Kabupaten Gresik di Jawa Timur dikenal sebagai pusat pengembangan tanaman obat rimpang, terutama kunyit. Dengan luas area pengembangan mencapai 600 hektar, Gresik mengusahakan berbagai jenis rimpang, khususnya kunyit atau Curcuma domestica, yang memiliki banyak manfaat baik sebagai bahan baku obat maupun karena permintaan pasar yang tinggi.
Desa Kesamben Wetan di Kecamatan Driyorejo adalah lokasi paling strategis untuk budidaya kunyit dengan akses yang mudah ke pasar domestik dan internasional. Pada tahun 2019, Kabupaten Gresik berhasil mengekspor kunyit ke India dengan nilai sekitar 19,2 miliar rupiah.
Produksi kunyit di Gresik terus meningkat setiap tahunnya. Data dari BPS Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa pada tahun 2022, produksi kunyit mencapai 24.817.192 kilogram.
Adapun dalam beberapa tahun terakhir, Gresik meningkatkan upaya ekspor kunyit, termasuk rencana ekspor ke India dan Eropa pada Oktober 2021. Desa Sidoraharjo Kedamean di Gresik, yang merupakan penghasil kunyit terbesar di daerah tersebut, telah mempersiapkan kunyit dan empon-empon untuk ekspor.
Faktor Produksi Kunyit
Kawan pasti kepo, dong, apa yang menyebabkan faktor produksi kunyit di Gresik sangat besar?
Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi kunyit di Gresik antara lain adalah iklim, curah hujan dan suhu udara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kunyit, di mana perubahan tersebut dapat mengurangi produktivitas tanaman.
Produktivitas hama yang perlu dikurangi dengan pupuk pestisida juga menjadi faktor agar penanganan hama seperti tikus dan ulat tidak dapat menurunkan produksi kunyit.
Jenis dan kondisi tanah sangat mempengaruhi hasil produksi kunyit, dengan tanah yang subur tumbuhan ini nantinya akan lebih cocok untuk menanam tanaman pangan seperti jagung dan kunyit.
Penanaman kunyit juga tidak lepas dari faktor pemerintah. Kebijakan pemerintah Kabupaten Gresik ternyata juga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menjadi petani dan meningkatkan produksi pertanian, lho!
Hal ini dikarenakan masyarakat mulai percaya bahwa pertanian mereka dapat diakui oleh pemerintah. Sehingga hasil produksi dan pemanfaatan penjualan produk dapat meningkat pesat.
Budidaya Tanaman dalam Produktivitas Kunyit
Warga Gresik memproduksi kunyit melalui budidaya tanaman. Gresik merupakan daerah penghasil kunyit terbesar di Jawa Timur, dengan produksi mencapai 24.817.192 kilogram pada tahun 2022.
Proses budidaya kunyit ini melibatkan penggunaan pupuk dan irigasi yang efisien, serta penerapan teknik budidaya yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Nah, Kawan GNFI perlu tahu bahwa warga Gresik menjual kunyit melalui berbagai metode, termasuk:
- Penjualan langsung: Petani kunyit menjual produk mereka langsung kepada konsumen di pasar tradisional atau melalui toko-toko yang menjual produk lokal.
- Penjualan melalui distributor: Petani kunyit juga mendistribusikan produk mereka melalui distributor, yang kemudian menjualnya ke toko-toko atau restoran yang membutuhkan bahan baku untuk masakan.
- Ekspor: Gresik juga mengekspor produk kunyit ke luar negeri, seperti ke India dengan nilai sekitar 19,2 miliar rupiah pada tahun 2019.
Menarik, bukan? Kawan tentu tertarik memproduksi bahan baku setelah melihat hasil produksi kunyit oleh para petani di Gresik. Banyak cara yang dapat dilakukan mulai dari membeli tanaman dan membudidayakan nya di rumah.
Jangan lupa, ajak Kawan lain untuk saling merawat salah satu rempah yang biasa digunakan di Indonesia sebagai salah satu upaya menjaga produktivitas pertanian.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News