Pada tahun 2019, warga Ponorogo berbondong-bondong pindah ke Malang karena termakan fatwa meteor jatuh di bulan Ramadhan. Saat itu warga panik karena disebutkan meteor jatuh itu adalah salah satu tanda kiamat.
Dimuat dari Detik, ada 52 warga Ponorogo dari Desa Watubonang, Kecamatan Badegan yang eksodus ke Malang. Mereka pindah ke Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin, Kasembon, Kabupaten Malang.
Kepindahan mereka mencuri perhatian dan menimbulkan tanda tanya. Lantaran banyak dari mereka yang pergi dengan menjual rumah seperti tidak akan pernah kembali. Saat itu, warga diminta menjual asetnya untuk bekal ke akhirat.
“Pada awalnya mereka dipengaruhi atau diajak oleh Katimun (48), warga RT 05 RW O1 Dukuh Rrajan, Desa Watubonang yang merupakan jemaah santri di sana,” kata Camat Badegan, Ringga Irawan.
“Jemaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal akhirat, dibawa dan disetorkan ke pondok. Jemaah salat 5 waktu di masjid pondok,” imbuh Ringga.
Fatwa kiamat
Ringga menjelaskan bahwa warganya mendapatkan fatwa Thoriqoh Musa dari Katimun mulai dari kiamat sudah dekat, soal perang, hingga kemarau panjang. Karena itulah jemaat diminta menjual aset-aset yang mereka milik untuk bekal akhirat.
Dikatakannya, jemaat diminta untuk membeli pedang seharga Rp1 juta. Sementara jemaah yang tidak membeli pedang diharuskan menyiapkan senjata di rumah, sehingga meresahkan warga sekitar.
Selain itu jamaat diminta menyetor gabah 500 kg per orang. Bahkan ada anak kelas 5 SD yang sudah ditarik dari pondok mengatakan ke orang tuanya tentang sesuatu hal yang mengerikan.
“Jika nanti terjadi paceklik, tangan adik saya potong, saya makan,” cerita si anak.
Mengaku difitnah
Karena kabar meresahkan itu, Kapolres Batu Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto datang ke Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin untuk memastikan kebenaran fatwa kiamat sudah dekat.
Budi bertemu dengan pengasuh pondok pesantren (ponpes) Gus Muhammad Romli. Budi meminta klarifikasi atas kabar yang beredar. Setelah pertemuan itu, Budi memastikan di ponpes ini tidak ada ajaran yang keluar dari agama Islam.
“Kita mencoba mendalami dan melihat langsung ponpes ini, menurut cerita agak miris ternyata tidak benar. Ponpes sangat layak, dan mampu menyiapkan bahan pokok untuk jamaah dan santri,” kata Budi yang dimuat Kumparan.
Budi menegaskan bahwa fatwa kiamat sudah dekat adalah kabar hoaks yang disebarkan oleh orang tak bertanggung jawab. Faktanya, pihak ponpes hanya mengajarkan bahwa meteor jatuh merupakan bagian dari 10 tanda kiamat.
“Gus Romli itu hanya menyebut bahwa 10 tanda kiamat salah satunya adalah datangnya meteor. Tak ada fatwa hari kiamat sudah dekat,” tandasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News