Perusahaan energi asal Italia, Eni, menggelontorkan investasi sebesar 14,8 miliar dolar AS atau setara Rp240 triliun (kurs Rp16.245,85) untuk proyek pengembangan laut dalam Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD). Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Shinta Damayanti membeberkan angka tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI.
"Untuk IDD telah terjadi persetujuan perubahan pengendali ke Eni pada 15 September 2023 dan telah dilaksanakan revisi PoD southern dan northern pada 2024. Target on stream pada 2027," tuturnya dalam tayangan virtual, Rabu (29/5/2024).
Shinta mengungkapkan, total investasi tersebut terbagi dua untuk pengembangan blok IDD di wilayah kerja Ganal. Sebanyak 3,4 miliar dolar AS dikucurkan Eni untuk southern hub, yaitu blok gas Gendalo dan Gandan, lalu 11,4 miliar dolar AS untuk northern hub yang terdiri dari Gehem dan Geng North.
Eni resmi menjadi operator IDD pada 25 Juli 2023 setelah mengakuisisi saham Chevron di blok Ganal PSC (62 persen), Rapak PSC (62 persen), dan Makassar Straits PSC (72 persen), di Cekungan Kutai, lepas pantai Kalimantan Timur. Sebelum itu, Eni sudah mengantongi 20 persen saham sebagai nonoperator di Blok Ganal dan Rapak.
Hak operasi itu memungkinkan Eni untuk mempercepat pengembangan proyek IDD, terutama di Ganal PSC, dengan perkiraan cadangan gas alam sekitar 2 triliun kaki kubik (TCF). Operasi itu dilakukan tak lama setelah ENI mengakuisisi Neptune Energy.
“Ini akan memperkuat posisi Eni di Indonesia. Akuisisi juga sejalan dengan strategi transisi energi Eni untuk meningkatkan pangsa produksi gas alam menjadi 60 persen pada 2030,” tulis Eni dalam keterangan resmi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
