muggle dayak - News | Good News From Indonesia 2024

Muggle di Harry Potter Ada Hubungannya dengan Suku Dayak?

Muggle di Harry Potter Ada Hubungannya dengan Suku Dayak?
images info

Muggle di Harry Potter Ada Hubungannya dengan Suku Dayak?


Suku Dayak dan muggle, apa hubungannya?

Apa yang pertama kali Kawan pikirkan ketika membaca atau mendengar kata Dayak? Pasti kamu akan mengatakan bahwa Dayak adalah suku asli yang mendiami pulau Kalimantan. Begitu pula muggle. Ini adalah istilah dari film fiksi yang berjudul Harry Potter karangan JK. Rowling yang merujuk kepada orang yang tidak memiliki kemampuan sihir (atau orang biasa).

Lantas, apa hubungannya dengan Dayak? Dayak memiliki kebudayaan suku yang unik yang hingga saat ini masih melakukan kebiasaan yang di lakukan oleh nenek moyang terdahulu. Namun, tahukah Kawan jika semakin hari jumlah suku Dayak yang mendiami Kalimantan semakin menurun drastis?

Hal tersebut diakibatkan oleh semakin banyaknya suku lain yang datang. Dengan demikian, banyak terjadi pernikahan campuran antara suku Dayak dan suku lainnya yang mengakibatkan hilangnya suku asli “Dayak murni”.

Menurut penulis, sebetulnya tidak ada masalah terkait hal ini. Suku Dayak maupun suku lainnya tetaplah satu kesatuan bangsa Indonesia.

Ini tentu saja membuktikan kuatnya kesatuan kita hingga tidak membedakan suku satu dengan yang lain. Hal ini juga menunjukan betapa bangsa kita adalah bangsa yang besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan suku bangsa di dalamnya.

baca juga

Namun, tentu saja ini menjadi salah satu masalah jika masyarakat suku Dayak mulai melupakan bahasa Dayak itu sendiri. Banyak yang mulai tidak mengerti dan tidak bisa membahasakan bahasa Dayak karena bercampurnya beberapa suku, sehingga bahasa Dayak mulai jarang digunakan.

Ada banyak yang perlu kita pelajari dari “terpinggirnya” suku Betawi dari tanah Jakarta, padahal mereka adalah suku asli yang mendiami ibu kota itu pada awalnya. Tergiur tanah mereka dibeli dengan harga tinggi oleh perusahaan, perkantoran, ataupun pemerintah untuk pembangunan ibu kota saat itu.

Mereka mulai menjual tanah bahkan rumah dan saat ini suku Betawi malah banyak yang tinggal didaerah terpinggir.

Penulis saat ini pun bekerja pada salah satu sekolah swasta di Samarinda dan ternyata tidak ada satu pun rekan yang berasal dari suku Dayak Benuaq.

Ya, Dayak memiliki beberapa rumpun, Kalimantan Timur saja memiliki ratusan suku dayak yang berbeda, perbedaan bisa dilihat dari warna kulit, bahasa, baju adat hingga ukiran dayak serta upacara adat. Samarinda sendiri sudah dipenuhi dengan pendatang, sehingga sulit menemukan yang serumpun.

Suku Dayak Benuaq, Tunjung, dan Bahau biasanya banyak terdapat di Kutai Barat, suku Dayak Kenyah, Lundayeh, dan lainnya banyak terdapat di Kaltara, Tabang, dan Pampang.

Makin maraknya pembangunan rumah ibadah yang khusus untuk suku tertentu, membuat suku Dayak makin kurang terlihat diperkotaan. Penulis akui, suku lain jeli melihat peluang dan peka terhadap kesempatan yang datang sehingga suku lain cepat maju di tanah Kalimantan ini.

Sadar tidak sadar suku Dayak ibarat user hanya pengguna dari fasilitas bukanlah orang yang terjun sebagai pembuat atau pencetus. Mungkin ada segelintir suku Dayak yang berperan di pemerintah kota, tetapi sedikit dan jarang.

baca juga

Penulis berharap akan adanya IKN nanti pemerintah lebih memprioritaskan suku asli Kalimantan, semoga suku Dayak bukanlah penonton ditanah sendiri. Masyarakat Dayak apalagi kalangan anak muda, tingkatkan kemampuan kompetensi kita, yang masih dijenjang sekolah gapailah pendidikan setinggi mungkin.

Ada begitu banyak beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah, sedangkan untuk yang sudah bekerja ada begitu banyak platform untuk kita belajar secara online untuk meningkatkan skill. Penulis turut bangga dengan adanya konten kreator bernama Uyau Moris.

Ia selalu membawakan musik dan meng-cover lagu-lagu kekinian dengan gaya dan musik Dayak Sapeq, sungguh indah dan layak dinikmati. Semoga kita tidak pernah melupakan identitas kita ditengah gempuran modernisasi, selalu mengingat bahasa kita, yaitu bahasa Dayak di manapun kita berada, kebudayaan, dan kebiasaan kita.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

VL
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.