dari alumnest untuk bangsa perjalanan inspiratif nadya - News | Good News From Indonesia 2024

Dari Alumnest untuk Bangsa, Perjalanan Inspiratif Nadya

Dari Alumnest untuk Bangsa, Perjalanan Inspiratif Nadya
images info

Dari Alumnest untuk Bangsa, Perjalanan Inspiratif Nadya


Bagi Nadya Septiani Sahas, perjalanan menuju kesuksesan tidaklah datang tanpa tantangan. Perjalanan karier Nadya dimulai dari Kajang, Bulukumba, hingga ke Kota Makassar, sebuah kota metropolitan di Indonesia bagian timur.

Meskipun berasal dari daerah dengan akses informasi dan teknologi yang terbatas, serta dari keluarga tanpa hak istimewa, semangat Nadya dalam mengejar cita-citanya tetap tak tergoyahkan.

Ketika memulai perkuliahan pada tahun 2018 sebagai mahasiswa jurusan Manajemen, Nadya menghadapi berbagai tantangan dan batasan, termasuk perbedaan dalam tata bahasa, logat, dan gaya berpakaian yang berbeda dengan daerah asalnya, Kajang.

Nadya juga mengalami pasang surut motivasi di awal perkuliahan setelah menerima kabar duka tentang meninggalnya ibunya, yang merupakan sumber inspirasinya. Kabar duka itu mengubah hidupnya secara drastis, kesedihan mendalam membuatnya menelantarkan perkuliahan selama 3 bulan, yang berdampak pada penurunan nilai akademisnya.

Namun, Nadya kemudian menyadari bahwa hidup harus terus berlanjut, apa pun yang terjadi. “Kalau aku kayak gini terus nggak ada yang berubah, ibu aku nggak bakal hidup. Jadi solusi terbaik yang aku ambil saat itu yaudah, hidup tetap berjalan terus maju”, ungkap Nadya.

baca juga

Dengan semangat baru, gadis tersebut berhasil bangkit dari rasa terpuruk. Nadya mulai giat belajar, meraih IPK tinggi, dan aktif dalam berbagai organisasi dan komunitas. Di tengah kesulitan, Nadya menemukan kecintaan dan minat yang besar dalam bidang akuntansi, keuangan, dan SDM, yang membuatnya dianggap hiperaktif oleh dosen-dosennya. Sebagai hasilnya, dia dipercaya menjadi asisten dosen bidang keuangan dan SDM.

Keinginan kuatnya untuk memperdalam pengetahuannya membawanya mengikuti magang di UNICEF & Markoding sebagai asesor, yang bertugas memantau dan menilai standar proyek. Nadya juga mengikuti program Bulan Inklusif Keuangan oleh OJK, di mana ia terpilih menjadi analis proyek dan pemimpin anggota tim dari tiga universitas berbeda, yakni UINAM, UNM, dan UNHAS.

Selama 3 bulan lamanya di OJK, Nadya belajar banyak tentang bagaimana OJK meningkatkan literasi keuangan di Sulawesi Selatan. Selanjutnya, Nadya mengambil bagian dalam program MSIB pada tahun 2022 sebagai analis dan ketua angkatannya di Kampus Merdeka Bank Indonesia (KMBI).

Pada tahun 2022, Nadya merasa tertinggal setelah teman-teman seangkatannya sudah lulus. Ada tekanan dari keluarga untuk segera menyelesaikan kuliah, tetapi Nadya memutuskan untuk menunda kelulusannya selama satu tahun agar dapat mengikuti mimpi dan rencana yang ia tulis rapi di dinding kamarnya. “Jadi aku tuh, tipikal orang yang selalu set apa pun yang aku targetkan. Aku dulu selalu tempel wishlist aku di tembok kamar aku, jadi pemacu. Itu yang pertama aku lihat dan pertama kejar. Makanya itu juga jadi yang bikin aku nggak ikut-ikutan”, jelasnya. Nadya bahkan tidak pernah menyesali keputusannya untuk menunda kelulusan.

Melanjutkan statusnya sebagai “mahasiswa”, ia mengikuti program Young Leaders for Indonesia Wave 15 oleh McKinsey & Company dan terpilih sebagai salah satu dari 10 Lulusan Terbaik, serta masuk dalam Top 100 Mahasiswa Berprestasi dan Top 20 Proyek. Prestasi ini membuatnya bangga karena menjadi lulusan terbaik pertama dari luar Pulau Jawa.

“Dan itu salah satu yang membanggakan bagi aku. Despite on kita dari pulau Jawa yang selalu kena stigma kalau udah dari luar pulau Jawa kamu nggak bakal bisa kelihatan gitu, tapi nyatanya kan, bisa”, ungkap Nadya dengan bangga.

baca juga

Partisipasi Nadya dalam YLI oleh McKinsey mendorongnya untuk menciptakan proyek yang memberikan dampak positif bagi masyarakat, seperti mendirikan Alumnest.

Alumnest merupakan komunitas yang berfungsi sebagai sarana berbagi pengetahuan, pendampingan karier, dan jaringan bagi seluruh mahasiswa sarjana dan lulusan di Indonesia Timur. Mengapa Indonesia Timur?

Alumnest menyadari adanya potensi mahasiswa dan lulusan di Indonesia Timur; Alumnest memastikan bahwa individu dari berbagai daerah dapat memiliki akses pengetahuan, bimbingan karier, dan jaringan; Alumnest ingin menciptakan peluang inklusif untuk bersaing di pasar tenaga kerja yang kompetitif; Alumnest berdedikasi untuk memahami dan memenuhi kebutuhan spesifik wilayah Indonesia Timur; Alumnest ingin menciptakan ekosistem kolaborasi, pembelajaran, dan dukungan yang dapat mendorong pertumbuhan dan kemajuan Indonesia Timur secara keseluruhan; Indonesia Timur adalah rumah bagi banyak talenta yang belum dimanfaatkan; dan Alumnest percaya dapat memanfaatkan dan memupuk bakat mahasiswa dan lulusan di Indonesia Timur.

Ide ini muncul dari kesadaran atas sulitnya teman-temannya dalam mencari pekerjaan setelah lulus. Berdasarkan riset yang ia lakukan, Nadya mengakui bahwa persentase mahasiswa yang dapat pekerjaan terbilang sangat rendah. Sekitar 56% mahasiswa UNHAS tidak bisa mendapatkan pekerjaan di bawah 6 bulan, sehingga mereka membutuhkan waktu sekitar 6—18 bulan untuk bisa mendapatkan setidaknya 1 pekerjaan.

Kemudian Alumnest hadir untuk membantu mahasiswa menyusun curriculum vitae yang benar serta menjawab pertanyaan wawancara dengan baik. Sehingga ketika lulus, mahasiswa diharapkan sudah memiliki bekal dan pengetahuan yang bisa dibawa nantinya. Kebanggaan tersendiri dapat Nadya rasakan ketika mahasiswa keluar dari Alumnest dengan kepercayaan diri untuk memasuki dunia pekerjaan.

Hingga kini, Alumnest masih berdiri memberikan dampak positif untuk mengasah potensi mahasiswa. Mahasiswa yang bergabung di Alumnest berasal dari kurang lebih 80 universitas yang tersebar di Indonesia, di antaranya 60% universitas di Indonesia Timur dan 40% di luar Indonesia Timur.

Program mentoring MSIB pertama Alumnest di bulan Juli 2023 berhasil meraih rata-rata tingkat kepuasan sebesar 4.86/5.00, dengan lebih dari 50% mahasiswa berhasil lolos di perusahaan-perusahaan ternama seperti Bank Indonesia, Kalla Group, Paragon Corp, detikcom, Nestle, Lazada, United Tractors, bangkit, dan lain sebagainya.

Bersama 20 mentor, sampai saat ini Alumnest berhasil memberikan dampak positif untuk 550+ mahasiswa, 90% peningkatan pengetahuan mahasiswa terhadap curriculum vitae dan wawancara, hingga rata-rata tingkat kepuasan yang meningkat sebesar 4.90/5.00.

baca juga

Alumnest menyediakan beberapa program seperti: Alumnest Career Talk (C-Talk) adalah workshop daring di mana para alumni profesional muda dapat berbagi pengalaman karier dan keterampilan di berbagai sektor; Alumnest Meet the Alumni (MtA) adalah kurikulum yang berfokus pada pengalaman karier yang disampaikan oleh alumni profesional muda sebagai mentor, dalam sesi tatap muka; Alumnest Chit-chat adalah sesi interaktif yang memberikan kesempatan kepada para alumni profesional muda untuk berbagi keterampilan, tips & trik, dan wawasan melalui Instagram take over, Instagram live, dan publikasi Instagram; MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) Mentoring Program adalah program mentoring yang mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti program MSIB.

Tak hanya berperan sebagai Founder sekaligus CEO, Nadya juga turut mengambil peran sebagai mentor dan advisor. Nadya memberikan materi terkait CV Writing Tips, Document Preparation, dan Interview Hacks.

Dengan adanya Alumnest, Nadya berharap dapat meningkatkan persentase kesuksesan mahasiswa dalam mendapatkan pekerjaan dalam waktu singkat setelah lulus. Misinya adalah memberikan bekal yang memadai agar mahasiswa siap menghadapi tantangan di dunia kerja.

Meskipun perjalanannya penuh dengan tantangan, Nadya membuktikan hidup bahwa ketekunan dan semangat pantang menyerah dapat mengubah rintangan menjadi kesempatan. Perjalanan Nadya bukan tanpa jatuh bangun, sering kali ia mengalami kegagalan. Namun Nadya melihat kegagalan dengan sudut pandang yang berbeda.

“Jadi kalau dibilang gagal sih, nggak ya. Mungkin lebih ke nggak bisa ngedapetin yang aku pengen dapetin. Aku juga nggak ngerasa gagal yang terpuruk banget, aku mikir yaudah mungkin bukan rezeki aku. Mungkin masih ada kesempatan di hari berikutnya”, ungkapnya. Baginya, tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa alasan. Rencana dan mimpi yang ia inginkan mungkin tidak sesuai harapannya. Akan tetapi, Nadya percaya bahwa selalu ada kesempatan di waktu lain.

Dengan kegigihan dan fokusnya, Nadya tidak hanya mengukir prestasi pribadi yang gemilang. tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya melalui berbagai inisiatifnya. Perjalanan karier Nadya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk menggunakan waktu muda sebaik-baiknya, mengukir mimpi dan rencana masa depan.

Nadya mematahkan stigma orang-orang tentang mahasiswa yang “terlambat” lulus. Justru Nadya membuktikan bahwa melalui keterlambatannya, ia dapat memberikan dampak positif yang besar bagi anak muda.

Nadya selalu menekankan untuk tidak perlu “ikut-ikutan” dan jangan pernah merasa tertinggal dengan jalan orang lain. Menurutnya, setiap orang memiliki waktu, rencana, dan tujuan masing-masing.

Ia berharap bahwa anak muda bisa menggunakan status “mahasiswa” untuk terus mengasah potensi selama berkuliah melalui proyek, magang, komunitas, atau organisasi. Karena menurutnya, di zaman yang serba cepat ini sangat sulit untuk mencari kerja jika hanya mengandalkan IPK.

“Karena kalau hanya mengandalkan IPK itu susah sekarang. Akan kalah dari anak-anak yang punya prestasi dan komunitas. Saran dari aku, coba perbanyak pengalaman, magang, dan organisasi. Banyak kok, yang bisa mewadahi, itu juga bisa jadi one of the story yang teman-teman ceritakan saat interview. Bahkan, knowledge-nya bisa teman-teman pakai ketika kerja nanti,” tuturnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.