Ikan coelacanth diyakini telah punah sekitar 65 juta tahun lalu. Secara mengejutkan, ikan purba ini kembali muncul pada 1997 di perairan Sulawesi Utara, Indonesia.
Coelacanth Indonesia (Latimeria menadoensis) merupakan salah satu spesies coelacanth yang masih hidup di dunia. Karena itu, ikan ini sering juga disebut fosil hidup.
Habitat ikan coelacanth yang berada di kedalaman 150–200 meter, menjadikannya sulit untuk diamati dan diteliti secara langsung.
Hidup hingga 100 tahun
Coelacanth berasal dari bahasa Yunani, yakni coelia (berongga) dan acanthos (duri), yang bermakna ikan dengan duri berongga. Ikan ini bisa tumbuh hingga lebih dari enam kaki dengan bobot mencapai 90 kilogram.
Ilmuwan meyakini ikan coelacanth menjadi salah satu ikan bertulang rawan terbesar yang masih ada. Coelacanth juga dikenal berumur panjang. Mereka diperkirakan dapat hidup hingga 100 tahun atau lebih.
Ikan super langka
Coelacanth terdiri dari dua spesies, keduanya merupakan ikan yang sangat langka dan menjadi subjek penelitian intensif di kalangan ilmuwan.
Kedua spesies coelacanth tersebut adalah coelacanth Samudra Hindia barat (Latimeria chalumnae) yang tinggal di laut lepas pantai timur Afrika, dan coelacanth Indonesia (Latimeria menadoensis) yang merupakan endemik perairan Sulawesi.
Perbedaan utama antara coelacanth Afrika dan Indonesia terletak pada warna dan beberapa karakteristik genetik minor, namun keduanya memiliki struktur anatomi yang sangat mirip dengan leluhur mereka dari era prasejarah.
Morfologi ikan coelacanth
Melansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, coelacanth memiliki morfologi yang unik dan mudah diidentifikasi dibandingkan dengan spesies ikan lainnya.
Ikan coelacanth mengalami distribusi pigmen yang tidak merata sehingga memiliki pola warna yang khas. Bagian punggungnya berwarna lebih gelap dibandingkan bagian perut.
Keunikan ikan coelacanth tak hanya terlihat dari karakteristik eksternalnya. Ikan ini juga memiliki beberapa fitur internal yang menarik, misalnya notochord yang bertahan hingga mereka dewasa.
Coelacanth memiliki sistem reproduksi ovovivipar—telur berkembang dan menetas di dalam tubuh induk sebelum anak ikan dilahirkan. Kondisi ini jarang ditemui pada spesies ikan laut dalam.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News