mengenal desa pasir maju daerah transmigrasi dengan keunikan akulturasi budaya - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Desa Pasir Maju, Daerah Transmigrasi dengan Keunikan Akulturasi Budaya

Mengenal Desa Pasir Maju, Daerah Transmigrasi dengan Keunikan Akulturasi Budaya
images info

Mengenal Desa Pasir Maju, Daerah Transmigrasi dengan Keunikan Akulturasi Budaya


Pada hari Sabtu, 29 Juni 2024, Tim KKN-PPM UGM Merambah ke Hulu melakukan penerjunan ke Desa Rambah Tengah Hilir dan Desa Pasir Maju, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.

Desa Pasir Maju terbentuk dari program transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat pada tahun 1980-an dengan tujuan untuk mengembangkan pertanian di daerah ini.

Pada saat itu, terdapat setidaknya ratusan penduduk dari beberapa daerah di Jawa yang bermigrasi menuju Sumatera dengan dukungan logistik awal dari pemerintah yang cukup melimpah.

Sejarah migrasi dan dinamika sosial yang ada nyatanya memainkan peran penting dalam mempengaruhi aspek fisik dari tata ruang Desa Pasir Maju. Hal ini tercermin dari penamaan jalan yang diadopsi dari dominasi asal penduduk yang tinggal di sepanjang jalan tersebut, seperti “Jalan Bogor,” “Jalan Kediri,” “Jalan Majalengka,” hingga “Jalan Medan Merdeka.”

Proses penggabungan budaya tersebut tidak hanya memengaruhi hal-hal yang terlihat secara fisik saja, tetapi juga cara masyarakat setempat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, penggunaan bahasa sehari-hari yang merupakan campuran dari berbagai dialek dan bahasa daerah, pengadopsian berbagai kebiasaan dan tradisi budaya, serta ragam makanan yang disajikan.

Perpaduan dari budaya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Melayu masih terlihat hingga saat ini sehingga tak heran bila sebagian penduduk fasih berbicara dengan bahasa Jawa.

"Di sini, masyarakat masih mahir berbicara dalam bahasa Jawa, bahkan seringkali dicampur dengan bahasa Sunda dan Melayu, jadi jangan heran, ya, kalau bahasanya campur-campur," ujar Agus Wahyudin, selaku ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pasir Maju, yang kami temui pada hari Selasa, 2 Juli lalu.

Selain menjabat sebagai ketua BPD, Agus juga memiliki tugas untuk menjadi petugas “temu manten.” Beliau mengaku bahwa meskipun berada di daerah Riau yang notabene ada di luar pulau Jawa, sebagian besar masyarakat justru melaksanakan pernikahan dengan adat Jawa.

baca juga

Beberapa waktu lalu, kami sempat diundang untuk ikut dalam kegiatan yang sarat dengan budaya Jawa, yaitu mitoni atau upacara yang dilakukan untuk merayakan kehamilan seorang ibu yang memasuki usia tujuh bulan. Kami sendiri sempat merasa terkejut sekaligus kagum karena budaya Jawa masih dilestarikan di Desa Pasir Maju.

“Saya justru khawatir, saya takut apabila nantinya tidak ada yang dapat melanjutkan posisi saya untuk terus melestarikan budaya dan adat istiadat di desa ini,” tutur Agus ketika kami memberikan pertanyaan lebih lanjut terkait dengan pelestarian budaya di Desa Pasir Maju.

Tim KKN-PPM UGM Merambah ke Hulu sendiri menjadi tim pertama dari UGM yang melakukan pengabdian di Desa Pasir Maju. Meskipun sudah kerap dijadikan tempat KKN oleh universitas setempat, warga desa tetap menyambut baik kedatangan kami yang semuanya berasal dari pulau Jawa.

Bahkan, ada beberapa warga yang berasal dari daerah Yogyakarta mendatangi pondokan setelah mendengar berita kedatangan kami. Oleh karena itu, kami sendiri merasa mudah beradaptasi karena tidak ada gap yang berarti perihal masalah budaya maupun bahasa di Desa Pasir Maju.

baca juga

Kehadiran Tim KKN-PPM UGM Merambah ke Hulu di Desa Pasir Maju justru membuka peluang untuk mempelajari lebih dalam tentang bagaimana keberagaman budaya dapat hidup berdampingan dengan harmonis. Melalui interaksi dengan penduduk setempat, kami banyak belajar tentang pentingnya menghargai perbedaan dan merangkul keberagaman sebagai kekuatan.

Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami dalam memahami pentingnya toleransi dalam membangun komunitas yang kuat dan kohesif.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.