mengenal tradisi uang panai suku bugis - News | Good News From Indonesia 2023

Mengenal Tradisi "Uang Panai" Suku Bugis

Mengenal Tradisi "Uang Panai" Suku Bugis
images info

Mengenal Tradisi "Uang Panai" Suku Bugis


#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 16.771 pulau yang membentang dari sabang sampai merauke. Negara ini juga dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati dan keberagaman penduduk nya yang berasal dari berbagai jenis ras, etnis dan suku bangsa. Keberagaman inilah yang membangun karakteristik dan ciri khas bangsa Indonesia.

Pada tahun 2010 Sensus BPS mencatat sebanyak 1.340 suku tersebar di pulau Nusantara. Suku bangsa yang beragam melahirkan budaya yang bermacam-macam yang kemudian membentuk tradisi berdasarkan norma adat dan budaya tersebut. Setiap suku memiliki keunikan dalam budaya mereka masing-masing seperti suku Bugis contohnya. Suku yang satu ini mempunyai banyak tradisi dan budaya yang unik dan sangat menarik untuk dibahas.

Salah satu tradisi tersebut adalah tradisi Uang Panai suku bugis. Suku bugis merupakan suku mayoritas yang menduduki daerah Sulawesi Selatan, tepatnya di Makassar. Praktik tradisi Uang Panai sendiri ini sudah dilakukan secara turun-temurun oleh budaya bugis-makassar. Istilah Uang Panai merujuk pada bahasa bugis yaitu Doe’ panai’ atau doe’ menre’ yaitu uang belanja dan uang pinangan (uang panai) yang akan dipenuhi atau dibayarkan pihak laki-laki kepada pihak keluarga perempuan sebelum proses pernikahan berlangsung. Uang Panai juga dianggap sebagai simbol keseriusan dan penghormatan sang mempelai pria kepada calon mempelainya.

Sebenarnya jika dilihat secara sekilas, konsep Uang Panai ini hampir sama seperti mahar. Tetapi, sebenarnya kedua hal tersebut berbeda. Perbedaan yang mendasar adalah jika mahar itu diberikan dan akan menjadi milik mempelai wanita serta menjadi hak mutlaknya, sedangkan uang panai diberikan ke pihak keluarga mempelai wanita yang dimana akan dipegang oleh orang tua istri dan digunakan untuk membiayai semua kebutuhan resepsi pernikahan.

Dalam menentukan jumlah Uang Panai tersebut dapat diukur sesuai dengan strata mempelai wanita. Strata tersebut dapat dilihat dari kecantikan, status sosial, pendidikan hingga garis keturunan si wanita. Jadi, semakin tinggi status sosial dan pendidikan wanita tersebut maka akan semakin tinggi Uang Panai yang harus dibayarkan. Bahkan, uniknya lagi uang panai ini juga dapat ditentukan berdasarkan marga sang istri. Misalnya, wanita dengan marga Andi biasanya memiliki uang panai yang sangat mahal karena marga Andi sendiri merupakan keturunan bangsawan atau darah biru.

Uang Panai yang begitu mahal kadang-kadang menjadi kendala dan hambatan untuk melangsungkan pernikahan. Sehingga, akan berujung pada Silariang (Istilah Kawin Lari dalam bahasa Bugis). Silariang ini sendiripun dianggap sebagai aib dan sesuatu yang sangat memalukan/merendahkan bagi masyarakat Bugis. Orang-orang yang melakukan Silariang biasanya akan diasingkan oleh keluarga nya sendiri atau dibuang.

Namun, meskipun begitu jumlah besaran uang panai juga dapat disesuaikan dengan kemampuan mempelai pria dan permintaan dari keluarga pihak wanita sehingga diharapkan tidak memberatkan pihak laki-laki dan tetap bisa menjalankan sesuai tradisi.

Sayangnya, Tradisi Uang Panai ini juga sering dijadikan sebagai salah satu ajang'adu gengsi'yang dimana ini bertentangan dengan tujuan murni tradisi ini yaitu sebagai bentuk penghormatan danpenghargaan mempelai priaterhadapwanita yang ingin diperistrinya. Selain itu, tradisi Uang Panai dipercaya dapat mempertahankan pernikahan sang mempelai kelak karena jumlah besaran Uang Panai yang tidak sedikit sehingga akan menjadi bahan pertimbangan untuk keduanya.

Terlepas dari itu, tradisi seperti ini harus terus dilestarikan apalagi ini menjadi ciri khas suku Bugis dan salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.