Taman Nasional Lore Lindu yang terletak di dua kabupaten yaitu Donggala dan Pos di Sulawesi Tengah menyimpan kekayaan flora dan fauna. Bahkan banyak fauna dan flora yang hanya bisa ditemukan di tempat ini.
Taman Nasional yang memiliki luas hingga 231.000 hektare ini merupakan rumah bagi flora dan fauna endemik langka yang terdapat di Sulawesi. Di sini, Anda juga akan menjumpai wilayah pegunungan, rawa, danau dan hutan dalam satu kompleks.
Di Taman Nasional ini juga terdapat danau yang berada di kaki Gunung Nokilalaki. Gunung yang berada di ketinggian 2355 meter di atas permukaan laut ini menjadi sumber mata pencaharian bagi nelayan setempat.
Kawasan hutan di Taman Nasional ini juga memiliki beberapa tipe yang berbeda. Ada ekosistem hutan pamah tropika, hutan pegunungan, dan ekosistem dengan komposisi jenis yang berbeda.
Taman Nasional ini juga mempunyai curah hujan yang berbeda. Di bagian utara, curah hujan berkisar antara 2000-3000 mm per tahun dan bagian Selatan mencapai 3.000-4.000 mm per tahun.
Tempat tinggal flora dan fauna
Di Taman Nasional Lore Lindu merupakan tempat tinggal fauna dan flora endemik Sulawesi. Di terdapat 117 jenis mamalia, 88 jenis burung, 29 jenis reptilia, dan 19 jenis amfibi. Dari semua jenis ini 50 persen merupakan fauna endemik dari Sulawesi.
Beberapa fauna endemik yang tinggal di sini antara lain adalah kera tonkean, babi rusa tangkasi, kuskus, maleo, katak sulawesi, musang sulawesi, tikus sulawesi, kangkareng sulawesi, ular emas, dan ikan endemik di Danau Lindu.
Di hutan ini juga tumbuh flora endemik yaitu wanga dan leda. Karena baunya yang harum, dua jenis pohon ini kerap dijadikan sebagai bahan kosmetik kecantikan. Anda juga bisa menemukan tumbuhan sejenis rotan, aren, damar, kantong semar, serta pangi.
Wisata alam
Selain bisa menikmati alam, pengunjung juga dapat mengunjungi kampung suku di wilayah ini. Bila waktu Anda cukup panjang bisa mengunjungi Kamora, Lembah Doda, dan Lembah Bada yang tidak jauh dari Lore Lindu.
Pengunjung bisa melihat tarsius atau monyet hantu pada malam hari di Kamarora. Lembah Doda dan Bada banyak memiliki peninggalan zaman megalitikum, seperti batu-batu besar untuk penyembahan.
Walau kawasan hutan ini telah ditetapkan sebagai taman nasional, daerah ini masih mengalami perambahan hutan, penambangan emas ilegal, dan juga pencurian hasil hutan. Sehingga mengancam keberadaan flora dan fauna di sana.
Ancaman-ancaman di atas telah berlangsung beberapa dekade sebelum sekarang, selain perburuan satwa hingga pembangunan pembangkit listrik. Sehingga perlu ada tindakan serius dari pemerintah setempat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News