Pada tanggal 28 Juni 2024, sebanyak 7.162 mahasiswa di Universitas Gadjah Mada telah diterjunkan untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakatan (KKN-PPM) Periode II tahun 2024. Mereka semua tersebar di 35 provinsi di Indonesia.
Terdapat 11 tim yang diberangkatkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan kegiatan KKN-PPM di Provinsi Kalimantan, salah satunya yaitu unit Menyusur Kapuas (instagram @menyusurkapuas).
Unit Menyusur Kapuas merupakan salah satu unit KKN yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di Kecamatan Kapuas Murung yang terdiri dari 29 mahasiswa yang memiliki background studi yang berbeda-beda.
Dua puluh sembilan mahasiswa tersebut tersebar menjadi tiga desa, yaitu Desa Palingkau Jaya (SP1), Palingkau Asri (SP2), dan Palingkau Sejahtera (SP3).

Setelah menempuh waktu selama kurang lebih 12 jam melalui jalur udara dan darat, unit Menyusur Kapuas akhirnya sampai dengan selamat di provinsi Kalimantan Tengah. Sesampainya di Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor (1/7/2024), unit Menyusur Kapuas dijemput untuk menuju ke kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten (BAPPEDA) Kapuas.
Acara penerimaan mahasiswa KKN-PPM dilakukan oleh beberapa perwakilan BAPPEDA yang kemudian 29 mahasiswa di unit Menyusur Kapuas disebar menuju 3 desa yang telah ditentukan.
Pada Desa Palingkau Jaya, terdiri dari 9 mahasiswa sedangkan 2 desa lainnya terdiri dari 10 mahasiswa. Penyambutan di Desa Palingkau Jaya dihadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kelompok ibu-ibu PKK, para ketua RT, dan perangkat desa lainnya.

Dalam acara penyambutan mahasiswa KKN-PPM Menyusur Kapuas 2024, Lambang Jaya selaku kepala Desa Palingkau Jaya memperkenalkan beberapa perangkat desa yang akan sering bersinggungan dengan mahasiswa selama program KKN-PPM ini.
Di Desa Palingkau Jaya terdiri dari 5 ketua RT, yaitu RT 01, 02, 03, 04, dan 05. Pembagian ketua RT di desa Palingkau Jaya berdasarkan pembagian jalur yang ada. Desa Palingkau Jaya memiliki 9 jalur dan 1 poros.
Jalur 1 dan 2 diketuai oleh Dulin (RT 01), jalur 3 dan 4 diketuai oleh Nyoman Komik (RT 02), jalur 5 dan poros diketuai oleh Murhan (RT 03), jalur 6 dan 7 diketuai oleh Dedy (RT 04), dan jalur 8 dan 9 diketuai oleh Nyoman Kame (RT 05).
“Masyarakat yang tinggal disini banyak yang merupakan masyarakat transmigran, meskipun beberapa masyarakat asli—dayak dan banjar juga ada,” ujar Kepala Desa Palingkau Jaya ketika memperkenalkan lingkungan sekitar balai desa.
Menurut keterangannya, beliau mengatakan bahwa mulainya transmigran sekitar tahun 1990 akhir hingga 2000-an awal. Awalnya, Desa Palingkau Jaya hanya berupa rawa kosong. Kemudian, pada zaman Presiden Soeharto diadakan program “Proyek lahan gambut satu juta hektar”.
Proyek ini merupakan proyek era Pembangunan Orde Baru yang digagas oleh Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH)—Siswono Yudo Husodo, karena di Kalimantan tengah didominasi oleh lahan gambut.
Uniknya, jalur-jalur yang ada di Desa Palingkau Jaya terbagi ke dalam kelompok suku yang berbeda. Seperti jalur 1 dan 2 didominasi oleh pemukiman warga dengan Suku Jawa. Sementara, pada jalur 8 dan 9 didominasi oleh warga transmigran dari Bali.
Rumah-rumah yang terletak pada jalur 8 dan 9 umumnya memiliki pura yang terletak di depan rumahnya. Bahkan, terdapat pura yang biasa mereka jadikan tempat beribadah untuk acara-acara besar di jalur 8.

Dengan adanya kegiatan KKN-PPM UGM, warga Desa Palingkau Jaya terlihat sangat antusias. Oleh karena itu, mahasiswa juga turut antusias untuk menjalankan program kerja selama masa kegiatan KKN. Diharapkan kegiatan KKN ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Desa Palingkau Jaya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News