Kue sengkulun merupakan ikon kuliner tradisional yang masih tersisa di Jakarta. Bagi orang Betawi, kue ini dianggap sakral. Karena itu kue ini selalu hadir untuk merayakan berbagai acara kebudayaan.
Dimuat dari Kebudayaan.kemdikbud, kisah rakyat Betawi mengatakan kue sengkulun lahir pada tahun 1513-1514. Kue ini merupakan persembahan kepada Raja Pakuan yang ada di Bogor saat itu.
Tahun 1521, saat masuknya Portugis ke wilayah Malaka, masih ada rakyat yang memihak kepada Raja Tanjung Jaya yang menjadi Kerajaan Sunda Pajajaran. Sengkulun hadir sebagai simbol kesetiaan kepada raja di tanah Sunda itu.
“Sengkulun menjadi kue yang diartikan secara filosofis sebagai kesetian dan persembahan kepada Raja Pakuan/Sunda Pajajaran. Konon kabarnya nama Sengkulun secara filosofis diambil dari pemahaman Sang Kulun (keraton),”
Berasal dari tradisi Tionghoa
Tetapi ada versi lain yang menyebutkan kue sengkulun lahir dari tradisi Tionghoa, khususnya pengaruh dari pembuatan kue keranjang yang sering dibuat menggunakan bahan dasar beras ketan.
“Kue ini pada awalnya menggunakan gula merah Jawa sebagai pemanis, yang memberikan rasa gurih manis dan warna coklat khasnya.”
Masyarakat Betawi lalu mengadaptasi pengaruh dari etnis Melayu dan China ini untuk menciptakan variasi sendiri. Orang Betawi kemudian menambahkan warna merah hingga hijau, agar kue ini semakin cantik.
Muncul ketika perayaan
Walau kue ini memiliki sejarah panjang, tidak semua wilayah Betawi akrab dengannya. Hanya masyarakat Betawi tengah seperti Kebon Sirih dan Kebon Kacang yang paling sering menjumpai dan menikmati kue ini.
Tetapi kue ini selalu hadir dalam perayaan-perayaan khusus seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, di mana menjadi bagian dari hidangan yang disajikan untuk merayakan bersama sanak keluarga setelah salat id.
Sengkulun juga sering digunakan sebagai makanan ringan dalam berbagai acara. Orang Betawi sangat suka menyantap kue ini saat dikombinasikan dengan secangkir teh atau kopi hangat baik di pagi hari atau sore hari.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News