cerita gedung setan di semarang yang jadi tempat berkumpul freemansory - News | Good News From Indonesia 2024

Cerita Gedung Setan di Semarang yang Jadi Tempat Berkumpul Freemansory

Cerita Gedung Setan di Semarang yang Jadi Tempat Berkumpul Freemansory
images info

Cerita Gedung Setan di Semarang yang Jadi Tempat Berkumpul Freemansory


Kota Semarang, Jawa Tengah sebagai kota perdagangan memiliki persentuhan dengan peradaban Eropa yang cukup panjang. Karena itu, jejak Freemason yang merupakan organisasi rahasia dari Eropa pernah menjalankan aktivitas di Semarang.

Dimuat dari Solopos, pemerhati sejarah Kota Semarang, Johanes Cristiono membenarkan organisasi Freemason pernah ada di Kota Semarang. Bahkan organisasi ini pernah menggunakan gedung di Jalan Imam Bonjol sebagai pusat aktivitas.

baca juga

Gedung bernama asli La Constante et Fidele itu berdiri tahun 1801. Tempat itu digunakan sebagai perkumpulan para ahli kebatinan di Kota Semarang. Karena itulah masyarakat sekitar menjulukinya sebagai Gedung Setan.

“Sejak awal (dibangun) berfungsi untuk pertemuan organisasi Freemason. Organisasi ini bukan kelompok agama, tapi sering merekrut orang-orang berpengaruh untuk bergabung jadi anggota,” jelasnya.

Tempat ritual

Johanes menyebutkan bangunan ini memang digunakan para anggota sekte itu untuk melakukan kegiatan tak lazim. Salah satu kebiasaan mereka adalah pemanggilan roh untuk diajak berkomunikasi

Tetapi ada juga kesaksian banyak warga yang sering melihat penampakan makhluk astral saat malam hari. Dikatakan, warga kerap diperlihatkan sosok laki-laki tinggi dan berjenggot. Sehingga warga banyak yang melarang anak-anaknya datang ke tempat itu.

baca juga

“Waktu saya kecil atau sekitar 60 tahun yang lalu, saya sering dipesani orang tua saya agar tidak pergi ke situ (Gedung Setan). Karena ada setannya. Yaudah saya manut, tidak main ke situ,” ceritanya.

Dirobohkan

Tetapi bangunan ini kemudian dirobohkan, sejalan dengan pelarangan kegiatan Freemason oleh Presiden Soekarno. Gedung yang sempat digunakan sebagai Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah pada 1973.

Tetapi pada 1976, kantor Kejati Jateng dipindahkan ke Jalan Pahlawan. Bekas gedung organisasi Freemason lantas dirobohkan dan dibangun ulang untuk dijadikan area perkantoran di Jalan Imam Bonjol.

baca juga

“Selain di Kota Semarang, organisasi Freemason ini menyebar di Jakarta, Solo, Yogyakarta, Surabaya. Daerah-daerah lainnya saya kurang tahu pasti. Tapi di Salatiga pernah ditemukan kereta jenazah bersimbolkan (lambang) Freemason,” ungkapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.