Air merupakan salah satu kebutuhan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Selain dikonsumsi, air juga berpengaruh pada aktivitas manusia lainnya, seperti mencuci, mandi, hingga wudu bagi masyarakat yang menganut agama Islam.
Hal inilah yang mendorong Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menerapkan konsep masjid ramah lingkungan. Konsep ini diterapkan di Masjid At Tanwir yang berada di lingkungan Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta.
Tidak main-main, penerapan konsep masjid ramah lingkungan ini berhasil menghemat penggunaan air sebanyak dua puluh hingga tiga puluh persen dari biasanya.
Penerapan konsep tersebut tentu bisa menjaga ketersediaan air yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal.
Terlebih, konsep masjid ramah lingkungan ini sesuai dengan misi yang diusung dalam 10th World Water Forum yang akan diselenggarakan di Bali, Indonesia dalam beberapa pekan ke depan.
Lantas bagaimana penerapan konsep masjid ramah lingkungan tersebut?
Mengenal Konsep Masjid Ramah Lingkungan
.jpg)
Ilustrasi konsep masjid ramah lingkungan | Unplash/Masjid Pogung Dalangan
Dilansir dari laman InfoPublik, penerapan konsep masjid ramah lingkungan di Masjid At Tanwir berlandasan kepada dua hal berbeda.
Pertama, penerapan konsep ini berfokus pada water recycle atau sistem daur ulang air yang ada di masjid tersebut.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa sistem water recycle ini diterapkan dengan cara menampung air bekas wudu para jamaah yang menjalankan ibadah di masjid tersebut.
Air bekas wudu ini kemudian akan diarahkan ke sebuah bak penampungan yang nantinya akan dipompa ke tangki khusus water recycle.
Setelah itu, air yang sudah didaur ulang ini akan didistribusikan kembali untuk berbagai keperluan lain di masjid tersebut, seperti mengisi kolam ikan, mencuci kendaraan operasional, hingga menyiram tanaman yang ada di lingkungan sekitar.
Dengan demikian, air bekas wudu tidak terbuang begitu saja dan masih bisa dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
Penerapan kedua pada konsep masjid ramah lingkungan adalah penggunaan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Terdapat enam panel surya yang dipasang dan digunakan di Masjid At Tanwir.
Penggunaan panel surya ini diketahui bisa mencukupi sepuluh hingga lima belas persen kebutuhan listrik secara keseluruhan.
Hal ini tentu akan meringankan biaya operasional masjid, terutama untuk pembayaran listrik dengan penggunaan panel surya tersebut.
Humas Pimpinan Pusat Muhammadiyah Zainal Abidin menyebutkan bahwa penerapan konsep masjid ramah lingkungan ini merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga alam sekitar.
"Kita lihat di mana-mana masjid itu, jamaah berwudu dengan air, tapi dibuang dengan sia-sia. Sehingga, PP Muhammadiyah punya ide untuk menggunakan sisa air wudu ini untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya," jelas Zainal Abidin seperti yang dikutip dari InfoPublik.
Dirinya juga berharap masjid-masjid yang ada di Indonesia bisa menerapkan hal ini agar bisa merawat alam dengan cara menghemat penggunaan air dan sejenisnya.
Selaras dengan Misi 10th World Water Forum
.jpg)
10th World Water Forum | Instagram @worldwaterforum10
Penerapan konsep masjid ramah lingkungan ini selaras dengan misi 10th World Water Forum.
Sekedar informasi, konferensi internasional yang membahas tentang isu lingkungan, khususnya air ini akan diadakan di Bali, Indonesia pada 18 hingga 25 Mei 2024 mendatang.
Terdapat empat misi utama yang akan dibahas dalam gelaran tersebut, yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Konsep masjid ramah lingkungan ini setidaknya selaras dengan dua poin utama yang diusung dalam misi 10th World Water Forum.
Penggunaan sistem water recycle pada konsep tersebut membuat ketersediaan air bisa digunakan dengan semaksimal mungkin, sehingga tidak terbuang begitu saja.
Sumber:
- https://infopublik.id/kategori/siaran-pers/847518/siaran-pers-world-water-forum-ke-10-hemat-30-persen-air-dengan-konsep-masjid-ramah-lingkungan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News