Pacitan, sebuah permata tersembunyi di ujung selatan Jawa Timur. Tak hanya karena keindahan alamnya yang memukau, Pacitan juga dikenal dengan kekayaan budaya tradisional yang memikat hati.
Tahun ini, Pacitan kembali memancarkan pesona budayanya melalui Festival Ronthek 2024. Fetival budaya ini berlangsung meriah dari 15–17 Juli 2024 di Alun-Alun Pacitan.
Ronthek—seni musik tradisional yang menggabungkan harmonisasi alat musik kentongan, bedug, dan gong—menjadi pusat gemerlap festival ini. Suara riuh Ronthek yang memecah keheningan malam menggugah semangat kebersamaan dan persatuan, mengajak semua orang untuk merasakan kehangatan budaya Pacitan yang autentik.
Sebelum menjadi festival musik yang megah seperti sekarang, Ronthek dulunya adalah kegiatan rutin untuk membangunkan atau menggugah sahur saat bulan Ramadan.

Sebagai informasi, Festival Ronthek Pacitan telah diselenggarakan sejak 2008 dan telah mencapai rekor MURI. Festival ini juga telah berhasil masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) selama dua tahun berturut-turut pada 2023 dan 2024.
Selama tiga hari penuh, Pacitan bertransformasi menjadi panggung besar yang dipenuhi oleh berbagai kelompok peserta dari setiap kecamatan, serta sekolah-sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Festival ini bukan sekadar ajang pelestarian budaya, tetapi juga wadah apresiasi dan kompetisi yang sehat, memperlihatkan bakat-bakat luar biasa dari setiap peserta. Event ini juga digelar bersamaan dengan pameran Produk Ekonomi Kreatif (Ekraf) dan UMKM, menampilkan berbagai produk unggulan secara massal.
Disparpora Kabupaten Pacitan telah menetapkan tema tahun ini, yaitu "Pacitan Mrabu Rahayu". Apabila diterjemahkan, tema tersebut berarti 'Pacitan Berwibawa, Selamat, dan Sejahtera'.
Tahun ini, Festival Ronthek Pacitan dibuka untuk umum sehingga pesertanya tidak hanya dari perwakilan desa dan kecamatan, tetapi juga terbuka untuk seluruh masyarakat, komunitas, grup seni, dan sanggar seni dari berbagai daerah. Festival Ronthek Pacitan 2024 merupakan karya yang menonjolkan potensi dari wilayah Pacitan maupun dari daerah lain.
Festival Ronthek Pacitan 2024 diikuti wakil dari 12 kecamatan, pelajar SMP sederajat, dan SMA/SMK sederajat. Festival tahun ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu penampilan dari kecamatan dan sekolah-sekolah.
Masing-masing kategori memperebutkan gelar penyaji terbaik dan penyaji unggulan. Festival Ronthek Pacitan 2024 juga menghadirkan Pasar Krempyeng, yang merupakan festival jajanan tradisional khas Pacitan terbesar dan pertama di Kota 1001 Gua.
Selama tiga hari, masyarakat dapat menikmati kuliner dan jajanan tradisional khas Pacitan, produk ekraf, kerajinan, dan kopi Pacitan. Selain itu, terdapat bazar UMKM Pacitan, pertunjukan Reog Ponorogo, musik akustik, keroncong, dan electone.
Selain pameran dan pertunjukan, Festival Ronthek Pacitan 2024 juga menawarkan berbagai workshop budaya yang mengajarkan teknik bermain Ronthek dan kerajinan tangan khas Pacitan. Pengunjung dari luar daerah pun bisa mengikuti sesi pelatihan singkat ini, menambah wawasan dan keterampilan baru yang bisa dibawa pulang.
Festival Ronthek Pacitan tidak hanya menjadi ajang pertunjukan dan pameran budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Kehadiran wisatawan dari berbagai daerah meningkatkan pendapatan sektor pariwisata dan UMKM. Para pelaku usaha lokal mendapat kesempatan untuk memasarkan produk mereka ke audiens yang lebih luas, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Dengan segala keunikannya, Festival Ronthek Pacitan 2024 adalah bukti nyata bahwa budaya dan tradisi dapat terus hidup berdampingan dengan perkembangan zaman, memberikan warna dan identitas yang kuat bagi masyarakat Pacitan dan Indonesia secara keseluruhan.
Festival Ronthek menciptakan momen-momen tak terlupakan bagi semua yang terlibat. Kemeriahan, kekompakan, dan semangat kebersamaan yang ditunjukkan dalam festival ini mencerminkan kekayaan budaya Pacitan.
Semoga acara ini terus dilaksanakan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melestarikan dan mengembangkan budaya tradisional mereka. Dengan demikian, warisan budaya Indonesia dapat terus hidup dan dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News