Maluku Tenggara, 18 Juli 2024 - Sebagai bagian dari rangkaian acara Wonderful Sail to Indonesia, Tim KKN-PPM Jelajah Kei Kecil Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara dalam menyelenggarakan paket tour wisata. Tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan keindahan alam Kei Kecil kepada dunia.
Para peserta dari mancanegara mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke wilayah Kei Kecil Timur, khususnya Ohoi Isso, Ohoi Wain Baru, dan Ohoi Disuk.
Pada pukul 11.00 WIT, kegiatan dimulai dengan penjemputan peserta di Pelabuhan Ohoi Debut. Setelah semua peserta berkumpul, peserta kemudian melakukan perjalanan menuju destinasi pertama, yaitu Ohoi Isso. Perjalanan ini memakan waktu sekitar satu jam, memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menikmati pemandangan indah sepanjang perjalanan.
Kedatangan para peserta disambut dengan meriah oleh warga melalui sebuah tarian tradisional yang sakral bagi masyarakat Kei Kecil, yaitu tari panah. Tidak hanya sebagai hiburan, tari panah juga memiliki makna mendalam sebagai simbol penyambutan dan perlindungan bagi tamu yang datang mengunjungi suatu daerah.
Tidak hanya tari panah, para warga juga menampilkan tari teten evav hirba vee, tarian yang bercerita tentang keseharian petani di Kei Kecil dalam penanaman dan budidaya Enbal sebagai komoditas utama dan ciri khas Kei Kecil.
Setelah menyaksikan tari panah dan tari teten evav hirba vee, peserta dipandu menuju woma, sebuah situs budaya yang sakral, untuk pelaksanaan ritual penyambutan. Di sana, peserta disuguhkan dengan tari pergaulan, yang mencerminkan semangat kekeluargaan dan kebersamaan masyarakat Kei Kecil.

Setelah acara penyambutan, peserta melanjutkan perjalanan menuju Rumah Makan Juku untuk menikmati makan siang. Sebagai hidangan pembuka, para peserta disuguhkan dengan cemilan tradisional khas Maluku Tenggara yang dibuat oleh ibu-ibu PKK setempat, seperti pisang enbal, brownies rumput laut, puding enbal, langar, dan klepon yang berbahan dasar enbal.
Kemudian, sebagai hidangan utama, Rumah Makan Juku menyiapkan aneka ragam kuliner lokal, diantaranya enbal bubuhuk, ikan kuah asam, ikan kuah kuning, kerang, dan ikan bakar. Cemilan tradisional dan kuliner lokal yang dicicipi dengan sangat antusias oleh seluruh peserta, mencerminkan kekayaan kuliner khas Kei Kecil yang unik dan lezat. Sehingga memberikan kesan mendalam bagi para peserta dalam mengenal budaya lokal.
Setelah makan siang, peserta bergerak menuju Balai Ohoi Wain Baru dan langsung disambut dengan tari samra yang merupakan akulturasi tarian adat Melayu dan Betawi. Tarian ini tidak hanya menjadi tontonan semata, tetapi juga melibatkan para peserta untuk menari bersama, menciptakan suasana yang penuh keakraban.
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop cara memasak enbal dan ikan tumbuk atau abon ikan. Dalam pelaksanaannya, peserta diberikan kesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan enbal dan abon ikan, yang hasilnya dapat dicicipi secara langsung oleh peserta. Di waktu yang bersamaan, para peserta juga dapat membeli enbal dan abon ikan yang sudah dikemas sebagai oleh-oleh khas Kei Kecil.

Kekayaan budaya yang ada di Kei Kecil tidak hanya terbatas pada makanan dan tarian yang sudah ditampilkan kepada para peserta, tetapi juga pada alat musik tradisionalnya yang biasa dikenal dengan Tifa. Dengan tujuan untuk mengenalkan kekayaan budaya yang ada di Kei Kecil, para peserta diberikan kesempatan untuk mengikuti kelas alat musik tradisional tersebut.
Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang masing-masing dipandu oleh seorang pelatih tifa yang sudah berpengalaman. Kelas diawali dengan pelatih yang mendemonstrasikan sebuah lagu untuk dipelajari, kemudian para peserta secara bergantian mencoba untuk memainkan lagu tersebut. Memberikan mereka pengalaman langsung dalam seni musik tradisional Maluku Tenggara.
Kelas ini diadakan di Tanjung Wain Baru, sebuah lokasi yang menambah keindahan pengalaman tersebut dengan pemandangan laut yang memukau.
Dari Tanjung Wain Baru, peserta melanjutkan perjalanan dengan menaiki perahu (“ketinting”) menuju hutan mangrove di Ohoi Isso. Di sana, peserta diberikan penjelasan mengenai pentingnya ekosistem mangrove bagi lingkungan serta urgensi dilakukannya penanaman mangrove di Ohoi Isso.
Penjelasan mengenai mangrove dilanjutkan dengan kegiatan penanaman bibit mangrove yang melibatkan partisipasi para peserta untuk menanam bibit tersebut. Selain untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, kegiatan ini turut serta menjaga kelestarian alam setempat dan menambah pengalaman baru bagi para peserta.
Di sisi lain, peserta juga diberi kesempatan untuk berburu tiram yang hidup di batang dan akar mangrove. Tiram yang telah ditangkap kemudian dinikmati langsung dengan pelengkap lemon dan sambal tradisional buatan kelompok POKDARWIS Ohoi Isso.
Ohoi Disuk sebagai destinasi terakhir dalam tour ini, dikunjungi menggunakan perahu untuk mengenalkan pengalaman berlayar ala masyarakat Ohoi Disuk. Dalam perjalanan, pemandu memberikan penjelasan sejarah tentang Batu Kapal dan Kampung Lama Disuk (Pulau Ngutwaw), yang merupakan situs bersejarah dengan cerita-cerita menarik dari masa lalu.

Setibanya di Tanjung Disuk, peserta disambut dengan suasana santai di tepi pantai. Kelapa muda dan berbagai cemilan lokal disiapkan untuk disantap para peserta dengan diiringi nyanyian lagu-lagu tradisional oleh Echa, penyanyi lokal Ohoi Disuk.
Sembari menikmati sore, beberapa peserta bahkan turut serta menari bersama masyarakat setempat, merayakan keberagaman budaya dan keramahan masyarakat Kei Kecil.
Keseluruhan rangkaian acara ditutup dengan suasana hangat dan penuh kebersamaan, mencerminkan semangat Wonderful Sail to Indonesia yang bertujuan untuk mempromosikan kekayaan budaya dan alam Indonesia kepada dunia.
Para peserta pulang dengan membawa kenangan indah dan pengalaman yang berharga dari Pulau Kei Kecil, sebuah tempat yang penuh pesona dan keunikan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News