the legend of sendang made - News | Good News From Indonesia 2023

u201cThe Legend of Sendang Madeu201d

u201cThe Legend of Sendang Madeu201d
images info

u201cThe Legend of Sendang Madeu201d


#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Cerita Kebudayaan dari Daerahku

Suatu ketika, terjadilah serangan secara mendadak disebuah Kerajaan Dharmawangsa oleh Kerajaan Wora-Wari yang mengakibatkan Raja Airlangga bersama dayang dan prajuritnya yang bernama Roro Kembang Sore, Ayu Sekar Melati Kenanga, Gading, Joko Tungkul, dan Klebet untuk melarikan diri dan meninggalkan istana.

Disepanjang perjalanan meninggalkan istana Raja Airlangga bersama dayang dan prajuritnya menyamar sebagai seniman dan terus berjalan dan singgah dibeberapa tempat diantaranya Gunung Wilis, Gunung Klotok, Gunung Emas Kumambang, dan Gunung Tunggorono, sambil amen agar identitasnya tidak diketahui oleh masyarakat.
Setelah menyusuri beberapa tempat sambil menyamar sebagai seniman, Raja Airlangga pada akhirnya bertemulah dengan sebuah gunung yang bernama Gunung Kapucangan yang berada di sebelah utara Kabupaten Jombang.

Setelah sampai di Gunung Kapucangan, Raja Airlangga bersama dayang dan prajuritnya betemu dengan penjaga pintu gerbang Gunung Kapucangan yang bernama Joyo Den Lengkung dan melakukan komunikasi yang akhirnya Joyo Den Lengkung membawa Raja Airlangga bersama pasukannya untuk bertemu Mpu Narotama.

Setelahnya bertemu dengan Mpu Narotama yang diantar oleh Joyo Den Lengkung. Mpu Narotama adalah sebuah guru yang yang terkenal dengan ilmunya yang sangat luar biasa sehingga dikenal sebagai cendekiawan. Sehingga Raja Airlangga memutuskan untuk menimba ilmu selama tiga tahun untuk menyiapkan diri sebagai seorang raja, selama menjalani proses menimba ilmu dayang-dayang bersama prajurit tetap menjalankan aktivitas keseharian dengan menjadi masyarakat desa yang sangat damai disebuah kawasan Gunung Kapucangan tanpa diketahui identitasnya sedikitpun.

Selama proses menimba ilmu bersama Mpu Narotama, Raja Airlangga sangat serius dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang murid, hal ini terlihat jelas ketika Mpu Narotama dan Raja Airlangga sedang melakukan pertapaan dan kegiatan yang sangat religius yang bertujuan untuk memperbesar penguasaan ilmu yang diberikan oleh Mpu Narotama sebagai bekal Raja Airlangga untuk memimpin suatu kerajaan yang akan datang.

Di lain sisi terdapat Galuh Dewi Sekarwati seorang putri dari Mpu Narotama yang menjadi guru dari Prabu Airlangga. Sosok Galuh Dewi Sekarwati digambarkan sebagai perempuan yang cantik, jelita dan menjadi primadona. Kebiasaan dari Galuh Dewi Sekarwati adalah mandi di sebuah sendang yang bernama Sendang Drajat. Sendang Drajat adalah salah satu sendang yang airnya jernih dan memancarkan bau yang harum mewangi. Drajat sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa jawa yang kemudian jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bermakna, derajat, pangkat dan kedudukan. Oleh karenanya Sendang Drajat merupakan kolam pemandian untuk Raja dan keluarga kerajaan.

Saat dalam masa penyamaran Airlangga beserta rombongan sering menggunakan Sendang Pangilon untuk berkaca wajah. Dayang Kembang Sore dan Ayu Sekar Melati juga menggunakan Sendang Pangilon untuk berkaca. Sendang pengilon berasal dari bahasa jawa yang berarti kaca. Digunakan untuk berkaca dan konon Sendang Pangilon juga digunakan semacam kaca benggala mengintai serangan musuh.

Saat berada dalam masa penyamaran Dua dayang dari Airlangga yang bernama Gading dan Kenanga, ketika membutuhkan air untuk aktivitas sehari-hari, mereka menggunakan sendang pomben sebagai sumber utamanya. Sendang Pomben adalah sendang yang digunakan untuk kebutuhan air sehari-hari selama raja berada dalam masa penyamaran. Pomben sendiri merupakan berasal dari kata bahasa jawa omben, yang berarti minum. Air Sendang Pomben sering digunakan sebagai air minum, memasak, dan kebutuhan yang memerlukan air lainnya.

Pada masa bergurunya Airlangga kepada Mpu Narotama, sang Maha Guru terkesan dengan kerendah hatian dan kewibawaan seorang yang bernama Airlangga. Selama berguru kepada Mpu Narotama Airlangga selalu patuh terhadap perintah gurunya, sehingga membuat Mpu Naratoma terkesima. Alhasil Mpu Narotama mempunyai keinginan untuk menjodohkan Putrinya Galuh Dewi Sekarwati dengan Airlangga. Setelah keinginan Mpu Narotama terwujud, pada akhirnya Mpu Narotama sendiri yang menikahkan Airlangga dengan putrinya Galuh Dewi Sekar Wati. Pernikahan ditandai dengan prosesi siraman yang berlangsung di kediaman Mpu Narotama. Dengan demikian Galuh Dewi Sekarwati telah sah menjadi istri Airlangga.

Setelah tiga tahun lamanya Airlangga berguru kepada Mpu Narotama, Airlangga merasa bekal ilmu dan pengabdiannya sudah cukup. Airlangga merasa sudah waktunya untuk meninggalkan Kapucangan. Kemudian Airlangga memohon restu kepada Mpu Narotama untuk melakukan perjalanan pulang. Dalam perjalanan pulang, terlihat rombongan Airlangga beserta Istrinya Galuh Dewi Sekarwati dan para dayang serta prajuritnya.

Setelah sampai di Kahuripan Kediri, Airlangga mendirikan sebuah kerajaan yang diberi nama Kerajaan Kahuripan. Kemudian Airlangga naik tahta dan mendapatkan gelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. mulai dari pesatnya pembangunan termasuk pembangunan bendungan, pelabuhan, dan jalan. Raja Airlangga juga meringankan beban pajak yang menyulitkan rakyatnya. Sehingga ditemani istrinya Galuh Dewi Sekarwati, Raja Airlangga menjadi sosok yang berwibawa, adil, bijaksana dan dihormati para rakyatnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.