festival apangi gorontalo tetap diadakan setelah musibah melanda masyarakat - News | Good News From Indonesia 2024

Festival Apangi Gorontalo tetap Diadakan Setelah Musibah Melanda Masyarakat

Festival Apangi Gorontalo tetap Diadakan Setelah Musibah Melanda Masyarakat
images info

Festival Apangi Gorontalo tetap Diadakan Setelah Musibah Melanda Masyarakat


Perayaan sepuluh Muharram atau 10 Asyura setiap tahunnya menghadirkan tradisi unik di masyarakat Kelurahan Dembe I, Kota Barat, Kota Gorontalo. Festival Apangi, menjadi salah satu perayaan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Memasuki Tahun ke-9 Festival Apangi dilaksanakan, masyarakat tetap antusias merayakan tradisi tahunan meskipun masih dalam kondisi terdampak bencana banjir baru-baru ini.

Sebagian besar daerah di Gorontalo baru saja dilanda musibah banjir, termasuk Dembe I, Kota Barat. Meskipun banjir sudah cukup surut, beberapa rumah warga di kelurahan tersebut masih terendam setinggi lutut. Pasokan air dan listrik sudah menyala dan warga kini menunggu banjir benar-benar surut.

Kondisi ini memengaruhi pelaksanaan perayaan Festival Apangi tahun ini. Jika biasanya sepanjang jalan terdapat tenda-tenda masyarakat menjajakan kue apangi, kali ini Jalan Usman Isa tersebut terlihat sepi. Tim KKN UGM Kota Barat berkesempatan mendatangi Kantor Kelurahan Dembe I untuk melihat perayaan Festival Apangi tahun ini pada Senin (16/7) malam.

baca juga

“Masyarakat memang masih terdampak banjir di daerah ini. Jadi yang biasanya membuat kue apangi, tidak buat kali ini,” tutur Ibu Erna selaku salah satu kader Kelurahan Dembe I. Akibat banjir tersebut, Festival Apangi diubah menjadi Festival Berbagi Apangi dengan pelaksanaan pengajian dan lantunan doa-doa pasca musibah banjir.

“Masyarakat ini tidak bisa membuat kue apangi kali ini, jadi kami di kelurahan mencoba tetap merayakan tradisi ini dengan membagikan kue apangi ke warga-warga. Ya walaupun tidak semeriah tahun sebelumnya, setidaknya Festival Apangi masih dapat terlaksana,” ucap Ibu Erna.

Pembagian kue apangi berpusat di kantor kelurahan, setiap RT diwajibkan melaporkan jumlah warganya untuk diantarkan kue apangi ke rumah-rumah warga. Malam itu, ibu-ibu kader dengan semangat berkumpul dan menuangkan adonan kue apangi satu persatu.

Kue apang sendiri merupakan kue khas Gorontalo yang dibuat dari campuran tepung beras dan terigu. Ciri khas utama dari kue ini adalah tekstur yang empuk, sedikit kenyal, dan berpori. Kue apang disajikan dengan saus gula aren yang kental, sehingga menciptakan cita rasa gurih dan manis. Ibu Erna menjelaskan, kue apang memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Gorontalo. Terutama dengan variasi warna dan rasa dari kue apang tersebut.

“Kue apang ini bermacam-macam kami buat. Umumnya bentuknya bulat, tapi ada juga buat itu bentuk ikan, hati, lalu ditusuk-tusuk juga ada. Warnanya macam-macam, kalau ini kita bikin ada warna hijau melambangkan kedamaian,” jelas Ibu Erna.

Warna lain dari kue apangi biasanya adalah putih yang melambangkan kesucian Nabi Muhammad SAW, merah dengan makna semangat dan perjuangan, serta kuning yang melambangkan kebersamaan. Biasanya, setiap rumah akan menyajikan 100-300 kue apang untuk dijajakan ke pengunjung festival.

baca juga

Ibu Erna dengan senang hati mengajarkan mahasiswa Tim KKN UGM Kota Barat untuk mencoba membuat kue apang. Proses pembuatannya tidak jauh berbeda dengan terang bulan mini. Kue apang yang berhasil memiliki rongga dan sedikit renyah di pinggirnya. Ibu Erna juga menjelaskan istilah-istilah yang banyak digunakan masyarakat Dembe I dalam Festival Apang ini.

“Kalau di festival kami menyebutnya monga (makan), moduhengo (menambah), dan modelo (membawa). Jadi artinya siapa saja yang datang ke Festival Apangi dapat makan kue apang sepuasnya, gratis, dan bisa dibawa pulang,” ujar Ibu Erna.

Festival Apangi ini adalah perayaan yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh masyarakat Dembe I. Sayangnya, tahun ini Festival Apangi tidak dapat dilaksanakan secara meriah karena suasana berduka akibat musibah banjir.

Namun dengan adanya bagi-bagi kue apang ini, masyarakat diharapkan dapat tetap merasakan khidmat dan sakralnya tradisi 10 Muharram tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.