pertahankan tradisi proses jamasan pusaka di kapanewon nglipar pusaka berusia lebih dari - News | Good News From Indonesia 2024

Pusaka Berusia Lebih Dari 500 Tahun, Tradisi Jamasan Pusaka di Kapanewon Nglipar

Pusaka Berusia Lebih Dari 500 Tahun, Tradisi Jamasan Pusaka di Kapanewon Nglipar
images info

Pusaka Berusia Lebih Dari 500 Tahun, Tradisi Jamasan Pusaka di Kapanewon Nglipar


Selasa (23/7/24), di kediaman Satimin, salah satu tokoh masyarakat di Kapanewon Nglipar, tepatnya di Padukuhan Wotgalih, Kelurahan Pilangrejo dilakukan prosesi upacara “Jamasan Pusaka” atau jika diterjemahkan yakni pencucian pusaka. Pusaka yang dilakukan proses “jamasan” ini ada sekitar 70 pusaka dengan pusaka utama, yakni Tombak Kyai Sempulur.

Selain itu, juga ada berbagai macam keris dengan jenis berbeda yang mana merupakan peninggalan dari leluhur para warga masyarakat setempat. Suyanto (65), salah seorang pawang keris yang telah dipercaya selama beberapa tahun untuk memegang jalannya acara ini menyampaikan bahwa pusaka utama yakni Tombak Kyai Sempulur merupakan pusaka pemberian dari Keraton Yogyakarta kepada Ki Demang Mangunwedana. Sebab, ia telah berhasil menentramkan daerah perbatasan dan menetapkan patok atau batas daerah antara Yogyakarta dan Surakarta.

Selain itu, Bapak Suyanto juga menyampaikan bahwa banyak dari keris-keris yang diikutsertakan dalam proses ini merupakan peninggalan para leluhur di Kapanewon Nglipar.

Acara ini pada dasarnya hanya berfokus pada pusaka utama yakni Tombak Kyai Sempulur. Akan tetapi, banyak warga masyarakat setempat yang akhirnya “menitipkan” beberapa pusaka seperti keris untuk diikutkan dalam proses jamasan. Pemilihan waktu dilaksanakannya acara ini juga harus tepat karena jika terlalu sering dijamas, maka justru akan menyebabkan bilah keris menjadi aus.

baca juga

Acara ini dilakukan setahun sekali tepatnya pada saat bulan Sura. Pemilihan bulan Sura sebagai bulan dilakukannya jamasan ini karena sebagian besar masyarakat jawa percaya bahwa bulan Sura bukan hanya bulan pertama atau awal tahun pada kalender Jawa tapi juga dianggap sakral sebagai waktu untuk refleksi diri dan introspeksi.

Dalam menjalani proses jamasan ini, biasanya yang bertugas sebagai “pawang” seperti Suyanto harus berpuasa selama 1 hari menjelang proses jamasan.

Ada dua proses utama yang dilakukan saat upacara pencucian pusaka ini yakni mencuci dan membersihkan pusaka yang terbuat dari logam dengan jeruk nipis dan juga melumuri pusaka besi dengan cairan yang dicampur dengan warangan atau arsenik yang bisa dicampur dengan belerang.

Garut, sejenis tanaman umbi-umbian juga digunakan sebagai pengganti sikat untuk menggosok bagian logam dari pusaka. Garut digunakan sebagai pengganti sikat karena sifatnya yang sangat berserat sehingga dapat membersihkan hingga ke sela-sela bagian keris. Penggunaan warangan dalam proses ini bertujuan untuk menjaga kualitas logam keris, mempertahankan kilap dan warnanya agar tetap terjaga. Air jeruk nipis dalam proses ini digunakan sebagai pembilas keris.

Menurut Musarofah (2018), larutan warangan dibuat dari arsenik berwarna pink, yaitu jenis arsenicum trioksida (AS2O3) yang ditumbuk. Kemudian, dicampur dengan air perasan jeruk nipis sehingga warnanya menjadi merah kehitaman. Semua bahan yang digunakan dalam proses tersebut dipercaya dapat menguatkan senjata tradisional warisan leluhur tersebut.

baca juga

Acara ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat setempat tetapi juga dihadiri oleh beberapa pejabat Kapanewon Nglipar yang turut meramaikan acara ini dengan “menitip” keris. Tidak hanya itu, pejabat dari tiap kalurahan di Nglipar juga turut menghadiri kegiatan satu tahunan sekali ini.

Sustiwiningsih selaku Camat Kapanewon Nglipar menyampaikan bahwa acara ini harus tetap dilaksanakan setiap tahunnya, selain untuk menghormati para empu yang sudah bersusah payah untuk membuat keris juga untuk mempertahankan tradisi yang sudah berlangsung selama puluhan tahun ini.

Selain itu, acara ini juga dapat menambah wawasan masyarakat tentang berbagai macam jenis keris yang ada dan bagaimana cara merawat dan menjaga keris agar tidak kehilangan pamornya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.