Halo, Kawan GNFI! Apakah kamu sudah tahu tentang penderes dan gula kelapa? Kalau belum, simak tulisan ini, ya!
Penderes merupakan profesi yang banyak digeluti masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, khususnya Kulon Progo, Yogyakarta. Profesi tersebut banyak digeluti karena sebagian besar masyarakat di daerah Kulon Progo, menjadikan pohon kelapa sebagai sumber penghasilan. Inilah mengapa masyarakat di Kulon Progo memilih untuk menanam pohon kelapa.
Seperti yang diketahui, pohon kelapa merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, mulai dari batang yang dapat dijadikan sebagai bahan bangunan, umpak, atau jembatan sebagai perkuatan. Ada juga daunnya yang bisa digunakan sebagai bahan bakar, penutup makanan, atau hiasan.
Adapun buah kelapa baik untuk kesehatan dan menghilangkan dahaga. Pada bagian bunga pohon kelapa, dapat dijadikan sebagai sumber bahan untuk pembuatan gula kelapa dari masyarakat penderes. Terakhir, air dari bunga pohon kelapa juga bermanfaat, biasanya disebut juga sebagai nira.
Seorang penderes biasanya dianggap sebagai orang yang bekerja untuk mengambil dan mengelola nira atau bunga menjadi gula kelapa. Masyarakat Kulon Progo, khususnya Pedukuhan Tegalrejo, Hargowilis, Kokap, masih banyak ditemukan yang mengelola produk gula kelapa secara mandiri, dari proses pengambilan nira hingga menjadi produk gula kelapa.
Umumnya, para laki-laki atau suami bertugas mengambil nira dari pohon kelapa dan perempuan atau istri yang akan mengelola nira tersebut menjadi gula kelapa.
Resiko yang Dihadapi Penderes
Meskipun profesi tersebut dapat menguntungkan secara ekonomi, penderes menghadapi risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Banyak penderes mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja karena alasan ekonomi. Itulah mengap menjadi menyebabkan angka kecelakaan kerja tetap tinggi. Padahal, pemerintah setempat telah mengeluarkan beberapa kebijakan.
Risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada penderes nira antara lain kecelakaan jatuh, cedera akibat peralatan, paparan cuaca ekstrem, serangan hama atau binatang berbahaya, dan kecelakaan tertimpa atau jatuh.
Namun, dampak tersebut dapat dihindari dengan pelatihan keselamatan dan pendidikan kesehatan, penggunaan alat pelindung diri, penerapan prosedur keselamatan pada lingkungan kerja, penyediaan fasilitas istirahat dan hidrasi yang memadai, penyediaan fasilitas kesehatan, serta pengawasan dan penegakan K3.
Proses Pembuatan Nira dari Bunga Kelapa
Proses produksinya dimulai dengan pengumpulan nira dari bunga kelapa. Kemudian dipanaskan untuk menguapkan air yang terkandung di dalamnya. Proses pemanasan tersebut menghasilan sirup kental yang akan mengkristal menjadi gula. Rasa alami dari gula kelapa dapat dipertahankan.
Gula kelapa merupakan salah satu produk unggulan yang memiliki ciri khas rasa seperti karamel, yang mana dapat dijadikan sebagai pengganti gula rafinasi.
Gula kelapa menjadi alternatif dari gula putih karena ditemukan sejumlah kecil kandungan vitamin dan mineral dalam gula kelapa, serta indeks glikemik yang lebih rendah dari gula putih.
Indeks glikemik (IG) adalah ukuran yang menunjukkan seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Semakin tinggi nilai indeks glikemik, semakin cepat makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah.
Sebaliknya, semakin rendah nilai indeks glikemik, semakin lambat makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah.
Hal ini dapat menjadi salah satu faktor mengapa gula kelapa dijadikan sebuah alternatif yang baik dari gula putih. Selain kandungan nutrisinya, rasa gula kelapa yang khas dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada masakan, pembuatan kue, dan pemanis minuman.
Nah, Kawan GNFI sudah lebih mengenal tentang profesi penderes dan gula kelapa, kan? Semoga artikel tersebut membantu dan memperluas wawasan Kawan GNFI, ya!
Referensi:
- https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/123244
- https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/78621
- https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/78621
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
