potensi dan kendala pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman hortikultura di desa sakti nusa penida - News | Good News From Indonesia 2024

Potensi dan Kendala Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Tanaman Hortikultura di Desa Sakti Nusa Penida

Potensi dan Kendala Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Tanaman Hortikultura di Desa Sakti Nusa Penida
images info

Potensi dan Kendala Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Tanaman Hortikultura di Desa Sakti Nusa Penida


Peralihan sektor pertanian ke pariwisata kian menjadi problem bagi masyarakat Nusa Penida. Bergantinya mata pencaharian masyarakat, yang semula berfokus pada pertanian dan peternakan, menyebabkan masyarakat lebih banyak bergerak ke sektor pariwisata karena jaminan penghasilan yang tinggi dalam waktu yang singkat.

Begitu pula dengan maraknya alih fungsi lahan pertanian dan peternakan ke pembangunan fasilitas wisata seperti vila, hotel, dan restoran di kawasan pemukiman. Minimnya minat masyarakat untuk terus berkecimpung dalam bidang pertanian juga merupakan masalah yang signifikan.

Regenerasi petani yang kian menurun merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kurangnya minat masyarakat terhadap bidang pertanian. Tentunya, kendala-kendala tersebut memperparah kondisi pemenuhan pangan di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida.

Banyak sayur dan buah yang ditemukan bukan merupakan hasil produksi warga sekitar. Padahal, Desa Sakti merupakan desa yang sangat potensial untuk pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan.

Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, memperkaya diversifikasi pangan, serta meningkatkan penghasilan keluarga. Dalam jangka pendek, pekarangan dapat dimanfaatkan sebagai strategi untuk menumbuhkan kembali minat bertanam di Desa Sakti.

Sementara itu dalam jangka panjang, pekarangan bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan. Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup, aman, merata, dan terjangkau merupakan tantangan yang perlu diatasi oleh masyarakat Desa Sakti.

Berdasarkan kendala tersebut, perlu sosok key leader yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar untuk memanfaatkan lahan pekarangan. Key leader merupakan sosok yang dapat berperan untuk membantu mentransfer pengetahuan dan mempercepat penerimaan inovasi kepada masyarakat sekitar.

Pemilihan sosok key leader ini dapat ditentukan dari tingkat pendidikan, peran sosial, dan jaringan komunikasi. Tingkat pendidikan yang tinggi diperlukan bagi sosok key leader karena sosok key leader dapat lebih mudah menerima inovasi yang diberikan sebelum disampaikan ke sasaran lain.

Banyaknya jaringan komunikasi yang dibentuk key leader juga menjadi pertimbangan pemilihan key leader karena konsep yang akan digunakan untuk pelaksanaan pengembangan program pemanfaatan lahan pekarangan yaitu konsep social learning.

Social learning merupakan konsep dimana perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya untuk saling terhubung satu sama lain sebagai makhluk sosial. Melalui social learning, warga dapat mengamati dan meniru key leader dalam mengelola lahan pekarangannya.

Artinya, key leader dapat menjadi model bagi warga lain untuk meniru dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Lalu, melalui bimbingan dari key leader, warga menjadi lebih percaya diri untuk mengambil tindakan dan membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola lahan.

Oleh karena itu, sinergi yang baik antara key leader dan warga dapat membantu proses belajar dan berbagi pengetahuan bagi warga sekitar. Pada akhirnya, ketika ada warga yang berhasil mengelola lahan pekarangannya, key leader akan mendapatkan pujian dan penghargaan untuk meningkatkan motivasi warga lain untuk meniru perilaku tersebut.

Upaya yang telah dilakukan oleh tim KKN-PPM UGM yaitu pengadaan penyuluhan pada Sekaa Teruna Teruni (STT) Desa Sakti tentang pemanfaatan lahan pekarangan. Tujuan dari penyuluhan ini yaitu mengembalikan motivasi bertanam, pembinaan teknis budidaya tanaman, serta praktik budidaya tanaman.

Pembinaan teknis yang telah dilakukan yaitu pembinaan terkaiat cara memilih benih dan bibit yang tepat, cara pengolahan lahan, cara pembuatan media tanam, cara pemupukan, cara penanaman, cara pemeliharaan, serta cara pemanenan. Berdasarkan hasil penyuluhan dan praktik penanaman, dapat diketahui bahwa kondisi iklim di Nusa Penida cocok untuk budidaya bayam, kangkung, selada, dan pakcoy.

Oleh karena itu, potensi pengembangan pekarangan di Nusa Penida dapat terus dikembangkan untuk mewududkan ketahanan pangan, memenuhi pangan dan gizi keluarga, mengoptimalkan penggunaan lahan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dengan demikian, tujuan akhir yang tercapai akan selaras tujuan SDGs bahwa pemanfaatan lahan pekarangan dapat membantu masyarakat untuk mengatasi kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pertumbuhan ekonomi, dan konsumsi yang bertanggungjawab.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.