Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam jaringan ASEAN University Network (AUN) yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama antaruniversitas di kawasan ASEAN. Salah satu inisiatif terbaru adalah AUN Summer Camp 2024 yang akan diadakan di Yogyakarta, Indonesia, yang berjalan dari tanggal 10 hingga 24 Juli 2024.
Program ini bertujuan untuk memperkenalkan keragaman budaya dan pendidikan di Indonesia serta berkontribusi pada komunitas ASEAN. Kegiatan tersebut terbuka untuk mahasiswa dari universitas anggota AUN dan menawarkan konsep program musim panas yang berbeda.
Peserta tidak hanya mendapatkan pengajaran teoritis di kelas. Namun, juga terlibat langsung dalam berbagai kegiatan di lapangan, seperti kuliah umum, pengabdian masyarakat, dan ekskursi.
Salah satu kegiatan AUN ini adalah pengabdian masyarakat. Pada acara tersebut, mahasiswa yang mengikuti AUN Summer Camp akan dikirim untuk mengikuti aktivitas KKN-PPM UGM yang sedang berlangsung.
Mahasiswa AUN ini akan tinggal selama 5 hari, terhitung dari tanggal 18 Juli 2024 hingga 22 Juli 2024. Pada KKN-PPM “Harmorni Hargo”, kami menerima 5 mahasiswa yang mengikuti program AUN untuk tinggal bersama.
Kelima Mahasiswa tadi terbagi ketiga subunit. Dua orang mengikuti kegiatan pada subunit Sebatang, Dua orang lagi mengikuti kegiatan pada subunit Menguri, dan satu orang mengikuti kegiatan pada subunit Tegalrejo.
Esther dan Sabrina namanya, dua perempuan yang mengikuti kegiatan pada subunit Sebatang. Esther berasal dari Myanmar, sedangkan Sabrina berasal dari Filipina. Pada hari pertama kedatangan mereka, siang hari kami mengajak mereka berkunjung ke rumah Ketua RT 63B, Bassar.
Pada malam harinya, mereka turut serta dalam acara arisan dan tahlilan rutin warga RT 64. Mereka berkenalan dan menyapa para warga pada acara itu. Esther dan Sabrina mencoba memperkenalkan diri menggunakan bahasa Indonesia.
Para warga menyambut kedatangan mereka dengan hangat dan berharap semoga mendapatkan pengamalan baik selama 5 hari ikut hidup bermasyarakat pada Pedukuhan Sebatang.
Setelah acara tersebut, kami mengajak Esther dan Sabrina mencicipi kuliner khas Indonesia, yaitu bakmi Jawa. Esther mengungkapkan bahwa ini adalah pengalaman baru baginya untuk bepergian pada malam hari. Di Myanmar, terdapat aturan jam malam yang ketat bagi penduduk sipil, sehingga pengalaman ini sangat berkesan bagi Esther.
Keesokan harinya, kami bersama-sama membuat sarapan. Sesampainya di tempat penjual bakmi Jawa yang terdapat pada Pasar Klepu, Kokap, Kulon Progo tersebut. Sabrina memesan bakmi godhog dan Esther memesan magelangan.
Mereka bercerita tentang apa yang dirasakan pada saat menikmati hidangan tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa hidangan yang berada pada daerah Yogyakarta cenderung memiliki rasa manis.
Keesokan paginya, kami memasak sarapan bersama. Sajian yang kami olah adalah tumis labu siam dan tahu goreng. Esther bercerita bahwa di Myanmar, makanan jarang digoreng, lebih sering direbus atau dikukus. Hal ini disebabkan oleh tingginya harga minyak goreng di Myanmar.
Selain kegiatan hari pertama yang penuh kesan, Esther dan Sabrina juga berkesempatan mencicipi hidangan khas lainnya selama tinggal di Posko KKN Harmoni Hargo, salah satunya soto ayam khas Kulon Progo. Rasanya yang kaya rempah dan gurih membuat mereka terkesan dan sangat menikmati setiap suapan.
Setelah makan siang, kami mengajak mereka berkeliling Waduk Sermo dengan kapal. Selama perjalanan, kami menjelajahi area waduk, mengunjungi daratan yang berada di tengah waduk, dan mengambil banyak foto bersama, baik di atas kapal maupun di daratan.
Pemandangan indah serta udara segar di sekitar waduk memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi Esther dan Sabrina.
Pada hari Minggu, kami mengajak mereka ikut serta dalam kegiatan kerja bakti warga. Warga setempat sedang mempersiapkan jalan-jalan untuk menyambut bulan Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada bulan Agustus.
Setelah selesai kerja bakti, kami mengajak mereka berwisata ke Sungai Mudal dan Gunung Gajah. Kedua tempat ini menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan dan menjadi momen relaksasi bagi semua.
Sebelum kembali ke posko, kami mampir untuk mencicipi makanan khas Indonesia lainnya, yaitu mie ayam goreng, yang mana kembali mendapat pujian dari mereka. Setelah itu, kami menutup hari dengan menyaksikan pertandingan voli antarkampung yang ada di Pedukuhan Nganti.
Hari-hari yang dilalui bersama Esther dan Sabrina diisi dengan berbagai kegiatan yang mendekatkan mereka dengan budaya dan alam Indonesia. Pada keesokan harinya, keduanya berpamitan dan kembali ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Meski waktu mereka bersama kami singkat, Kehadiran Esther dan Sabrina tidak hanya memperkaya pengalaman kami, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang budaya dan kebiasaan dari negara asal mereka.
Semoga kebersamaan selama KKN ini menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi kita semua.
"Participating in AUN-UGM Summer Camp program was a very eye opening experience for me. I watched and engaged with the peoples' activity in real life, which gives me a new perspective of cultural knowledge in Indonesia. If someday I was given another opportunity to join the program again, I wouldn't think twice! Definitely one of my core memories and I am truly grateful to experience it with extraordinary people and my amazing friends from KKN-PPM UGM." (Esther)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News