implementasi keberlanjutan budaya program pusat pelayanan dan kreativitas anak - News | Good News From Indonesia 2023

Implementasi Keberlanjutan Budaya: Program Pusat Pelayanan dan Kreativitas Anak

Implementasi Keberlanjutan Budaya: Program Pusat Pelayanan dan Kreativitas Anak
images info

Implementasi Keberlanjutan Budaya: Program Pusat Pelayanan dan Kreativitas Anak


#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Banyak yang belum tahu bahwa Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM), gencar membuka ruang ramah anak untuk memfasilitasi kegiatan positif dan mendorong inovasi dalam diri anak. Tidak heran, Kota Bandung menjadi salah satu kota yang [benar-benar] progresif menyorot tumbuh kembang anak, diapresiasi melalui penghargaan Kota Layak Anak (KLA) tahun 2021.

Melalui pembentukan Pusat Pelayanan dan Kreativitas Anak (P2KA) yang tersebar di tingkat kelurahan Kota Bandung, harapannya dapat menjadi ruang yang tepat untuk mendorong kreativitas anak. Selain itu, dapat menjadi cara untuk menelurkan nilai-nilai budaya dalam diri anak sebagai upaya penguatan kebudayaan. Terdapat korelasi yang saling mendukung antara program P2KA yang terbuka dan dari lingkungan terdekat dengan upaya pelestarian kebudayaan. Penggunaan ruang publik dalam mendukung pemertahanan budaya untuk mewadahi kreativitas menjadi titik pijak tercipta hubungan erat antara ruang publik dengan kebudayaan.

Literasi Budaya Sejak Dini

Literasi budaya dapat diimplementasikan di ruang publik, secara khusus menjangkau aktivitas anak. Terlebih, ruang publik P2KA untuk memfasilitasi kegiatan budaya, kreatif dan rekreatif, serta bersosialisasi anak. Realisasi kegiatan budaya dalam tahapan pengenalan budaya sebagai kegiatan awal proses pembelajaran sejak dini, sehingga penguatan budaya dapat terpupuk dalam ruang-ruang anak. Aktivitas budaya dalam transmisi pengetahuan budaya dapat dilakukan bertahap dan konsisten untuk hidup (budaya) berkelanjutan.

Aktivitas budaya di ruang publik dapat menjadi laboratorium untuk mengimplementasikan literasi budaya sejak dini, menguatkan kedudukan budaya untuk keberlanjutan budaya, serta menawarkan interaksi budaya dalam ruang anak. Upaya mempertahankan keberlanjutan budaya dalam aktivitas di ruang publik dapat menjadi bagian aktivasi yang mendorong upaya pemajuan kebudayaan. Barangkali, melalui komunikasi yang interaktif dalam pembelajaran budaya sejak dini dapat mengisi kekosongan aktivitas budaya di ruang publik, sehingga dapat menanamkan nilai budaya sejak dini. Implementasi literasi budaya sejak dini, menanamkan pengetahuan budaya sejak dini, berdampak pada keberlanjutan ekosistem budaya. Mendorong literasi budaya sejak dini, diharapkan dapat menjadi tujuan yang ideal untuk merawat kebudayaan di Indonesia.

Literasi budaya sejak dini dapat menegaskan identitas budaya yang terawat dan hidup. Realisasi keterhubungan ruang anak dengan literasi budaya menginisiasi model peranan yang praktis untuk diimplementasikan. Penguatan literasi budaya dilakukan secara masif, berkala, dan berjenjang, dapat memicu aktualisasi nilai-nilai budaya yang relevan untuk dikenal, dipahami, dan dijaga oleh generasi penerus bangsa. Maka, ekosistem budaya akan tetap berlanjut dalam jangka waktu panjang, napas-napas (baru) kebudayaan yang lebih segar, serta pemahaman mendasar terhadap kebudayaan. Bukankah mengenal dapat menjadi gerbang kerekatan, keterikatan yang ketat?

Memicu Kreativitas Kolektif, Menjaga Keberlangsungan Budaya

Aktivitas budaya menegaskan keberlangsungan ekosistem budaya – cipta, rasa, karsa – yang terjalin antara individu dengan lingkungan. Kreasi kolektif menjadi nilai penting atas keberadaan, ketersusunan, dan keterjagaan budaya. Oleh sebab itu, menjadi penting dalam upaya pemertahanan kebudayaan oleh kolektif, menempatkan TBM dalam proses interaksi budaya yang dilakukan secara langsung, berangsur, dan berkelanjutan.

Pengenalan literasi budaya sejak dini dapat mendorong kreativitas untuk mengeksplorasi budaya. Interaksi budaya secara langsung dapat memicu karya-karya inovatif di masa depan sebagai “buah” hasil pemupukan berkelanjutan. Selain itu, pengetahuan budaya yang tersampaikan dapat menjadi fondasi inovasi di masa depan. Eksplorasi sebagai tahapan pembelajaran dapat memicu kreativitas dalam mengapresiasi budaya. Pemahaman terhadap budaya dan interaksi budaya secara langsung berdampak pada identitas dan keberlangsungan budaya. P2KA dapat menjadi laboratorium “kecil” sebagai wadah mengeksplorasi budaya.

Sebenar-benarnya, keberlanjutan napas budaya dapat dikemas inovatif untuk tersampaikan, menempatkan inovasi dalam budaya. Barangkali, keberadaan P2KA dapat mendukung penguatan – pengetahuan kebudayaan secara mendasar, dapat dijadikan pijakan sejak dini, sehingga menjadi acuan “arah” kreasi budaya di masa depan. Hidup kebudayaan yang berkelanjutan menjadi capaian yang erat dengan aktivasi ruang, berangsur terjadi untuk menegaskan posisi penting kebudayaan dalam aktivitas di ruang publik.

Kebudayaan dapat berperan dalam ruang publik sebagai ruang ekspresi kolektif, menyuguhkan sajian kreatif secara terbuka. Patut menjadi perhatian atas hubungan antara budaya dengan sosial yang saling berkaitan melalui interaksi budaya di P2KA. Korelasi yang terjalin antara keberadaan ruang publik sebagai ujung tombak pemertahanan dan pemajuan kebudayaan dapat didorong dan dijadikan model peranan pemertahanan budaya yang dimulai sejak dini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.