sudah jangan ke jatinangor sebuah ajakan positif untuk mahasiswa patah hati - News | Good News From Indonesia 2024

“Sudah, Jangan ke Jatinangor”, Sebuah Ajakan Positif untuk Mahasiswa Patah Hati

“Sudah, Jangan ke Jatinangor”, Sebuah Ajakan Positif untuk Mahasiswa Patah Hati
images info

“Sudah, Jangan ke Jatinangor”, Sebuah Ajakan Positif untuk Mahasiswa Patah Hati


Apakah Kawan GNFI pernah merasa patah hati? Tenang saja, Kawan GNFI bukan satu-satunya orang yang pernah merasakannya, kok. Hal ini terkesan wajar di kalangan remaja. Bahkan, fase remaja rasanya kurang lengkap jika belum mengalami patah hati.

Lalu, apa yang Kawan GNFI lakukan setelah mengalami patah hati? Untuk tahu jawabannya, baca tulisan di bawah!

Fenomena Patah Hati

Fenomena patah hati pastinya diawali oleh rasa cinta terhadap lawan jenis. Cinta merupakan hal yang wajar dialami seseorang (terlebih di fase remaja). Kita dapat merasakannya di mana pun dan kapan pun. Saat seseorang remaja sedang jatuh cinta, dunia seakan kosong, hanya ada dia dan orang yang dicintainya.

Bahayanya adalah ketika cinta yang dimiliki oleh seorang remaja bertepuk sebelah tangan. Bagai badai yang datang dengan tiba-tiba, angin bertiup dengan kencangnya. Menenggelamkan si patah hati sedalam-dalamnya.

Bahkan, lebih bahaya dari badai sungguhan, tidak punya sisi tenang di dalamnya, tidak memberikannya kesempatan untuk menarik napas sesaat. Ketika patah hati, seseorang cenderung memandang dunia dari kacamata rasa sakit yang emosional.

Patah Hati dari Kacamata Psikologi

Fakta membuktikan bahwa kebanyakan remaja yang mengalami patah hati cenderung menyimpan kesedihannya. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh psikolog asal Amerika Serikat bernama Guy Winch dalam bukunya berjudul “How to Fix Broken Heart”.

Ia mengungkapkan bahwa banyak korban patah hati yang memilih untuk memendam kesedihannya karena berpikir bahwa orang lain tidak mengerti apa yang dia rasakan.

Persoalan ini timbul karena patah hati kerap dianggap sebagai sesuatu yang remeh. Padahal, menurut penelitian yang dilakukan oleh Pramesti dan Romadoni pada tahun 2024, patah hati dapat memicu respon stres yang kuat di otak.

Hal ini dapat berdampak pada gejala fisik dan emosional, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan lain-lain. Akibatnya, aktivitas atau bahkan masa depan seorang remaja dapat terancam.

Sebuah Lagu untuk Mahasiswa Patah Hati

Meskipun begitu, Kawan GNFI tidak usah khawatir, karena jawabannya ada pada lagu “Sudah Jangan ke Jatinangor”. Lagu ini dirilis pertama kali pada tahun 2014 oleh The Panasdalam Bank (sebuah band asuhan Pidi Baiq) dan Jason Ranti. Kemudian, diterbitkan kembali pada tahun 2019 sebagai soundtrack film “Koboy Kampus” garapan Pidi Baiq.

Tidak jauh bebeda dengan lagu The Panasdalam Bank lainnya, lirik lagu ini terkesan romantis dan ringan, serta bermuatan komedi. Ditambah dengan alunan gitar dan harmonika, lagu ini kian populer di kalangan remaja. Terlebih, mahasiswa Jatinangor yang merasa relate dengan lagu ini.

Ajakan Positif untuk Mahasiswa Patah Hati

Jika ditelusuri, lirik lagu ini terasa menyedihkan dengan menceritakan seorang mahasiswa ITB yang cintanya ditolak dengan mahasiswi Unpad. Hal tersebut tercermin pada liriknya yang berbunyi, “Sudah jangan ke Jatinangor | Ia sudah ada yang punya | Lebih baik diam di sini | Temani aa bernyanyi di sini

Dalam lirik tersebut, diungkapkan bahwa ia sudah mengorbankan banyak hal untuk perempuan pujaannya itu. Hal tersebut sebagaimana yang terdapat pada bait selanjutnya, “Demi cinta engkau berikan | Buku-buku dan cinderamata | Demi cinta engkau praktekkan | Buku taktik menguasai wanita”.

Akan tetapi, pengorbanannya sia-sia karena cintanya tidak sesuai dengan ekspektasinya. Meskipun begitu, The Panasdalam Bank menjelaskan apa yang mesti dilakukan pada bait selanjutnya yang berbunyi, “Sudah Jangan ke Jatinangor | Masih banyak kota yang lain | Perempuan tak cuma satu | Ada tiga miliar dua puluh satu”.

Yaps, jawaban tersirat bagi orang patah hati dalam lirik tersebut adalah segera move on. Maksud move on di sini adalah segera beralih dari masa lalu ke masa depan yang lebih baik

Melalui lagu ini, Pidi Baiq ingin berusaha mengajak para mahasiswa yang terkesan lemah dalam urusan percintaan sehingga tidak kuasa berpaling ke wanita lain. Oleh karena itu, secara tersirat dalam lagunya ia mengajak para mahasiswa yang patah hati untuk mulai move on dari masa lalu.

Tahap utama yang mesti dilakukan untuk move on menurut lagu ini adalah menjauh dari tempat di masa lalu dan pergi menuju tempat yang baru. Hal ini disebabkan ketika seseorang sudah berada di lingkungan baru, masa lalu yang kelam akan terlupakan dan terkubur sedalam-dalamnya, hingga tidak dapat terbuka kembali.

Referensi:

  • https://digilib.isi.ac.id/id/eprint/6369
  • https://e-conf.usd.ac.id/index.php/usdb/usdb2024/paper/view/4065
  • https://jim.unisma.ac.id/index.php/jp3/article/view/21466
  • https://www.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-015689564/lirik-sudah-jangan-ke-jatinangor-the-panasdalam-bank-dan-fakta-di-baliknya?page=all

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.