Pulau-pulau di Kalimantan Barat memang kaya akan keindahan alam yang menakjubkan. Namun tak banyak yang tahu bahwa keindahan ini juga dapat menjadi panggung untuk kegiatan budaya yang berkesan.
Salah satu contoh nyata adalah acara "Bawa Layar Tancap" yang digelar oleh Siberdaya pada 9 dan 10 Agustus 2024 di Pulau Lemukutan dan Pulau Kabung, Kabupaten Bengkayang. Acara ini bukan sekadar pemutaran film biasa, tetapi juga sebuah perayaan budaya yang menggabungkan keindahan alam dengan seni sinema.
Keindahan Pulau Lemukutan dan Pulau Kabung
Pulau Lemukutan, yang terletak di Teluk Melanau, adalah pulau pertama yang menjadi tuan rumah pemutaran film dalam rangkaian acara ini. Pulau yang dikenal dengan perairan birunya yang jernih dan terumbu karang yang mempesona ini merupakan salah satu destinasi wisata bahari favorit di Kalimantan Barat.
Keindahan alam bawah lautnya menjadi daya tarik bagi penyelam dan pecinta snorkeling, sementara suasana damai di atas permukaan laut menjadi tempat yang ideal untuk melepas penat. Di tengah keindahan ini, Siberdaya menggelar acara pemutaran film, menghadirkan tontonan menarik di bawah langit malam yang berbintang.
Tidak jauh dari Lemukutan, Pulau Kabung yang terletak di Kabung Selatan menjadi destinasi berikutnya dalam rangkaian acara "Bawa Layar Tancap". Pulau ini juga tidak kalah menarik dengan pantai-pantainya yang indah dan suasana yang tenang.
Pulau Kabung terkenal dengan keramahan warganya dan kehidupan tradisional yang masih terjaga. Menonton film di sini, di tengah suasana alami yang jauh dari hiruk pikuk kota, tentu menjadi pengalaman yang berbeda.
Seni Sinema di Tengah Alam
"Bawa Layar Tancap" tidak hanya mengangkat tema keindahan pulau-pulau ini, tetapi juga membawa pesan budaya yang mendalam. Pada malam pemutaran di Pulau Lemukutan, tiga film diputar, yaitu “Sungkung,” “Dongeng Rempah dari Bumi Sebalo,” dan “Betangas.” Ketiga film ini mengangkat cerita lokal yang kaya akan nilai budaya, memberikan tontonan yang tak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi.
Di Pulau Kabung, film yang diputar adalah “Pukulan Tar Mengkacak,” “Dari Bengkayang untuk Indonesia,” dan “Salah Paham.” Film-film ini dipilih untuk menyesuaikan dengan karakter masyarakat setempat, serta menggugah diskusi yang mendalam tentang budaya dan identitas lokal.
Selain pemutaran film, acara ini juga dilengkapi dengan diskusi bertajuk “Kopdar Anak Pulau.” Diskusi ini membahas tentang gerakan film di Kalimantan Barat, serta memaparkan program Sinema Mikro dan Dana Indonesiana yang mendukung kegiatan budaya seperti ini.
Diskusi yang diisi oleh Tito, seorang pegiat perfilman Kalbar, dan Hatta Budi Kurniawan, Ketua Siberdaya, di Pulau Lemukutan, serta Gusti Enda di Pulau Kabung, memberikan wawasan yang lebih luas kepada masyarakat tentang bagaimana seni dapat menjadi alat untuk memperkuat kebudayaan lokal.
Pengalaman yang Berkesan
Bagi warga Pulau Lemukutan dan Pulau Kabung, acara "Bawa Layar Tancap" bukan hanya memberikan hiburan semata. Ini adalah momen di mana mereka dapat menikmati seni sinema di tempat tinggal mereka yang indah, sembari mendapatkan pengetahuan tentang budaya dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam program Dana Indonesiana.
Melalui acara ini, Siberdaya berharap dapat menanamkan kesan mendalam di hati para warga, serta menginspirasi mereka untuk lebih aktif dalam kegiatan budaya di masa mendatang.
Pulau Lemukutan dan Pulau Kabung, dengan segala pesona alam dan kekayaan budayanya, adalah contoh nyata bagaimana perpaduan antara alam dan seni dapat menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
Acara seperti ini membuka mata kita bahwa keindahan alam Indonesia tidak hanya dapat dinikmati, tetapi juga menjadi panggung bagi perayaan budaya yang berharga.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News