mangokal holi budaya suku batak yang unik dan khas - News | Good News From Indonesia 2023

Mangokal Holi: Budaya Suku Batak yang Unik dan Khas!

Mangokal Holi: Budaya Suku Batak yang Unik dan Khas!
images info

Mangokal Holi: Budaya Suku Batak yang Unik dan Khas!


#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Budaya adalah hal yang paling mendasar dalam kehidupan bermasyarakat, karena budaya membentuk jati diri bagi banyak orang, baik itu individu maupun kelompok. Fakta bahwa per tahun ini, Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 masih digalakkan menunjukkan bahwa budaya haruslah dipandang sebagai sebuah elemen penting di dalam ber-bangsa dan ber-negara yang kaya akan keanekaragaman suku dan budaya. Suku Batak adalah suku yang ada di Sumatera Utara, Indonesia yang terdiri dari sub suku, marga, dan budaya untuk menyatukan sesama budaya Batak. Batak terdiri dari lima suku yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Toba, dan Batak Pakpak-Angkola. Lima suku atau etnis Batak tersebut memiliki adat, kebiasaan, dan budaya yang berbeda-beda namun demikian tetap menjadi satu dalam satu suku besar yaitu suku Batak.

Apa itu Budaya Mangokal Holi?

Mangokal Holi merupakan salah satu budaya turun-temurun suku Batak Toba yang masih terus dipertahankan sejak zaman leluhur hingga saat ini. Budaya batak mempercayai bahwa tidak terdapat perbedaan antara orang yang sudah meninggal dengan orang yang masih hidup, dengan kata lain walaupun leluhur sudah meninggal tetapi harus tetap dihormati. Oleh karena itu, budaya Mangokal Holi dinilai sebagai salah satu cara untuk menghormati leluhur yang sudah lama meninggal untuk mengangkat derajat/martabat sebuah marga ataupun sebuah keluarga batak yang masih hidup dan generasi berikutnya. Dalam pelaksanaannya, budaya yang satu ini diawali dengan menggali/membongkar kuburan leluhur/oppung/orangtua baik yang langsung dikubur di tanah maupun di semen, kemudian membersihkannya dan mengambil bagian tulang-belulang dari leluhur tersebut, lalu dipindahkan ke tempat/peti yang baru, terakhir dimasukkan ke dalam satu tempat yang lebih tinggi dari tempat sebelumnya yang dalam suku Batak dikenal dengan sebutan tugu. Masyarakat Batak mempercayai bahwa ketika leluhur sudah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi maka leluhur sudah semakin dekat kepada Tuhan. Apabila ritual adat Mangokal Holi ini berhasil dilaksanakan, maka timbul perasaan bangga, puas, dan bahagia bagi keturunan leluhur dan juga masyarakat, karena kerja sama dan perjuangan keturunan untuk leluhur tidak sia-sia yang artinya bahwa keberhasilan pelaksanaan acara ini semakin mempererat hubungan solidaritas antar keturunan.

Tugu yang digunakan untuk menyimpan peti tulang belulang yang sudah dibersihkan
info gambar

Tugu | Foto: Dokumentasi Pribadi


Mengapa Budaya Mangokal Holi menjadi Unik dan Khas?

1. Terjalinnya Sistem Kekerabatan dari generasi yang tertua sampai termuda

Pelaksanaan budaya Mangokal Holi ini membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga berhari-hari lamanya. Lamanya proses persiapan,pelaksanaan, sampai kepada acara perayaan membuat terjalinnya kembali sistem kekerabatan dari generasi tertua sampai termuda. Segala tahap yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam adat-istiadat suku Batak. Tahap persiapan sebelum pelaksanaan Budaya Mangokal Holi diawali dengan niat baik dari keluarga inti leluhur yang akan diokal untuk mengadakan budaya menghormati leluhur tersebut, kemudian meminta izin kepada tetua adat setempat. Setelah mendapatkan izin, kemudian terlebih dahulu keluarga inti berembuk mengenai tanggal pelaksanaan, biaya, dan tempat kegiatan. Setelah itu, keluarga inti akan menghadap kepada para tondong yang dalam adat-istiadat Batak adalah orang yang haruslah dihormati dan dimintai nasihat dan saran. Adapun tondong yang harus dikunjungi adalah: tondong pamupus (saudara laki-laki dari ibu yang diokal), tondong jabu (saudara laki-laki dari istri yang diokal), tondong pagar (paman dari ibu yang diokal), tondong bona (saudara laki-laki dari nenek yang diokal), dan tondong mataniari (saudara laki-laki dari nenek bapak yang diokal). Adapun tujuan dari pertemuan dengan para tondong tersebut adalah untuk meminta permisi dan izin bahwa leluhur dari keluarga inti akan diokal dan mengundang para tondong untuk hadir dalam pesta Mangokal Holi tersebut. Pihak keluarga yang akan melaksanakan budaya ini haruslah menjamu seluruh undangan dengan makanan adat baik kepada umat nasrani juga umat islam.

Proses memasukkan tulang belulang leluhur ke dalam tugu
info gambar

Proses pemindahan ke tugu | Foto: Dokumentasi Pribadi


2. Atribut dan Makna

Pada tahap pelaksanaannya, terlebih dahulu berdoa bersama menurut kepercayaan masing-masing sebelum menggali/membongkar kuburan. Setelah suku Batak mengenal agama, maka budaya Mangokal Holi pun dipimpin oleh seorang pendeta. Setelah itu, barulah proses penggalian dimulai diiringi dengan pelemparan uang dari pihak keluarga kepada para penggali dengan makna agar penggali terus bersemangat menggali sampai menemukan jasad leluhur. Selanjutnya, apabila sudah ditemukan, maka tulang belulang leluhur akan dibersihkan dari tanah atau benda lainnya, kemudian dilumuri dengan kunyit yang dilambangkan sebagai emas yang artinya kemenangan, lalu dimasukkan ke dalam peti yang lebih kecil. Setelah itu, pemberian sirih yang artinya permisi kepada leluhur yang akan dipindahkan tulang belulangnya. Kemudian terakhir sebelum peti dimasukkan ke dalam tugu diperaskan jeruk purut ke dalam peti yang dipercaya mampu mengusir roh-roh jahat agar tidak ikut bersama tulang belulang yang akan dinaikkan ke tugu. Setelah itu, peti dimasukkan ke dalam tugu dan bekas kuburan sebelumnya akan ditanami pohon si tabar (pisang kepok) yang dipercayai jikalau terdapat tulang belulang yang tertinggal akan ditawari kepada pohon si tabar. Ada prinsip-prinsip moral yang mengikat orang Batak dan leluhurnya yang terwujud dalam jalinan struktur kekerabatan dan nilai-nilai agama yang berhubungan dengan leluhur. Termasuk di dalamnya adalah kerbau disembelih sebagai lambang keramat bagi masyarakat Batak dalam upacara Mangokal Holi, karena dengan lambang ini semua keturunan menjadi satu keluarga besar.

Proses pemotongan hewan Kerbau sebagai lauk makanan untuk tamu undangan
info gambar

Pemotongan Kerbau Lambang Keramat | Foto: Dokumentasi Pribadi


3. Harapan

Budaya Mangokal Holi ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan Hagabeon (Panjang Umur), Hasangapon(Kehormatan), dan Hamoraon(Kekayaan). Kebudayaan Mangokal Holi merupakan suatu acara sukacita dari keluarga inti dengan tujuan mengucapkan syukur kepada leluhur yang diokal. Seluruh biaya yang dikeluarkan selama persiapan hinga kepada perayaan Mangokal Holi haruslah ditanggung bersama oleh garis keturunan yang mengadakan acara serta haruslah mengundang seluruh warga desa untuk bersama menikmati berkat yang didapatkan dari garis keturunan tersebut. Dengan undangan tersebut, maka masyarakat desa menganggap bahwa semua garis keturunan yang diokal tersebut sudah berhasil dan sejahtera, hal inilah yang dikatakan sebagai Hasangapon. Selain itu, dengan adanya budaya Mangokal Holi ini sebagai penghormatan kepada leluhur diharapkan akan mendatangkan berkat kepada keturunannya.

Kegiatan Perayaan berupa manortor/menari antara pihak keluarga
info gambar

Perayaan | Foto: Dokumentasi Pribadi


Pada dasarnya Mangokal Holi itu perlu untuk dilakukan karena merupakan bagian dari adat, baik keluarga yang berkecukupan maupun tidak berkecukupan. Seperti peribahasa yang mengatakan "Besar pun adat, kecil pun adat". Kawan, budaya yang ada di Indonesia pastilah memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing. Oleh karena itu, marilah kita selaku generasi muda tetap merawat dan mempertahankan warisan leluhur kita, sebab memiliki nilai yang sangat baik dalam membangun dan menjalin hubungan yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AV
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.