Gema peperangan dan seruan evakuasi masih menghantui warga Palestina hingga saat ini. Jutaan warga Palestina terbelenggu oleh serangan militer yang tak henti-henti. Hal tersebut membuat aksi solidaritas terus digaungkan dari belahan negara lain yang telah mendeklarasikan dukungannya untuk membebaskan warga Palestina dari jajahan.
Aksi solidaritas menyeruak di mana-mana, tagar #FreePalestine terus mendominasi media sosial. Aksi protes terhadap agresi militer Israel terjadi di pusat pemerintahan berbagai negara, berharap agar setiap pemangku jabatan mengambil langkah konkret untuk mendukung perdamaian.
Dilansir dari detik.com, di Indonesia sendiri gerakan solidaritas terhadap warga Palestina mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa No.83 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. Tercantum dalam fatwa tersebut, bahwa haram hukumnya mendukung agresi Israel, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk mengonsumsi produk perusahaan yang memberikan keuntungan untuk Israel.
Saat ini, sedang maraknya aksi yang dilakukan oleh berbagai komunitas maupun individu terkait boikot produk ataupun perusahaan yang terafiliasi dengan Israel. Tagar fatwa tersebut pada akhirnya menyadarkan masyarakat Indonesia agar mulai berhenti menjadi konsumen produk-produk yang terindikasi mendukung Israel sebagai bentuk bantuan untuk membebaskan warga Palestina dari jajahan.
Gerakan kolektif memboikot produk-produk yang pro terhadap Israel ini secara psikologis menjadi kewajiban moral sebagai sesama manusia, sehingga dalam batinnya terdorong ungkapan dukungan yang harus dilakukan. Ketika masyarakat dihadapkan dengan konflik kemanusiaan yang menyayat hati. Pada akhirnya menimbulkan seruan empati yang disalurkan dengan berbagai cara, dan salah satunya adalah dengan aksi boikot produk tersebut.
Anak muda yang berperan sebagai pengguna aktif media sosial terbanyak saat ini juga tak mau kalah. Buktinya, semakin banyak informasi yang dibagikan lewat berbagai platform media sosial mereka untuk membangun kesadaran dan dukungan terkait isu kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Mereka juga berbondong-bondong untuk tidak lagi menggunakan produk-poduk yang disinyalir mendukung agresi militer Israel.
Sementara di lain sisi, upaya tersebut dinodai dengan topik bahasan yang baru-baru ini ramai di media sosial, yaitu terkait unggahan video Instagram Story yang menampilkan empat remaja SMP di restoran cepat saji. Video berdurasi belasan detik tersebut dikecam sangat hebat oleh masyarakat. Sebab, terdapat unsur olokan yang mengacu kepada anak-anak korban peperangan di Palestina.
Lantas kemudian video tersebut menjadi viral dan tentunya dibanjiri komentar dari berbagai kalangan yang mengecam etika keempat remaja tersebut.
Kasus video tersebut, dapat menjadi pelajaran bersama untuk kita sebagai anak muda agar bisa lebih bijak dalam menanggapi isu global yang menyangkut kemanusiaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran moral akan isu global di Palestina masih perlu dibenahi untuk anak-anak muda.
Masih ada yang beranggapan bahwa isu sosial di Palestina merupakan hal yang remeh-temeh sehingga bisa menjadi bahan candaan tentunya merupakan perilaku tidak etis dan melanggar norma sosial. Maka, dengan cara mencari tahu sebuah isu sosial lewat literasi-literasi yang disediakan menjadi amat penting saat ini. Tujuannya untuk membenahi kompas moral dan mulai membangun kesadaran sosial terhadap isu-isu global yang terjadi.
Isu kemanusiaan di Palestina bukanlah hal yang remeh. Dukungan kepada warga Palestina melalui berbagai cara harus terus dilakukan secara kolektif. Sebab, jika semakin banyak yang memiliki rasa kemanusiaan, empati, dan solidaritas yang sama, maka bukan tidak mungkin penjajahan di atas dunia terhapuskan.
Sumber:
- https://www.liputan6.com/news/read/5617173/viral-candaan-keji-remaja-putri-olok-olok-palestina-di-restoran-cepat-saji-smpn-216-jakarta-buka-suara
- https://theconversation.com/4-penjelasan-psikologis-terjadinya-aksi-solidaritas-kolektif-bela-palestina-bukan-hanya-tentang-agama-217091
- https://news.detik.com/kolom/d-7142778/menimbang-gerakan-boikot-produk-israel
(Reyvan Andrian Kristiandi - Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News