Baru-baru ini, masalah yang melibatkan hilangnya nyawa telah terlihat dan terdengar cukup sering. Terlepas dari jenis kelamin, sosial etnis, agama, atau usia, kasus seperti ini sering dimotivasi oleh berbagai alasan, termasuk kecemburuan, pembalasan, pembelaan diri, dan sebagainya
Tidak sedikit kasus-kasus penghilangan nyawa yang terjadi di seluruh Indonesia, yang menjadi pelaku adalah remaja dan remaja. Mereka adalah usia di masa peralihan, dari anak-anak menuju dewasa, yang sudah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis, serta psikososial. Secara umum kebanyakan masyarakat berpikir bahwa tindakan remaja yang begitu kriminal dikarenakan pergaulan bebas atau ingin menunjukkan dirinya hebat serta sebagainya. Lantas, mengapa remaja melakukan tindak kriminal tersebut?
Dalam hal psikoanalisis dan apa yang membuat seseorang menjadi penjahat, Sigmund Freud memiliki pendapatnya sendiri. Orang-orang menjadi tersesat sebagai akibat dari asosiasi Id, Ego, dan Superego yang tidak seimbang, membuat mereka lebih cenderung mengadopsi perilaku abnormal atau melakukan kejahatan.
Menurut Freud, perilaku kriminal disebabkan oleh rasa bersalah yang berlebihan yang memiliki konsekuensi asal superego yang berlebihan. Orang dengan superego yang terlalu aktif mungkin merasa bersalah tanpa alasan yang jelas dan ingin dieksekusi. Itulah sebabnya, mereka melakukan kejahatan untuk mengekspresikan kesalahan mereka. Kejahatan dilakukan untuk memuaskan superego karena para pelaku secara tidak sadar ingin dihukum atas kesalahan mereka.
- ID menunjukkan aspek jiwa yang paling liar, mungkin dursila. Beberapa orang memahami ID sebagai nafsu manusia yang memprioritaskan tuntutan dari perut ke atas. Di sisi lain, ID tidak memperhitungkan efek dari mana keinginannya awalnya berasal ketika mereka puas. Intinya, ID adalah aspek jahat manusia yang menimbulkan bahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
- Ego sebenarnya tidak terlalu mirip dengan menggunakan id. Ego juga bisa dilihat sebagai gairah untuk nafsu. Hanya saja manusia itu sendiri sudah memiliki pengaruh terhadapnya. Ada pertimbangan, dan mereka telah merenungkan dampak dari tindakan mereka. Ego, khususnya, mengacu pada id
- Superego, sering dikenal sebagai hati nurani. Arah atau instruksi lingkungan sejak usia muda sangat mempengaruhi penciptaan dan pertumbuhan superego. Jelas bahwa superego atau hati nurani seseorang diredam jika mereka dibesarkan dalam suasana yang sama sekali tidak mendapat informasi dan berusaha untuk berhasil sendiri.
Ketiga aspek jiwa ini akan selalu memperindah keberadaan sehari-hari seseorang. Tergantung bagaimana mereka menangani area jiwa mereka. Manusia dewasa dengan ID yang lebih dominan adalah hewan pengerat kotor yang mencuri uang orang dan akan menjadi cikal bakal psikosis daripada humanisme. Mereka adalah makhluk yang tidak manusiawi.
Menurut Sigmund Freud, hal ini tidak hanya dengan dorongan superego yang tumpul atau sadar. Namun, ada teori tambahan yang menjelaskan bagaimana seseorang melakukan kejahatan, salah satu contohnya adalah penghilangan nyawa, khususnya The Motivated Conscious, di mana perilaku individu dipengaruhi oleh dampak sadar.
Kasus-kasus pembunuhan di lingkup remaja ini dari sudut pandang Freud merupakan anak remaja yang id-nya mendominan sehingga menciptakan pribadi yang psikopat. Ada kemungkinan juga masa pembentukan perkembangan superego untuk beberapa anak remaja tidak dipantau oleh orang tua atau orang dewasa yang ada di lingkungannya.
Hal ini menyebabkan anak tersebut kehilangan arah tidak bisa membedakan yang salah atau benar dan langsung terjerumus ke lingkungan yang salah. Perilaku kriminal adalah cara yang "Id" dapat dimasukkan ke dalam tindakan yang tidak dipengaruhi oleh ego dan super ego; mirip dengan prinsip kenikmatan (pleasure principle).
Ketika super-ego hadir, akan sangat sulit untuk mengendalikan perilaku impulsif yang memiliki kemiringan hedonis. Hal ini dapat menyebabkan munculnya sekehendak hati perilaku selama situasi tersebut dapat menarik bagi hasrat dalam individu. Namun, ada satu hal yang dapat menyebabkan super-ego menjadi terlalu kuat, dan itu adalah resolusi kurang ideal seseorang untuk konflik.
Perilaku individu didorong oleh concious atau alam sadar individu yang membuat individu melakukan hal yang menyalurkan keingininannya. Sama seperti beberapa kasus, di mana pelaku didorong oleh alam sadarnya sehingga ia dengan sadar membunuh korban tanpa rasa menyesal. Alasannya hanya karna ia telah menyalurkan keinginan yang ia pendam selama ini.
Jika individu tidak menyalurkan keinginannya itu, maka yang dirasakan individu antara lain dendam, permusuhan, ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Ketidaknyamanan ini yang membuat pelaku menyalurkan keinginannya ke alam sadar sehingga melakukan dengan hasil rasa puas.
Selain rasa cemburu, tindak kriminal lain bisa juga karena individu menonton atau melihat tindakan penghilangan nyawa atau kekerasan tidak hanya film bisa juga lingkungan individu. Sehingga membuat individu merasa penasaran dengan tindakan tersebut dan bisa juga menumbuhkan sifat psiko dalam dirinya meski terbilang masih remaja.
Menonton atau melihat serial kriminal bisa juga membuat alam ketidaksadaran muncul satu persatu ke alam sadar dan mendorong individu untuk melakukan tindak keji.
Sumber:
- https://www.detik.com/sumbagsel/hukum-dan-kriminal/d-6771109/dendam-ditagih-tunggakan-iuran-kelas-siswa-smp-bunuh-teman-sekelas
- https://worldalternativeenergy.wordpress.com/2014/04/28/analisis-study-kasus-menurut-teori-psikoanalisa-sigmund-freud/
- https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/11/21/teori-psikoanalisis-sigmund-freud/
- https://www.bps.go.id/indicator/34/1306/1/jumlah-kasus-kejahatan-pembunuhan-pada-satu-tahun-terakhir.html
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News