Halo, Kawan GNFI! Dua puluh satu tahun yang lalu, seorang ibu rumah tangga memutuskan untuk memulai usaha tempenya dengan modal yang sangat terbatas. Saat itu, ia melihat peluang besar di pasar lokal karena tempe adalah makanan favorit masyarakat.
Dengan bantuan suaminya, ia pun mulai memproduksi tempe di dapur kecil mereka. Meski awalnya sulit, ia tak pernah menyerah dan terus belajar untuk meningkatkan kualitas produknya. Kira-kira siapa orang tersebut?

Bu Sukarni dan Pak Ratman, Sumber: Maya Enggar
Sukarni (52 tahun) orang-orang kerap memanggil dengan panggilan Umi Karni, dan suaminya bernama Ratman (52 tahun), seorang pengusaha tempe asal Jetis, Sragen, Jawa Tengah, yang telah menorehkan kisah sukses yang inspiratif dalam dunia usaha selama 21 tahun.
Perjalanan bisnisnya dimulai untuk mewarisi usaha orang tuanya, berkat ketekunan dan kerja kerasnya, kini Bu Sukarni telah dikenal sebagai salah satu produsen tempe ternama di daerahnya. Selain menjadi pengusaha tempe beliau juga merupakan ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Ayu Lestari.
Bisnis tempe rumahan ini ia jalani sejak 21 tahun silam, hampir bersamaan dengan kelahiran anak keduanya yaitu pada tahun 2003. Ia meneruskan usaha tempe yang telah dijalankan oleh orang tuanya. Rumah produksi tempe miliknya berada di rumah beliau sendiri di Dukuh Tohpati, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
Lantas, apa yang membuat tempenya berbeda dengan tempe pada umumnya? dan bagaimana proses pembuatannya? Yuk, Kawan GNFI! kita simak berita yang diliput oleh KKN-PPM UGM Merapah Sambirejo Sub Unit Jetis berikut ini!
Proses Pembuatan Tempe

Proses Pembungkusan Tempe, Sumber: Maya Enggar
Proses pembuatan tempe yang dilakukan Sukarni diolah dengan cara tradisional, tetapi dijaga higienisnya. Pembuatan tempe memakan waktu selama 4 hari. Kedelai dipilih dengan cermat yang diimpor dari luar negeri, direndam, dan dimasak hingga menjadi tempe yang siap dikonsumsi. Air bekas rebusan dapat dimanfaatkan untuk menjadi suplemen ternak.
Sukarni selalu menjaga kualitas tempe buatannya dengan memastikan semua bahan dan proses produksi bersih dan sesuai standar. Ini membuat tempe buatannya memiliki cita rasa yang khas dan digemari oleh banyak pelanggan.
Penjualan Tempe

Tempe yang Telah Jadi, Sumber: Maya Enggar
Selama 21 tahun menjalankan usaha tempe, Sukarni tentu menghadapi berbagai kendala dan tantangan. Dari masalah pasokan bahan baku, persaingan harga, hingga perubahan selera konsumen. Namun, semua itu tidak menyurutkan semangatnya.
Sukarni selalu mencari solusi terbaik, baik dengan mencari pemasok bahan baku alternatif maupun berinovasi dalam produk.
Penjualan tempe dilakukan pada hari pasaran Pon dan Legi di Pasar Pelang. Kemudian pada hari pasaran Pahing dan Wage, tempe dijual di Pasar Balong. Pada hari pasaran Kliwon, tempe dijual di Pasar Musuk. Meski demikian, tak jarang ada pelanggan yang langsung memesan kepada Karni, bahkan ketika ragi tempe belum mengembang.
Senang Mengedukasi Pembuatan Tempe

Bu Sukarni, Sumber: Maya Enggar
Bu Sukarni telah membuktikan bahwa dengan tekad kuat dan inovasi, usaha kecil pun bisa berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selama 21 tahun berkiprah, ia telah mengangkat derajat tempe dari makanan tradisional menjadi produk yang bernilai tinggi dan diakui banyak kalangan.
Dengan proses pembuatan tempe tradisional, usaha Umi Karni sering dikunjungi untuk belajar cara pembuatan tempenya, salah satunya yaitu SMPIT Baitul Qur’an yang pernah berkunjung dan belajar bersama Umi Karni. Semoga perjalanan sukses Sukarni terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak lagi orang untuk mengikuti jejaknya
Kisah Bu Sukarni adalah contoh nyata bahwa kesuksesan tidak datang secara instan. Dibutuhkan ketekunan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah untuk meraih impian. Ia berharap, cerita suksesnya dapat menginspirasi banyak orang, khususnya para wanita dan pengusaha muda, untuk terus berusaha dan tidak takut menghadapi tantangan.
Penulis: Muhammad Farid, Muhammad Firman Al-Khawarismi, Alifia Zahra Khoirunnisa
Foto: Maya Enggar
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News