menelisik makna di balik perlombaan 17 agustus - News | Good News From Indonesia 2024

Menelisik Makna di balik Perlombaan 17 Agustus

Menelisik Makna di balik Perlombaan 17 Agustus
images info

Menelisik Makna di balik Perlombaan 17 Agustus


Seperti yang kita ketahui, negara multikultural seperti Indonesia tentu memiliki kekayaan tradisi. Salah satu dari tradisi masyarakat Indonesia khususnya di tanggal 17 Agustus adalah merayakan Hari Kemerdekaan dengan mengadakan berbagai macam jenis perlombaan yang melibatkan permainan tradisional.

Tradisi ini telah dilakukan sejak dahulu. Meskipun di tengah gempuran permainan modern berbasis teknologi, permainan tradisional yang kaya akan dampak positif untuk fisik maupun psikis. Terutama bagi kita yang sudah terdampak negatif dari belenggu teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan permainan tradisional tetap terjaga eksistensinya hingga sekarang.

Tanpa kita sadari, setiap aspek kegiatan yang dilakukan manusia bagaimana pun sederhananya, jika ditelisik lebih dalam selalu terdapat makna di baliknya. Sama halnya dengan tradisi perayaan hari kemerdekaan dengan menjadikan permainan tradisional sebagai bentuk kompetisi, juga sarat akan makna yang luhur dengan nilai kehidupan. Lebih penting lagi, nilai-nilai tersebut akan selalu relevan dalam kehidupan di generasi seterusnya.

Secara umum, makna-makna yang terkandung dalam beberapa perlombaan permainan tradisional ada kaitannya dengan kehidupan masa kolonial yang pada akhirnya mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan. Serupa dengan bagaimana arti dalam perlombaan 17 Agustus tersebut menuntun pesertanya untuk mendapat kemenangan. Simak penjelasan lebih lengkapnya!

baca juga

Makna Semangat Gotong Royong dan Keselarasan

Lomba Tarik Tambang | Muhammad Nasrul Khaeruddin
info gambar

Lomba Tarik Tambang | Muhammad Nasrul Khaeruddin (Flickr)


Beberapa contoh perlombaan tradisional yang biasa dimainkan pada perayaan hari kemerdekaan dilakukan secara berkelompok, seperti halnya lomba tarik tambang dan lomba balap bakiak panjang.

Lomba tersebut memerlukan kerja sama, kekompakkan, dan keselarasan dari anggotanya meskipun dengan latar belakang yang berbeda-beda. Kita bisa memenangkan lomba tarik tambang jika seluruh anggota mengerahkan seluruh kekuatannya dan selaras dalam menarik tambang.

Begitu juga dalam lomba balap bakiak, jika seluruh anggota melangkahkan kaki dengan cepat dan seirama, maka akan menjadi pemenangnya. Sama halnya dengan lomba panjat pinang yang menggambarkan saling bahu membahu untuk mencapai puncak kemenangan.

Jika dikaitkan dengan peristiwa di zaman kolonial, para pejuang meskipun tidak didukung oleh logistik perang yang memadai, mampu mengusir penjajah. Mereka mengandalkan semangat gotong royong dan bersatu menyelaraskan segala perbedaan untuk mencapai satu tujuan, yaitu kemerdekaan.

Sikap Pantang Menyerah dan Rela Berkorban

Untuk mencapai kemenangan tentunya diperlukan sikap pantang menyerah dan rela berkorban pada diri setiap peserta lomba. Mereka yang mengikuti lomba tarik tambang rela ketika tenaganya terkuras dan telapak tangannya mengalami luka-luka.

Lomba balap karung memberikan makna pantang menyerah untuk bisa mencapai kemenangan meskipun tubuh terhalang oleh karung yang dapat diartikan sebagai sikap pantang menyerah untuk keluar dari rintangan.

Begitu pula dengan mereka yang melakukan lomba mengambil koin pada buah. Harus rela ketika wajahnya berlumuran oli demi kepingan koin.

Ini berkaitan erat dengan bagaimana para pahlawan Indonesia dahulu menunjukkan sikap pantang menyerah, bahkan rela mengorbankan nyawanya demi memperebutkan kemerdekaan tanah air dari para penjajah.

Menggambarkan Kecerdikan Rakyat Indonesia

Untuk memenangkan suatu kompetisi, selain menggunakan kemampuan berupa tenaga, tentunya diperlukan juga kecerdikan berpikir dalam menentukan strategi yang tepat. Contoh dari sikap ini dapat ditunjukkan ketika seseorang memainkan perlombaan estafet sarung, estafet air, atau tepung. Begitu pun dengan perlombaan lainnya yang juga perlu melibatkan kemampuan kognitif.

Sama halnya dengan para pahlawan kemerdekaan, mereka tidak hanya mengerahkan kekuatan fisiknya dalam melawan penjajah, karena strategi dalam perang sangatlah dibutuhkan agar tidak menjadi bumerang yang menggugurkan diri sendiri.

Terlebih para pahlawan proklamator dominan menggunakan intelegensinya seperti dalam berdiplomasi dengan penjajah. Contoh lainnya adalah menggunakan kemampuan pemecahan masalah, bahkan dalam waktu yang singkat untuk dapat merumuskan pilar-pilar negara Indonesia.

baca juga

Masih banyak makna lain yang terkandung dari perlombaan-perlombaan yang dilakukan dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Namun, yang terpenting bagi kita sebagai generasi masa kini adalah menanamkan sikap-sikap positif tersebut dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Filosofi dari Perlombaan Perayaan 17 Agustus di Indonesia

Lomba Makan Kerupuk | Adrian MB (Flickr)
info gambar

Lomba Makan Kerupuk | Adrian MB (Flickr)


Ada berbagai filosofi di balik keceriaan dalam perlombaan merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia. Ternyata tersirat beberapa kisah yang menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia di masa penjajahan.

Mengutip dari perkataan Putri, dkk., dalam Proceedings UIN Sunan Gunung Jati Bandung, bahwa lomba balap karung merefleksikan beratnya kehidupan masyarakat Indonesia di masa penjajahan.

Kemudian dilansir juga dari Wikipedia, bahwa lomba makan kerupuk juga berkaitan dengan krisis ekonomi yang terjadi di masa kolonial. Dengan rakyat Indonesia mengakrabkan diri dengan kerupuk sebagai pelengkap dalam makanan sehari-harinya.

 

 

Sumber:

Proceedings UIN Sunan Gunung Jati Bandung, Vol. 4, No.5 "Menciptakan Semangat Kebangsaan Masyarakat Melalui Perayaan Meriah dalam Lomba 17 Agustus Bersama Karang Taruna"

https://id.wikipedia.org/wiki/Lomba_makan_kerupuk

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel inisepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

ZR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.