Tahun ini, Indonesia kedatangan tamu negara spesial. Tepatnya pada 3 hingga 6 September 2024, Paus Fransiskus mengadakan kunjungan dengan tujuan bilateral Indonesia-Vatikan dan sebagai acuan untuk kehidupan beragama yang rukun dan damai.
Ini merupakan kali pertama Paus Fransiskus datang ke Indonesia setelah sempat tertunda karena pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Kunjungan tersebut sekaligus menjadi perjalanan ketiga Paus ke Indonesia setelah Paus Paulus VI pada Oktober 1989 atau tepatnya 35 tahun lalu.
Maka dari itu, kunjungan Paus Fransiskus kali ini adalah sebuah momen besar dan mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat Indonesia.
Merespon hal ini, Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) sebagai organisasi lintas iman turut serta mengambil bagian menyambut kedatangan Paus Fransiskus dengan kegiatan Festival Toleransi yang bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia kerukunan hidup antarumat beragama di Indonesia dan memperkuat toleransi yang otentik dalam berbagai bidang kehidupan," sebut Abdul Mu'ti melalui Sekapur Sirih pada booklet Festival Toleransi 2024.
Dengan mengusung tema "Bersama dalam Keragaman". Acara ini dibuat untuk mengutamakan nilai toleransi melalui pameran budaya, pertunjukan seni, diskusi, dan lainnya untuk memperkuat harmoni dalam keberagaman.
Kegiatan tersebut sebagai bagian dari rangkaian 24 tahun ICRP yang resmi didirikan 12 Juli 2000. Lokasinya berada di Galeri Nasional, Jakarta Pusat pada 2 hingga 4 September 2024.
Acara ini dihadiri oleh beberapa kelompok agama dari penjuru Indonesia, seperti Jemaat Ahmadiyah indonesia, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Baha'i, Majelis Buddhayana Indonesia, Sikh, Hindu Peradah, Paguyuban Cinta Tanah Air Kalacakra, dan alumni SMA Bersatu.
Tidak hanya untuk menunjukkan sikap toleransi, para kelompok agama menyajikan informasi terkait sejarah dan kebudayaan dari kelompok agamanya. Selain itu, kelompok-kelompok ini juga menunjukkan beberapa footage dalam bentuk foto atau video terkait agenda kegiatan mereka sehari-hari melalui stan yang telah disediakan di lokasi.
Lukisan Paus Fransiskus di Festival Toleransi 2024 | Almer Sophian
Pada bagian awal festival, pengunjung langsung disuguhi dengan lukisan karya Denny JA, yang di mana gambarnya menunjukan seorang Paus dikelilingi masyarakat Indonesia dari beragam agama dan budaya. Ada juga gambar Paus yang membasuh kaki pemuda dengan baju adat Indonesia.
Jika ditelaah, dua gambar ini menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia menyambut hangat kedatangan Paus Fransiskus, begitu juga sebaliknya. Seperti yang dijelaskan pada deskripsi lukisan, Paus Fransiskus memang tidak mengadakan agenda membasuh kaki warga Indonesia. Yang dilukiskan hanyalah ilustrasi belaka dengan bantuan ArtificialIntelligence (AI).
Tidak jauh dari panel lukisan tadi, pengunjung bisa melihat panggung utama dari festival Toleransi. Tiap harinya, akan ada pertunjukan seni yang ditampilkan dari beberapa komunitas di Jakarta yang diantaranya ada pertunjukan barongsai, tari pendet Bali, paduan suara, tari sufi, tari Betawi Cerite Kite, marawis Sunter, dan beberapa pertunjukan lain dari sekolah di Jakarta.
Selain itu, ada sesi talkshow tentang toleransi dengan narasumber dari beberapa pemuka agama, di antaranya berbicara tentang Pengalaman Jumpa Lintas Iman, Pancasila Sebagai Titik Temu, Merawat Toleransi Melalui Seni dan Dunia Pendidikan, lalu ditutup dengan Obrolan Santai tentang Aspirasi Keagamaan.
Kitab Suci Dengan Tulisan Aksara di Pameran Artefak Kitab Suci | Dokumentasi Pribadi
Jika bergeser sedikit ke dalam, pengunjung bisa mengunjungi sebuah pameran budaya tentang artefak dan praktek toleransi dari beberapa agama di Indonesia. Pada panel pertama, tidak jauh dari pintu masuk, pengunjung akan melihat beberapa foto simbol, di mana menunjukkan sikap toleransi antaragama yang kuat dalam bentuk acara ataupun prasasti atau tokoh.
Sebagai contoh, seperti perayaan Idulfitri dan Natal di NTT, di sana acara Misa Paskah dan Halal Bi Halal dilakukan di pada satu acara bersama yang diselenggarakan oleh Ormas Flobamora.
Ada juga foto Candi Plaosan yang dibangun pada masa kerajaan kuno pada abad ke-9 yang menggabungkan unsur Hindu dan Buddha. Kemudian, masih ada beberapa simbol lainnya seperti Sultan Tidore, Pela Gandong dan Prasasti Talang Tuwo.
Beberapa Lembaran Kitab Suci Indonesia di Pameran Festival Toleransi 2024 | Dokumentasi Pribadi
Di sini juga pengunjung bisa melihat beberapa artefak kitab suci dari beragam agama dan di lini waktu yang berbeda. Ada yang masih berbentuk artefak bambu seperti kitab Kaputusan Kawisesa dari Bali, kitab Jimat dan Serat Megatsih.
Lalu, ada juga yang sudah tertulis pada kertas dengan beragam bahasa daerah dan diantaranya masih menggunakan Aksara. Selain Artefak kitab suci, pada galeri ini pengunjung bisa melihat lebih banyak hasil lukisan karya Denny JA yang dibantu dengan AI. Lukisan tersebut merupakan ilustrasi rasa toleransi antarmasyarakat Indonesia di tengah keberagaman beragama.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News