Air bersih menjadi salah satu isu besar di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Kualitas air tanah di daerah IKN diketahui kurang baik. Padahal, air merupakan salah satu hal yang sangat vital untuk membantu kehidupan sehari-hari di IKN.
Salah satu cara untuk menunjang kebutuhan tersebut adalah adanya Bendungan Sepaku Semoi. Bendungan Sepaku Semoi yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Juni 2024.
Bendungan ini berperan sebagai sumber kehidupan utama di IKN. Bendungan Sepaku Semoi digunakan sebagai sumber air baku utama yang mendukung kebutuhan air bersih bagi warga dan infrastruktur IKN.
Bisa pasok air sampai 10 tahun
Bendungan Sepaku Semoi | BPMI Setpres/Muchlis Jr
Proyek Bendungan Sepaku Semoi merupakan bagian dari rencana induk pembangunan IKN yang sudah dimulai sejak 2022 silam dan diharapkan rampung total pada 2024 ini.
Pada tahap awal, air baku dari intake bendungan ini memiliki kapasitas sebesar 300 liter per detik atau setara dengan 10 persen dari kapasitas yang tersedia. Air baku tersebut sudah mulai dimanfaatkan sejak awal 2023 demi mendukung kegiatan di pusat pemerintahan baru tersebut.
Per Juli 2024, saat Presiden Jokowi berkantor di Istana Garuda, air baku sudah bisa dialihkan ke IKN. Intake Bendungan Sepaku berjarak 15,8 kilometer dari IKN dan berkapasitas 3.000 liter per detik.
Kapasitas Bendungan Sepaku Semoi yang besar digadang-gadang mampu mencukupi kebutuhan air di IKN selama 10 tahun. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan populasi di IKN yang diproyeksi akan terus meningkat.
Kebutuhan air baku dari intake Bendungan Sepaku akan terus dikembangkan secara bertahap. Rencananya, akan ada penambahan fasilitas pengolahan dari bendungan tersebut yang mencapai 350 liter per detik.
Selain sebagai sumber air utama IKN, Bendungan Sepaku juga berfungsi sebagai irigasi pendukung untuk pertanian, pengendalian banjir, konservasi air, dan pembangkit listrik.
Air baku di IKN bisa langsung diminum
Sumber air baku di Bendungan Sepaku Semoi direncanakan menggunakan portable water. Teknologi jenis ini akan membantu penyaringan air dari bendungan sehingga nantinya bisa langsung dikonsumsi.
Proses penyaringan tersebut melalui tiga tahapan ozonisasi. Tahapan tersebut merupakan metode sterilisasi sekaligus perlindungan dari mikroorganisme. Dengan demikian, produk air tersebut dapat dikonsumsi dengan aman.
Luas bendungan ini mencakup 2.000 hektar. Sementara itu, pembangunan Bendungan Sepaku Semoi mencapai Rp1,7 triliun.
Air baku intake bendungan yang saat ini ditampung di fasilitas reservoir IKN berkapasitas 2x6.000 meter kubik. Jumlah tersebut diproyeksi mampu menyuplai kebutuhan air sampai enam juta liter.
Selain itu, dalam hal konservasi, Bendungan Sepaku Semoi dimanfaatkan untuk menyimpan air selama musim hujan. Tampungan tersebut akan digunakan sebagai pasokan air di musim kemarau demi memastikan pasokan air yang stabil sepanjang tahun.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News