Pada era globalisasi saat ini, di mana mobilitas dan pertukaran budaya yang semakin meningkat, kemampuan untuk memahami bagaimana anak-anak berperilaku di berbagai belahan dunia memberikan manfaat yang signifikan bagi sistem pendidikan. Pendidikan yang efektif dan berkualitas tidak dapat dicapai tanpa pemahaman yang mendalam tentang bagaimana anak-anak belajar dan berperilaku.
Perilaku anak-anak dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya, sosial dan ekonomi. Dengan memahami perbedaan dan kesamaan dalam perilaku anak di seluruh dunia, pendidik dan pembuat kebijakan dapat mengembangkan pendekatan yang lebih adaptif dan relevan, memastikan bahwa semua siswa mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Local Project: EduStandingby AIESEC in Untan hadir untuk membantu permasalahan tersebut dengan berkontribusi mencapai SDGs nomor 4 yang berfokus pada “Pendidikan Berkualitas”. Salah satu aspek penting dari SDGs nomor 4 adalah memastikan bahwa pendidikan menjadi lebih inklusif.
Pemahaman tentang perilaku anak-anak membantu dalam merancang kurikulum dan strategi pengajaran yang dapat menampung keragaman siswa. Hal ini mencakup menciptakan lingkungan belajar yang menghargai perbedaan budaya dan memfasilitasi metode pengajaran yang lebih efektif bagi semua anak.
Pendidikan berkualitas tidak hanya melibatkan pengajaran akademik tetapi juga dukungan emosional dan sosial yang sesuai dengan latar budaya siswa. Dengan demikian, memahami perilaku anak-anak merupakan salah satu kunci mencapai SDGs nomor 4. Pemahaman mendalam tentang perilaku anak-anak di berbagai budaya adalah langkah fundamental menuju pencapaian tujuan ini.
Pada Selasa, 9 Juli 2024 Local Project AIESEC in Untan berhasil mengadakan agenda Internasional Session I yang ditujukan untuk memperluas pemahaman peserta mengenai perilaku anak-anak di lintas geografi dunia.
Agenda akan diisi oleh Jess Pui, seorang member of EPM Officer incoming Global Volunteer of AIESEC in PolyU, Hong Kong yang membawakan materi tentang keberagaman dari perilaku anak.
Jess Pui akan membagikan wawasan terkait bagaimana perbedaan budaya mempengaruhi perilaku anak-anak serta metode pengajaran yang dapat diterapkan untuk mendukung keberhasilan pendidikan di berbagai konteks budaya. Sesi ini diharapkan dapat membuka wawasan para peserta, meningkatkan sensitivitas budaya, dan memberikan alat praktis yang dapat diterapkan dalam lingkungan pendidikan mereka masing-masing.
Pada pembukaan sesi, Jess Pui memberikan pemaparan yang mendalam tentang pengalaman pribadinya saat pertama kali masuk Taman Kanak-Kanak (TK). Ia menceritakan perasaan ketidakamanan yang sempat dirasakannya.
Jess Pui membahas tiga jenis temperamen bayi dan mengklasifikasikan anak-anak berdasarkan dimensi yang berbeda, dengan penekanan khusus pada temperamen "lambat tetapi hangat". Jess Pui juga mempresentasikan konsep Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) kepada peserta.
Untuk melibatkan peserta, dia mengajukan beberapa pertanyaan mengenai tipe MBTI masing-masing individu. Selanjutnya, dia menjelaskan tentang dominasi jenis MBTI tertentu di kalangan anak-anak di Hong Kong dan merinci alasan yang mendasari fenomena ini.
Jess Pui juga berpendapat bahwa anak-anak di Hong Kong menunjukkan tingkat kompetisi yang tinggi. Ia mencatat bahwa lingkungan yang menuntut dan tekanan yang tinggi dari ujian seringkali memicu perilaku kompetitif ini. Perilaku ini tidak hanya tampak pada anak-anak, tetapi juga berlanjut hingga mereka dewasa.
Jess Pui menjelaskan pentingnya mengakui keberagaman, dengan menegaskan bahwa tidak ada pendekatan yang universal dalam pendidikan dan perkembangan anak. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing, baik dari segi kemampuan, minat, maupun latar belakang budaya. Oleh karena itu, penting bagi para pendidik dan orang tua untuk memahami dan menghargai keragaman ini.
Inti dari agenda ini adalah untuk memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika perilaku anak dalam konteks pendidikan dan lingkungan sekolah, dengan perspektif yang disampaikan oleh narasumber yang berasal dari Hongkong. Agenda dilanjutkan dengan dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber.
Sesi ini diharapkan dapat membantu memperjelas konsep-konsep yang telah disampaikan sebelumnya, serta memberikan wawasan praktis yang dapat diterapkan dalam situasi sehari-hari. Melalui agenda ini diharapkan para peserta dapat membawa pulang berbagai strategi dan pendekatan baru yang bermanfaat untuk diterapkan dalam lingkungan pendidikan masing-masing.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News