Sama seperti namanya, kumbang kotoran memakan kotoran hewan lain. Serangga ini ternyata sudah ada sejak zaman dinosaurus!
Kumbang kotoran tersebar di seluruh benua kecuali Antartika. Mereka biasanya berada di sekitar mamalia herbivora yang berpotensi meninggalkan kotoran.
Serangga terkuat di dunia
Kebiasaan kumbang kotoran membawa kotoran membuatnya menjadi salah satu hewan terkuat di dunia. Serangga ini mampu mendorong beban 1.141 kali lebih berat dari berat tubuhnya.
Bahkan, ia melindungi kotoran yang dibawanya dan bisa menahan kotoran itu saat ada kumbang kotoran lain yang akan merebutnya.
Saat kumbang kotoran menemukan kotoran hewan lain, ia akan mengambil sebagian kotoran itu dan membentuknya menjadi bola. Kemudian, kumbang kotoran menggelindingkan bola kotoran itu sampai ke sarangnya.
Gemar makan kotoran
Dikutip dari laman Natural History Museum, kotoran yang dikonsumsi kumbang ternyata memberinya nutrisi penting, yang membantu sistem pencernaan pada mamalia.
Meski suka mengumpulkan kotoran, spesies kumbang kotoran sangat selektif dalam memilih kotoran hewan yang akan dimakan. Mereka menargetkan partikel kaya nitrogn dalam kotoran untuk membantu sintesis protein.
Tubuhnya mungil
Seekor kumbang kotoran kecil hanya memiliki panjang sekitar 2 milimeter (mm). Bahkan, beberapa spesiesnya dapat hidup di dalam sarang semut.
Salah satu spesies kumbang kotoran terbesar adalah spesies kumbang yang berasal dari genus Heliocopris dan famili Scarabaeidae. Kumbang ini dapat tumbuh hingga 70 mm dan dapat ditemui di berbagai belahan dunia, seperti Asia dan Afrika.
Penting untuk ekosistem
Kumbang kotoran memainkan peran yang sangat berharga dalam ekosistem. Natural History Museum menuliskan, kumbang kotoran sangat efektif membersihkan produk limbah.
Selain itu, kumbang kotoran juga berperan penting dalam ekosistem padang rumput, dengan menghilangkan limbah sehingga dapat menekan populasi lalat. Serangga juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan nutrisi melalui ekskresi mereka sendiri.
Uniknya, kumbang kotoran disebut sebagai detektif. Dengan melihat DNA dari usus kumbang kotoran, ilmuwan dapat mengetahui jenis hewan yang menghasilkan kotoran yang dimakan oleh kumbang ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News