Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki Program Akuisisi Pengetahuan Lokal. Program ini menyediakan fasilitas publik berupa sumber literasi pengetahuan lokal dalam bentuk buku atau audiovisual, yang dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat.
Koordinator Akuisisi Pengetahuan dan Penerbitan Ilmiah BRIN Mayasuri Presila mengatakan, insentif diberikan kepada penulis dan kreator yang karyanya lolos penilaian, dengan nominal antara Rp 5 juta hingga Rp 20 juta.
“Penerima insentif ditetapkan berdasarkan Keputusan Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN,” kata Mayasuri, pada Sosialisasi Program Fasilitasi Riset dan Inovasi, di Gedung B. J Habibie, Jakarta, Senin (30/9).
Pengetahuan lokal, menurut Mayasuri, adalah pemahaman keterampilan dan filosofi yang dikembangkan serta dimiliki oleh masyarakat tertentu yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan tradisional, dan/atau kearifan lokal.
Ruang lingkupnya dapat berupa pelestarian kebudayaan dan kesenian, pelestarian sumber daya alam, litbangjirap, dan pemafaatan berbagai pengetahuan lokal.
Prosedur pengusulan karya buku
Adapun pengusul Program Akuisisi Pengetahuan Lokal bisa berasal dari akademisi (periset dan dosen), mahasiswa/pelajar, kreator/komunitas/penggiat kemasyarakatan dan kebudayaan, atau masyarakat umum.
Mayasuri menyebutkan beberapa keuntungan yang didapat penulis dengan menerbitkan buku di Penerbit BRIN, yakni proses penerbitan buku gratis, proses editorial yang profesional dan akuntabel melalui tinjauan sejawat, hingga disebarluaskan secara open access.
Penulis juga akan mendapatkan ISBN dan DOI, terindeks di beberapa mesin pengindeks seperti DOAB (Directory of Open Access Books), Google Scholar, Dimension, dll, dan hak cipta di bawah lisensi Creative Commons license (CC-BY) Attribution-Noncommercial-ShareAlike 4.0.
Adapun pengusulan karya buku dan audiovisual dapat dilakukan melalui tautan https://linktr.ee/akuisisiBRIN.
“Penerbit BRIN menerbitkan buku versi digital (e-book) dan produk audiovisual untuk diakses oleh siapapun, di manapun, dan kapanpun. Penerbitan open access memungkinkan publik mengakses dan memberikan masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut,” katanya.
Bagaimana skema penjaringan bukunya?
Akun Google Scholar Penerbit BRIN hingga Januari 2024 telah memiliki sitasi sebanyak 3.906 kali dengan h-index 27 dan i10-index 72. BRIN juga memanfaatkan media Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah BRIN untuk penyebarluasan karya.
Skema penjaringan buku tersebut terbagi menjadi dua. Pertama, skema reguler berupa buku terbit dan manuskrip.
“Buku terbit, dapat melalui skema terbit langsung dan skema terbit ulang. Bisa juga buku dari tesis atau disertasi, buku ajar, buku referensi, dan buku cerita bergambar atau komik pengetahuan,” rincinya.
Kedua, skema penjaringan khusus, berupa call for book chapters (buku bunga rampai), call for proposal (monografi), dan book series (akan dimulai tahun depan).
Sementara untuk skema penjaringan audiovisual, juga terbagi dua skema. Pertama, skema reguler, di mana pengusul sudah memiliki karya audiovisual, tahun produksi dilakukan maksimal lima tahun terakhir atau tahun 2019, dan karya yang diusulkan masuk ke dalam ruang lingkup pengetahuan lokal.
Kedua, skema bengkel karya, yakni menjaring karya audiovisual terpilih yang bersumber dari mahasiswa jurusan film dan televisi atau jurusan lain yang berkaitan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News