Rintik hujan di malam minggu tak mematahkan antusias masyarakat untuk berbondong-berbondong menuju kota. Masyarakat telah menunggu dan siap untuk berjalan kaki sejauh lima kilometer mulai dari pendopo Kabupaten Pacitan menuju Pantai Pancer Door sebagai tujuan akhir. Kegiatan tersebut dikenal dengan sebutan ‘Mlaku Suran’ yang dilaksanakan untuk memperingati tahun baru Islam atau malam Satu Suro.
Tim KKN PPM UGM Roman Pacitan diundang oleh Paguyuban Kesenian Song Meri untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Mlaku Suran tersebut. Paguyuban Kesenian Song Meri merupakan kelompok pegiat kesenian yang ingin melestarikan kebudayaan serta tradisi khususnya di Kabupaten Pacitan. Rombongan kami berangkat selepas maghrib dan tiba di pendopo Kabupaten Pacitan pukul 7 malam. Acara dimulai diawali dengan pembukaan serta sambutan dari Bupati Pacitan. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa awal tahun dan akhir tahun.
Foto di Bappeda Pacitan sebelum Kegiatan Mlaku Suran
Sekitar pukul 8 malam, seluruh rombongan dipersiapkan untuk membentuk barisan. Tim KKN kami berada di barisan paling depan bersama Kesenian Song Meri dan setiap mahasiswa diminta untuk membawa ‘umbul-umbul’. Perjalanan menuju Pantai Pancer Door ditandai dengan ketukan alat musik gamelan yang ditabuh oleh Paguyuban Kesenian Song Meri. Perjalanan Mlaku Suran menuju Pantai Pancer Door disertai dengan irama musik gamelan dan diiringi lantunan shalawat.
Setelah berjalan kurang lebih 90 menit, rombongan Mlaku Suran telah disambut di Pantai Pancer Door yang dimeriahkan dengan lantunan shalawat di panggung megah. Peserta Mlaku Suran dipersilakan duduk di depan panggung kemudian dilakukan doa bersama-sama. Kegiatan Mlaku Suran ditutup dengan makan bersama yang biasa disebut dengan ‘Kembul Bujana Andrawina’. Acara ini juga turut dimeriahkan dengan permainan tradisional seperti sepak bola api yang diselenggarakan tak jauh dari panggung.
Mlaku Suran dianggap sakral dan penuh makna oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Pacitan. Kegiatan ini telah dilakukan secara turun-temurun dan dipercaya sebagai bentuk refleksi spiritual dengan tujuan membersihkan diri dari energi negatif serta memohon berkah dan keselamatan. Menurut Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, Mlaku Suran dimaknai sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala keberkahan tahun sebelumnya serta harapan kebaikan untuk masa yang akan datang (dikutip dari Radar Madiun).
Tradisi Mlaku Suran atau perayaan malam Satu Suro berkaitan erat dengan zaman kerajaan Jawa Kuno dimana bulan tersebut dipercayaI oleh orang-orang dulu sebagai bulan yang sakral dan penuh makna secara spiritual. Kebiasaan malam Satu Suro sebenarnya sudah ada sejak masa lampau, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Agung. Saat itu, orang-orang telah mewarisi kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Agama Hindu sehingga tradisi ini dianggap sebagai upaya menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.
Menurut Muhammad Solikhin dalam Misteri Bulan Suro, Perspektif Islam Jawa, (dikutip dari Indonesia Kaya) kata "suro" berasal dari bahasa Arab "asyura", yang berarti "sepuluh". Kata ini juga merujuk pada tanggal sepuluh bulan Muharram, saat cucu Nabi Muhammad, Sayyidina Husein, wafat di Karbala. Kegiatan Satu Suro selalu dilaksanakan pada malam hari setelah magrib pada hari sebelumnya. Hal ini terjadi karena menurut kepercayaan orang Jawa, hari dimulai ketika matahari terbenam dari hari sebelumnya. Hingga saat ini, masyarakat Jawa masih merayakan tradisi malam Satu Suro setiap tahunnya.
"Tradisi ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan sarana untuk mempererat kebersamaan, melestarikan warisan budaya serta memperdalam spiritualitas."
Penulis : Arsyad Ibrahim Al Wimar dan Anwar Fajar
Foto : Anwar Fajar/KKN Roman Pacitan Sub Unit Purwoasri
Referensi
Menyelami makna satu suro, malam sakral masyarakat Jawa - Indonesia Kaya. (2024, June 23). Indonesia Kaya. https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/perayaan-satu-suro-tradisi-malam-sakral-masyarakat-jawa/
Mlaku Suran, Tradisi Sambut Tahun Baru Jawa dan Islam di Pacitan - Radar Madiun. (2023, July 20). Radar Madiun. https://radarmadiun.jawapos.com/pacitan/801789006/mlaku-suran-tradisi-sambut-tahun-baru-jawa-dan-islam-di-pacitan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News