Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia baru saja merilis Indikator Iptek, Riset, dan Inovasi Indonesia 2024.
Buku Indikator Iptek, Riset, dan Inovasi Indonesia 2024 ini merupakan salah satu laporan yang diterbitkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memberikan gambaran mengenai capaian dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, riset, dan inovasi di Indonesia.
Dalam laporan tersebut diungkapkan, sektor perguruan tinggi masih mendominasi penggunaan belanja riset nasional dengan proporsi terbesar, yakni 46,02 persen.
Anggaran Riset dan Belanja Riset Tahun 2023
Pada tahun 2023, realisasi belanja riset nasional sekitar Rp20,39 triliun rupiah. Dari total tersebut, proporsi belanja riset pendidikan tinggi paling tinggi, mencapai 46,02 persen (Rp9.385.943.837.278), dilanjutkan sektor pemerintah sebesar 32,42 persen (Rp6.611.817.610.505), dan badan usaha/industri sekitar 21,56 persen (4.397.217.936.223).
Akan tetapi, berdasarkan Government Budget Allocations for R&D (GBARD), dari total belanja riset tersebut, anggaran riset yang berasal dari sektor pemerintah hanya sekitar 7,92 triliun rupiah.
Jumlah tersebut masih harus dialokasikan untuk BRIN sebanyak Rp 6.356.162.008.000, Pemda Rp 1.163.443.825.814, dan LPDP sebesar Rp 409.485.000.000
Sebagai informasi, Government Budget Allocations for R&D (GBARD) merupakan keseluruhan alokasi pendanaan riset yang diberikan pemerintah ke semua sektor ekonomi, yaitu sektor pendidikan tinggi, sektor bisnis, sektor publik, dan program riset internasional.
Sementara itu, anggaran riset lainnya bisa juga didapat melalui industri terkait.
Perguruan Tinggi Dominasi SDM Iptek
Proporsi belanja riset perguruan tinggi yang lebih tinggi dibandingkan sektor lain berbanding lurus dengan sumber daya manusia yang dimiliki.
BRIN mengungkapkan total SDM iptek nasional yang dimiliki Indonesia sebanyak 445.521 orang. Dari total tersebut, perguruan tinggi masih menjadi sektor yang menyediakan serta aktif dalam melakukan riset.
Perlu diketahui, golongan di perguruan tinggi yang termasuk ke dalam kategori SDM iptek ialah dosen dan mahasiswa doktoral atau S3. Oleh karena itu, mahasiswa jenjang S1 dan S2 belum tergolong sebagai SDM iptek.
Secara umum, SDM iptek nasional terdiri dari SDM iptek sektor pemerintah pusat (BRIN) dan daerah, pendidikan tinggi (dosen dan mahasiswa S3 terdaftar), serta SDM iptek sektor badan usaha/industri.
Dari ketiga sektor tersebut, SDM iptek di sektor pendidikan tinggi menempati porsi terbesar, yakni 95,28 persen dari total SDM iptek nasional. Sementara itu, proporsi SDM iptek pemerintah dan bisnis/industri masing-masing sebesar 3,32 persen dan 1,40 persen dari total SDM iptek nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
