mendatangi gelaran musik bising edisi jogja noise bombing 2024 area yogyakarta street - News | Good News From Indonesia 2024

Mendatangi Gelaran Musik Bising, Edisi Jogja Noise Bombing 2024 Area Yogyakarta Street

Mendatangi Gelaran Musik Bising, Edisi Jogja Noise Bombing 2024 Area Yogyakarta Street
images info

Mendatangi Gelaran Musik Bising, Edisi Jogja Noise Bombing 2024 Area Yogyakarta Street


Sering kali, sesuatu hal yang bising diidentifikasi dengan sesuatu yang mengganggu. Menariknya, pada gelaran Jogja Noise Bombing, kebisingan menjadi suatu pertunjukan. Orang-orang menikmati musik yang anggapan orang awam mungkin saja terdengar ‘berisik’. Irama yang berasal dari efek-efek, tanpa tangga nada tersebut beredar di ruang-ruang pertunjukan di beberapa titik di kota Yogyakarta.

Jauh sebelum event tersebut, Jogja Noise Bombing Fest 2024 telah memulai open submission sejak 1 November—5 Desember 2023. Sebanyak 93 partisipan dari 27 negara terkumpul. Kemudian partisipan tersebut dikurasi menjadi sekitar 30 noise acts dari berbagai negara. Bahkan, beberapa dari mereka kali ini juga akan terlibat di Jogja Noise Bombing Fest 2024.

Gelaran Jogja Noise Bombing Festival 2024

Tahun 2024, perhelatan Jogja Noise Bombing Fest 2024 bukan hanya menampilkan musisi saja, tetapi juga didukung dengan pemutaran film eksperimental dan dokumenter. Adapun film eksperimental nantinya akan dikurasi oleh Indonesian Film Archivist Society (IFAS).

Gelaran yang diinisiasi oleh kolektif Jogja Noise Club terebut diadakan mulai 3—5 Mei 2024. Jogja Noise Bombing 2024 digelar di beberapa titik seperti Sangkring Art Space, Krack Studio, Sleman Creative Space, dan sekitar jalanan Kota Yogyakarta. Keseluruhan rangkaian ini acara JNB 2024 ini dapat dikunjungi untuk umum dan gratis.

baca juga

Menyaksikan Pertunjukan Musik di Pinggir Jalan

Kawan GNFI dapat menyaksikan Jogja Noise Bombing 2024 di sepanjang jalan Wijilan (Area Yogyakarta Street) pada tanggal 4 Mei 2024. Area tersebut sangat terkenal dengan sajian gudeg-nya. Jika kebanyakan orang hanya datang untuk menikmati kuliner, maka selama acara JNB 2024 akan terasa berbeda. Sebab, orang-orang yang datang ke Jalan Wijilan akan bersantap ria sembari menyaksikan gelaran Jogja Noise Bombing.

Muda-mudi dengan style edgy dan eksentrik, kebanyakan berbaju hitam, berseliweran di area Jalan Wijilan. Ada titik area yang dipergunakan performer untuk tampil.

Menariknya, ketika proses persiapan balik layar, untuk mempersiapkan arena pertunjukan dapat disaksikan sebagai pertunjukan tersendiri. panitia membongkar pasang area pertunjukan dengan waktu yang berseling hitungan menit setelah gelaran selesai.

Setidaknya, ada 3 kali bongkar pasang yang dikerjakan para panitia. Mereka berpindah dari satu titik ke titik lain yang jaraknya dekat sekitar 100 meter di sepanjang Jalan Wijilan.

Beberapa warga lokal, seperti pedagang pengayuh becak dengan antusias turut menyaksikan, mungkin dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi isi kepala. Beberapa, sempat terlontar menggunakan bahasa Jawa “Musik opo to, iki?” , “Alate do rusak po kok ngikngok-ngikngok?” (“Musik apa ini?”, Alatnya apa rusak kok berbunyi ngik ngok ngik ngok?”).

Musik noise memang masih sangat minim dikenal dikalangan masyarakat. Musik yang sulit dipahami, cukup dinikmati. Musik dengan kategori eksperimental dan instrumental seperti ini memang tidak awam di telinga masyarakat. Namun, setidaknya ketika kehadirannya diterima, itu cukup untuk menjadi angin segar. Bahwa musik-musik kategori tersebut tidak lagi berstigma negatif.

Arena pertunjukan Jogja Noise Bombing, berlatar visual Plengkung Wijilan yang sangat iconic dan terlihat sangat Jogja. Hiruk pikuk dengung yang dipertunjukan artisan musik noise, berbaur dengan suara lalu lalang kendaraan. Sesekali bersahutan dengan suara penjual bakso, mie ayam, dan es krim yang lewat di Jalanan.

baca juga

Penampilan musik noise di jalanan ini, merujuk pada sejarah kolektif Jogja Noise Club terbentuk. Bermula dari kegiatan street noise noise bombing yang kerap dilakukan kala itu. Kini musik ini dihadirkan kembali di ruang publik, tujuannya untuk memperkenalkan noise ke khalayak umum.

Apalagi kehadirannya di Jalan Wijilan, yang mana berbaur dengan lalu lalang suara motor dan aktivitas masyarakat, berlangsung tertib dan tidak mengganggu. Mereka cukup diterima, diberi ruang, dan diapresiasi. Seharusnya inilah wajah Jogja yang diperlihatkan ke khalayak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.