kemendikbud


Kubur batu digunakan untuk menyimpan jenazah kepala suku atau pemimpin daerah tertentu. Kubur batu berbentuk peti jenazah yang seluruh sisinya terbuat dari batu dan disusun menjadi sebuah peti. Saat ini, Kawan dapat menemukan peninggalan Kubur batu di daerah Kuningan, Bali, Wonosari, Bondowoso, dan Cepu, Jawa Tengah.

baca juga

Nah, itu dia Kawan, periode dan peninggalan Zaman Megalitikum di Indonesia yang masih ada hingga saat ini. Apakah Kawan pernah melihatnya secara langsung?

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi_megalitik

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=865976
https://www.idntimes.com/science/discovery/ika-larasati-1/7-peninggalan-hasil-budaya-zaman-megalitikum-bentuknya-unik-c1c2
https://balar-sulsel.kemdikbud.go.id/pameran/2020/08/12/budaya-masa-megalitik-artefak-kuno/

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/153756379/zaman-megalitikum-peninggalan-sejarah-ciri-dan-kepercayaan?page=all

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel inisepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

ZB
RP
FS
AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.