asal usul cakung dari rumah katak pohon jadi benteng penting tentara sekutu - News | Good News From Indonesia 2024

Asal Usul Cakung, Dari Rumah Katak Pohon Jadi Benteng Penting Tentara Sekutu

Asal Usul Cakung, Dari Rumah Katak Pohon Jadi Benteng Penting Tentara Sekutu
images info

Asal Usul Cakung, Dari Rumah Katak Pohon Jadi Benteng Penting Tentara Sekutu


Kawasan Cakung, Jakarta Timur terkenal sebagai daerah industri. Di wilayah ini banyak berdiri pabrik ekspor melalui kawasan Pulo Gadung. Tetapi kawasan ini ternyata punya sejarah penting bagi Indonesia.

Dimuat dari buku Asal Usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat menjelaskan Cakung berasal dari nama katak pohon (Rachoporus) dalam bahasa Sunda. Hewan ini memiliki bentuk yang unik, yakni ramping dan jari-jarinya memiliki perekat.

baca juga

“Hewan ini hidup di daun dan di atas pohon. Kemampuannya ini didorong dari kakinya yang memiliki perekat sehingga tidak jauh saat di atas ketinggian,” ucapnya.

Dimuat dari Reporter.id, Cakung diduga berasal dari nama cekung karena di daerah itu terdapat rawa-rawa, sebut saja Rawa Terate, Rawa Bebek maupun Rawa Badung. Selain itu juga ada hubungan dengan dua laksamana China.

“Cakung itu dari kata bahasa China yang terdiri dari dua kata, yaitu dari kata Cha yang artinya daya atau kemampuan dan Kung yang maknanya upaya. Jadi Cha Kung itu berarti daya upaya, nama benteng yang dibangun Laksamana Lo Khoei Kian dan Laksamana Muda Lo Kian Zhie,” kata Surya Atmadja, salah satu warga RT 007/04 Cakung Barat.

Dua laksamana

Suhu Djadja, panggilan akrab Surya menjelaskan dua laksamana ini bermukim di Kampung Pulo Aren. Di Pulo Aren inilah kemudian Laksamana Loe Koei Kian dan Laksamana Muda La Kian Zhie bersama anak buahnya membabat hutan aren untuk permukiman.

Mereka membangun bentengan dari kayu aren untuk berlatih kanuragan. Benteng tersebut diberi nama Cha Kung yang berasal dari Tiongkok yaitu daya upaya. Momen itu terjadi pada abad ke 15.

baca juga

“Yang disebut Pulo Aren dulu ya RW 02 Cakung Barat ini. Sebagai buktinya, kalau digali di sini, tanahnya merah karena memang asli daratan,” kata Rusli Rawin penduduk setempat.

Laksamana Lo Kian Zie beristrikan Mayang Daeng puteri Daeng Para’u seorang ahli pembuat senjata tajam dari Makassar. Di RW O2 itu pula ada makam Laksamana Lo Kian Zhie berdekatan dengan Sanggar Becak.

“Makam Laksamana Lo Kei Kian ada di sebelah sana,” kata Rusli.

Benteng Belanda

Cakung juga dulu merupakan area pembatas yang memisahkan antara wilayah yang dikuasai sekutu dan Indonesia. Karena itulah konsentrasi perang kemerdekaan pernah berpusat di Cakung.

Sisa perebutan wilayah akhir 1940 an, itu rupanya masih bisa disaksikan melalui sisa keberadaan sebuah benteng. Lokasinya persis di gudang peluru Kampung Petukangan, Rawa Teratai.

baca juga

Lokasi itu pernah jadi tempat berpengaruh bagi kemerdekaan Indonesia, tetapi saat ini kondisinya terbengkalai. Lokasi ini juga menjadi titik pemeriksaan bagi seluruh masyarakat yang melintas dari Bekasi atau luar daerah Jakarta.

Markas besar Belanda dan sekutu pun pernah berdiri. Saking kuatnya militer penjajah di sini, Cakung pernah dijadikan basis pertahanan Batavia di sisi timur dari serangan musuh-musuh.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.