Papirus atau papyrus adalah sejenis alang-alang air yang tumbuh subur di tepi dan lembah Sungai Nil. Sebelum ditemukan kertas, tanaman ini dijadikan sebagai bahan pembuatan media untuk menulis.
Sekitar 3500 SM lalu, bangsa Mesir Kuno memanfaatkan serat pohon papirus untuk menyampaikan informasi. Tanaman ini juga digunakan di seluruh wilayah Mediterania dan Kerajaan Kush.
Ciri Fisik Papirus
Daun papirus mirip rambut terurai. Ada yang menyebutkan daunnya panjang, tinggi, dan seperti kulit. Panjangnya mencapai 1,5 meter.
Tangkai tanaman papirus tumbuh setinggi 3–5 meter, berbentuk segitiga secara bersilangan. Di sekeliling dasar tangkai tersebut tumbuh dedaunan berserabut pendek.
Karakter tanaman papirus sangat halus, tanpa bonggol-bonggol dan duri-duri yang menuju pada kelompok bunga besar, serta berbentuk rumbai.
Sejarah Penggunaan Kertas Papirus
Media tulis dari papirus pertama kali diproduksi di Mesir sekitar milenium ke-4 sebelum Masehi. Bukti arkeologi paling awal ditemukan di Wadi al-Jarf, sebuah pelabuhan Mesir Kuno yang letaknya di pesisir Laut Merah.
Dokumen yang ditemukan tertulis 2560 SM, dan menggambarkan tahun-tahun terakhir pembangunan Piramida Agung Giza.
Penggunaan serat papirus sebagai alat komunikasi mulai digantikan dengan kulit binatang. Namun, bangsa Yunani-Romawi justru semakin banyak menggunakan papirus untuk menyusun teks dalam bentuk buku.
Kini Jadi Tanaman Hias
Tanaman papirus kini tak lagi digunakan sebagai bahan pembuatan kertas. Seiring dengan ditemukannya serat pepohonan lain dan menurunnya populasi papirus, tanaman ini kini hanya hanya dijadikan sebagai hiasan.
Menurut Kiersten Rankel dari Greg, papirus cocok dijadikan hiasan di dalam ruangan. Tanaman ini mencerminkan makna ketahanan dan kesinambungan. Penikmat tanaman hias di luar negeri percaya bahwa papirus adalah patung hidup dari masa lalu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News