Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) adalah program pendidikan yang dirancang untuk mahasiswa D4, S1, dan program profesi di Universitas Gadjah Mada. Program ini diwujudkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang berlandaskan penelitian.
Pada periode ini, Tim KKN-PPM UGM bertugas di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, dan memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat setempat. Tim tersebut terbagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 14 mahasiswa, dengan satu kelompok ditempatkan di Desa Duren dan yang lainnya di Desa Jetis.
Tim KKN-PPM akan melaksanakan berbagai program yang difokuskan pada pendidikan, pemberdayaan UMKM, kesehatan, dan pariwisata. Pada minggu pertama, kami melakukan observasi di kedua desa tersebut.
Dari hasil observasi, ditemukan bahwa ada potensi besar untuk mengembangkan UMKM yang bergerak di bidang budidaya bunga, khususnya bunga mawar dan krisan. Dengan memanfaatkan potensi ini, tim berharap dapat membantu meningkatkan perekonomian lokal melalui pemberdayaan UMKM yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan mereka secara langsung di lapangan.
Di Bandungan, Semarang, terdapat potensi besar dalam sektor pariwisata yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Kawasan ini memiliki berbagai destinasi wisata menarik yang dapat ditingkatkan dari segi fasilitas maupun promosi. Dengan pengembangan yang tepat, pariwisata di Bandungan dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal dan mancanegara, sehingga turut berkontribusi pada peningkatan ekonomi daerah.
Program-program pengembangan pariwisata ini dapat mencakup peningkatan infrastruktur, pelatihan bagi pelaku wisata lokal, serta strategi pemasaran yang efektif untuk menarik lebih banyak pengunjung. Selain itu, program-program ini juga dapat melibatkan kegiatan peningkatan kesadaran lingkungan dan pelestarian budaya lokal, sehingga pariwisata di Bandungan tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dan tetap menghargai nilai-nilai lokal.
Tim KKN-PPM UGM memainkan peran penting dalam inisiatif ini dengan mengadakan berbagai pelatihan dan workshop bagi masyarakat setempat. Misalnya, pelatihan mengenai manajemen pariwisata, pemasaran digital, dan pelayanan pelanggan dapat membantu penduduk lokal mengelola bisnis wisata mereka dengan lebih profesional.
Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya akan memperkuat upaya pengembangan ini. Tim KKN-PPM UGM diharapkan mampu menjadi penghubung antara masyarakat dan pihak-pihak tersebut, memfasilitasi komunikasi dan kerja sama yang produktif.
Dengan demikian, pengembangan sektor pariwisata di Bandungan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh komunitas.
Namun, Bandungan menghadapi tantangan signifikan dalam proses digitalisasi UMKM. Banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di daerah ini yang masih kesulitan beradaptasi dengan teknologi digital, baik karena kurangnya pengetahuan maupun keterbatasan akses terhadap infrastruktur digital.
Banyak dari mereka belum memiliki perangkat yang memadai, seperti komputer atau smartphone yang dapat mendukung kegiatan bisnis online. Selain itu, rendahnya literasi digital di kalangan pemilik UMKM menyebabkan mereka belum sepenuhnya memanfaatkan platform online untuk pemasaran dan penjualan produk mereka.
Banyak yang masih bergantung pada metode tradisional, seperti penjualan langsung dan pemasaran dari mulut ke mulut, yang membatasi jangkauan pasar mereka. Kendala ini diperparah oleh kurangnya dukungan dan pelatihan yang memadai untuk membantu UMKM mengintegrasikan teknologi digital ke dalam operasional bisnis mereka.
Tanpa bimbingan yang tepat, banyak pemilik UMKM merasa kewalahan dengan cepatnya perubahan teknologi dan tidak tahu harus mulai dari mana.
Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah dapat memainkan peran penting dengan menyediakan infrastruktur digital yang lebih baik, seperti jaringan internet yang cepat dan stabil di seluruh daerah Bandungan.
Selain itu, pemerintah bisa mengadakan program-program pelatihan secara rutin untuk meningkatkan literasi digital di kalangan pelaku UMKM. Akademisi dari universitas setempat dapat berkontribusi dengan memberikan bimbingan dan konsultasi kepada UMKM mengenai strategi digital yang efektif.
Mereka juga bisa melakukan penelitian untuk menemukan solusi yang tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lokal.
Sektor swasta juga bisa berperan dengan menyediakan platform digital yang mudah diakses dan digunakan oleh UMKM. Perusahaan teknologi bisa mengembangkan aplikasi atau sistem yang dirancang khusus untuk mendukung operasional UMKM.
Selain itu, perusahaan besar bisa membangun kemitraan dengan UMKM untuk membantu mereka memasarkan produk secara online melalui e-commerce. Dengan menyediakan akses teknologi, pelatihan, dan sumber daya yang diperlukan, UMKM di Bandungan dapat beradaptasi dengan era digital, memperluas pasar mereka, meningkatkan efisiensi operasional, dan pada akhirnya meningkatkan daya saing ekonomi lokal.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta ini tidak hanya akan membantu UMKM bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi pilar penting dalam perekonomian Bandungan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News