kuang sumur kecil di tengah sawah untuk merawat air khas warga toraja - News | Good News From Indonesia 2024

Kuang, Sumur Kecil di Tengah Sawah untuk Merawat Air Khas Warga Toraja

Kuang, Sumur Kecil di Tengah Sawah untuk Merawat Air Khas Warga Toraja
images info

Kuang, Sumur Kecil di Tengah Sawah untuk Merawat Air Khas Warga Toraja


Toraja merupakan salah satu suku asli di Sulawesi Selatan (Sulsel). Suku Toraja tinggal di pegunungan bagian utara dengan populasi satu juta jiwa. Mereka juga tersebar di Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, dan Mamasa.

Dimuat dari Indonesia.go.id, peneliti antropologi Columbia University, Toby Alice Volkman menemukan fakta bahwa mereka hanya memiliki sedikit lahan pertanian produktif karena tinggal di pegunungan.

baca juga

Hal yang menarik penduduk Toraja memiliki cara unik untuk bertahan menjaga lahan pertanian padi mereka agar tetap bisa diairi dan memberikan panen. Sistem ini disebut sebagai kuang, yaitu pengolahan lahan sawah tadah hujan dengan membangun sumur.

“Sumur ini dipakai untuk menampung air hujan dan menjadi sumber air minum bagi ternak serta tempat budidaya ikan,” ucap Toby.

Pembuatan kuang

Dijelaskan olehnya masyarakat Toraja membangun kuang dengan model permukaan bulat atau persegi. Sebagai penanda adanya kuang di sawah sekaligus memperkuat struktur, pemilik lahan biasanya menahan tepian kuang memakai kayu, bambu atau tumbuhan.

“Ini berguna agar tepian kuang makin kuat dan tidak mudah longsor,” jelasnya.

Dalam sepetak lahan seluas minimal dua hektare, para petani umumnya menggali tiga lubang untuk dijadikan kuang agar lebih optimal selain untuk keberlangsungan ekosistem. Tiga kuang ini biasanya akan diisi oleh aneka ikan.

baca juga

Kuang pertama biasanya ditempatkan ikan untuk konsumsi harian, kuang kedua diisi ikan untuk upacara adat dan kuang ketiga diletakkan ikan sebagai lauk ketika ada tamu ke rumah. Sehingga tetap mandiri secara pangan.

Prinsip gotong royong

Selain kuang, setiap petak sawah memiliki saluran pintu air. Masyarakat Toraja menyebutnya “Patta’daran”. Masyarakat Adat Toraja umumnya menekankan prinsip kebersamaan atau gotong royong dalam menggarap sawah.

Dalam satu area persawahan terdapat sawah yang berada di dataran tinggi. Puluhan, bahkan ratusan petak sawah. Sawah yang berada paling atas dapat mendistribusikan air miliknya ke sawah yang lain melalui Patta’daran.

baca juga

Bagi mereka ini merupakan tradisi kebersamaan petani Toraja. Mereka menyebut bahwa air di sana adalah milik bersama. Sehingga harus dirawat dan dijaga bersama-sama oleh masyarakat.

“Air dan sawah sama-sama sumber kehidupan,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.