Di Sumatra Utara, tepatnya di Sungai Hulu Asahan terdapat jembatan yang konon menjadi jembatan tertua di Pulau Sumatra yang diberi nama Jembatan Parhitean. Meski infrastruktur sudah cukup tua, jembatan ini masih cukup kokoh dan mampu dilewati kendaraan.
Dimuat dari Merdeka, Jembatan Parhitean yang mempunyai panjang hampir 100 meter ini pembangunannya dimulai pada tahun 1936. Tetapi karena masih menggunakan teknologi sederhana, pembangunannya memakan waktu hingga 13 tahun yaitu 1949.
Ketika jembatan ini rampung dikerjakan, bangunan ini akhirnya diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Mohammad Hatta pada tahun 1950 yang didampingi oleh Gubernur Sumatra, TM Hassan pada tahun 1950.
Masih berdiri kokoh
Hingga kini, setelah setengah abad berlalu, jembatan dengan ciri khas berpagar cor beton menjulang dengan lengkungan di atasnya masih kokoh. Ratusan kendaraan roda dua, bus, dan truk menyeberangi jembatan ini setiap harinya.
Masyarakat masih memanfaatkan jembatan ini untuk mobilitas sehari-hari ke Tobasa, Tapanuli Utara, Humbahas, dan Samosir. Apalagi belum ada jembatan baru yang menghubungkan daerah itu.
Dilihat dari akun Youtube Bonapasogit Channel, akses menuju jembatan ini sangatlah mudah. Hanya saja jalannya masih kurang baik karena kerap dilewati oleh truk-truk muatan yang ingin ke daerah sebelah.
Pemandangan indah
Tidak seperti jembatan-jembatan pada umumnya, Jembatan Parhitean ini dikelilingi oleh lanskap perbukitan sekaligus ada aliran Sungai Asahan yang cukup deras. Hal ini menambah daya tarik saat melewati jembatan ini.
Di bagian bawah jembatan, terdapat aliran Sungai Asahan yang cukup deras. Tak heran banyak masyarakat dan wisatawan yang mencoba aktivitas arung jeram yang tentunya seru dan menantang adrenalin.
Deras arus sungai ini menjadi daya tarik masyarakat ketika berada di jembatan tertua di Pulau Sumatra ini. Tidak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen dengan latar belakang jembatan dan hijaunya perbukitan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News