Kawan, siapa tidak kenal madu? Tentu jawabnya hampir seantero masyarakat kita pasti kenal. Salah satu jenis madu yang populer adalah madu hutan asli yang berasal dari pedalaman hutan, seperti hutan daerah pedalaman Kendari maupun Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Namun, tidak perlu datang ke hutan dan menunggu proses kelompok tani atau peternak lebah dalam memproses madu hingga berbulan-bulan. Kawan GNFI bisa langsung menikmatinya dalam kemasan botol kaca berukuran 600 ml, dengan banderol harga Rp130.000.
Sejatinya, butuh waktu paling tidak 60 hari mulai dari proses awal menginisiasi berternak lebah hingga memanen madu siap konsumsi. Mulai dari hadirnya koloni atau kawanan lebah dalam membentuk sarang kecil atau markas di pepohonan. Lalu, ribuan lebah akan pergi berburu dan mengumpulkan nektar dari pelbagai tumbuhan bunga di sekelilingnya.
Nektar adalah sejenis cairan manis yang diproduksi oleh bunga, dan dibawa para koloni lebah menuju sarangnya, yaitu pada sel sarang lebah. Dengan komponen sejenis lilin lebah yang mereka hasilkan untuk memproduksi dan menyimpan madu yang berkualitas pada lubang-lubang sel sarangnya.
Nah, koloni atau kawanan lebah tersebut memproses sarangnya secara alami secara berangsur berulang-ulang hingga menjadi madu asli yang bisa kita nikmati.
Banyak sekali Kawan, madu yang beredar di sekeliling kita. Mulai dari madu sachet yang ada di minimarket, toko serba ada, dan bahkan dibanderol harga dengan bebas di supermarket sekalipun. Semuanya mengklaim madu asli. Namun apa betul asli? Mari, kita simak dulu dan kita uji orisinalitas madu hutan yang "katanya" asli itu.
Tips Membedakan Madu Hutan Asli dan Madu Hutan Campuran
Secara umum ada empat klasifikasi dan indikator yang dapat kita bisa uji secara sederhana pada madu yang kita beli apakah asli atau tidak asli. Berikut adalah penjelasannya!
1. Apakah dikerubungi semut atau tidak?
Untuk varian madu asli dari hutan tradisional, kita bisa uji apakah madu yang ada di rumah kita dikerubungi semut atau tidak. Jika tumpahan atau bekas madu dikerubungi semut dalam jumlah besar, kemungkinan madu yang kita beli adalah madu tidak asli atau campuran.
Sedangkan, jika madu yang asli, menurut pendapat para peternak atau pengepul madu hutan asli di Kolaka, Sulawesi Tenggara, biasanya tidak dikerubungi semut dalam jumlah yang banyak.
Secara umum, semut memang potensial mengerubungi bahan makanan minuman yang manis atau bergula. Namun, untuk madu hutan asli, jumlah semut yang mengerubungi tidak sebanyak dan semasif gerombolan semut yang mengerubungi madu campuran atau palsu.
2. Apakah mengkristal atau membeku jika dimasukkan dalam lemari pendingin?
Ini adalah instrumen berikutnya untuk menguji keaslian madu di tempat kita. Umumnya, madu hutan asli yang diproduksi oleh lebah di hutan, akan cenderung sukar membeku atau sulit mengkristal.
Berbeda dengan madu campuran atau tidak murni, yang relatif bisa membeku atau mengkristal jika disimpan dalam lemari pendingin.
3. Apakah bertekstur lengket atau berair?
Satu lagi yang bisa kita uji, yaitu tekstur madu. Jika madu hutan asli yang diproses secara alami dan tanpa bahan tambahan atau campuran, maka ia akan relatif lebih lengket dan menggumpal jika digenggam jari atau tangan.
Nah, jika madu yang ada di rumah kita cenderung berair saat dipegang, maka kemungkinan besar madu tersebut tidak murni.
4. Apakah botol kemasan madu menghasilkan ledakan gas jika ditutup rapat?
Jika madu hutan asli yang diproduksi dari kumpulan lebah di hutan pedalaman, maka jika madu disimpan dan ditutup rapat, akan menghasilkan semacam letupan atau dorongan keras saat dibuka. Semacam berbunyi "bluppp" saat kemasan tutup botol dibuka.
Nah, ini adalah salah satu indikator sederhana untuk pengujian keaslian madu. Jika madu campuran atau tidak asli, maka saat tutup botol dibuka, tidak ada terasa tekanan atau letupan dari dalam cairan madu.
Demikian sedikit informasi bagaimana memilah mana madu hutan asli dan mana yang bukan. Kiranya bermanfaat. Kayanya sumber daya alam dan hasil hutan dari negara kita kiranya bisa kita syukuri serta manfaatkan dengan lebih optimal ke depan. Sadar atau tidak, bahwa tidak seluruh negara punya potensi hutan pedalaman sekaya Indonesia, salah satunya madu hutan yang potensial juga mendatangkan devisa ekonomi bagi negara dan masyarakat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News