Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, Artificial Intelligence (AI) semakin sering digunakan dalam berbagai sektor. Banyak orang khawatir bahwa AI akan menggantikan peran manusia dalam pekerjaan, terutama dalam bidang yang bersifat rutin dan dapat diotomatisasi.
Namun, sejumlah ahli dan penelitian menunjukkan bahwa AI tidak akan sepenuhnya menggantikan manusia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa AI tidak bisa sepenuhnya mengambil alih pekerjaan manusia.
1. Biaya Implementasi AI Terlalu Tinggi
Sebuah studi yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT), yang dikutip dari People Matters, menyimpulkan bahwa biaya penerapan AI dalam banyak sektor terlalu tinggi untuk sepenuhnya menggantikan manusia.
Menurut penelitian tersebut, "Hanya 23% dari kompensasi pekerja yang terkait dengan AI computer vision dianggap layak secara ekonomi untuk diotomatisasi." Sebab, biaya besar yang diperlukan untuk memasang dan menjalankan sistem AI. Dalam banyak kasus, kehadiran manusia tetap lebih efisien dari segi ekonomi.
2. AI Tidak Memiliki Kecerdasan Emosional
Salah satu kelemahan utama AI adalah ketidakmampuannya untuk merasakan atau memahami emosi manusia. Emotional intelligence (EQ) merupakan kemampuan penting yang diperlukan dalam berbagai profesi seperti manajer, guru, atau konselor.
Dilansir dari Forbes Agency Council, “AI tidak akan pernah dapat menggantikan sentuhan manusia dalam membangun hubungan emosional dengan konsumen, karena AI tidak memiliki kemampuan untuk memahami dan merespons perasaan dengan cara yang sama seperti manusia.”
Kecerdasan emosional adalah keterampilan yang sangat kompleks dan sulit untuk ditiru oleh AI.
3. AI Masih Memerlukan Pengecekan Fakta
Meskipun AI mampu menganalisis data dengan cepat, ia masih sangat bergantung pada data yang dimasukkan oleh manusia. Oleh karena itu, hasil yang dihasilkan AI masih memerlukan pengecekan fakta.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Salient Process, "AI sering menghasilkan informasi yang salah atau tidak akurat dan masih memerlukan verifikasi manusia untuk memastikan kebenarannya."
Itu menunjukkan bahwa kehadiran manusia tetap diperlukan untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan oleh AI benar dan dapat dipercaya.
4. AI Tidak Bisa Menggantikan Kreativitas Manusia
AI mungkin dapat membantu manusia dalam pekerjaan kreatif, tetapi ia tidak bisa menggantikan kreativitas manusia sepenuhnya. Kreativitas adalah proses yang unik dan sering kali tidak terduga, sementara AI hanya mampu bekerja berdasarkan data yang sudah ada.
Forbes Agency Council menjelaskan bahwa “ide-ide besar lahir dari pemahaman mendalam akan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh AI.” Dalam bidang seperti seni, desain, dan periklanan, peran manusia sebagai pencetus ide-ide orisinal masih sangat penting.
5. AI Tidak Fleksibel dalam Menghadapi Masalah Baru
AI hanya bisa bekerja dalam batasan yang sudah diprogramkan, tetapi manusia mampu beradaptasi dan berimprovisasi ketika dihadapkan dengan masalah yang belum pernah ditemui sebelumnya.
Karim Lakhani, seorang profesor di Harvard Business School, menyatakan, “AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi manusia yang menggunakan AI akan menggantikan manusia yang tidak menggunakan AI.”
Statement ini menunjukkan bahwa AI lebih berfungsi sebagai alat pendukung, bukan pengganti, karena kemampuan manusia untuk beradaptasi tetap diperlukan.
6. Keterlibatan Manusia dalam Pengoperasian AI
Meskipun AI dan otomatisasi semakin canggih, manusia tetap diperlukan untuk mengelola dan mengawasi sistem tersebut. AI memerlukan pelatihan yang dilakukan oleh manusia, dan dalam banyak kasus, intervensi manusia diperlukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi.
Salient Process menuliskan, “AI dan otomasi masih memerlukan intervensi manusia untuk mencapai hasil yang optimal.” Hal ini menunjukkan bahwa peran manusia dalam pengoperasian AI tetap penting.
AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai industri, tetapi tidak akan sepenuhnya menggantikan manusia. Keterampilan manusia yang meliputi kecerdasan emosional, kreativitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memeriksa fakta tetap sangat diperlukan.
Tantangan ke depan adalah bagaimana manusia dapat bekerja sama dengan AI untuk mencapai hasil yang lebih baik, bukan untuk bersaing dengan teknologi ini.
Sumber:
- https://salientprocess.com/blog/reasons-automation-and-ai-cannot-replace-humans/
- https://www.peoplematters.in/news/technology/no-ai-cant-replace-humans-in-workplaces-its-far-too-expensive-mit-study-40077
- https://www.forbes.com/councils/forbesagencycouncil/2023/05/10/why-ai-will-never-fully-replace-humans-in-19-agency-service-areas/
- https://hbr.org/2023/08/ai-wont-replace-humans-but-humans-with-ai-will-replace-humans-without-ai
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News