Hai, Kawan GNFI!
Jika mendengar tentang Lombok, mungkin yang terlintas di kepala adalah pantai-pantainya yang indah atau megahnya Gunung Rinjani.
Tidak sekedar itu, ada berbagai wisata di Lombok yang tidak kalah menarik. Lombok juga menyimpan banyak warisan budaya yang luar biasa, yang mana jejak kebudayaan tersebut bisa Kawan temui di Desa Sukarara.
Di desa ini, Kawan bisa menemukan pesona seni tenun tradisional yang masih dipraktikkan secara turun-temurun.
Tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang desa ini? Yuk, ketahui lebih jauh!
Mengenal Desa Sukarara
Desa Sukarara terletak di Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, dan dikenal sebagai sentra kain tenun songket yang sudah ada sejak lama.
Uniknya, hampir semua perempuan di desa ini adalah penenun.
Menenun bukan sekadar pekerjaan, tapi bagian dari tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bahkan, bagi gadis desa, kemampuan menenun adalah syarat wajib sebelum menikah. Menarik, bukan?
Kawan GNFI juga akan kagum dengan bagaimana kain tenun di sini dibuat dengan sangat teliti.
Tanpa mesin sama sekali, hasilnya adalah tenunan yang halus, bermotif rumit, dan kadang disertai dengan benang emas yang menambah keindahan dan kemewahan.
Salah satu yang paling terkenal adalah Tenun Subahnale, kain yang sering dipakai oleh para bangsawan dan tokoh penting, termasuk Presiden RI.
Daya Tarik Desa Sukarara
Nah, Kawan, tidak hanya bisa melihat proses pembuatan kain, di Desa Sukarara Kawan bisa ikut mencoba menenun sendiri dengan masyarakat lokal.
Melalui bimbingan para penenun yang sudah ahli, Kawan bisa belajar dari awal—memintal benang, mewarnainya, hingga membentuk motif yang diinginkan. Siapa tahu, Kawan malah pulang dengan karya tenun buatan sendiri?
Jangan lupa untuk berkeliling desa, di mana hampir setiap rumah memiliki alat tenun. Melihat ibu-ibu penenun yang bekerja sambil bercengkerama dengan tetangga adalah pemandangan yang menenangkan.
Para pengunjung juga bisa melihat lebih dekat bagaimana kehidupan masyarakat Suku Sasak secara lebih dekat, baik itu kebiasaan sehari-hari, kuliner, hingga bagaimana mereka berinteraksi.
Bila Kawan ingin membawa pulang oleh-oleh khas Lombok, di sini juga ada art-shop yang menjual kain-kain tenun berkualitas.
Tidak hanya itu, Desa Sukarara juga memiliki rumah tradisional suku Sasak yang masih terjaga keasliannya. Kawan bisa berfoto dengan latar belakang rumah tradisional sambil mengenakan pakaian adat khas Lombok.
Akses Menuju Desa Sukarara
Kalau Kawan GNFI sudah tak sabar ingin ke Desa Sukarara, akses menuju desa ini cukup mudah.
Dari Bandara Internasional Lombok, Kawan hanya butuh sekitar 10 menit berkendara. Kalau Kawan berangkat dari Kota Mataram, jaraknya sekitar 25 kilometer, dan bisa ditempuh dalam 30 menit perjalanan darat.
Jadi, sangat cocok buat Kawan yang ingin sejenak menjauh dari hiruk-pikuk kota dan menikmati suasana pedesaan yang damai.
Desa Sukarara bukan sekadar desa wisata biasa. Menenun, berinteraksi dengan penduduk setempat, hingga menikmati keindahan rumah tradisional suku Sasak akan memberikan Kawan pengalaman wisata di Lombok yang sulit dilupakan.
Yuk, segera rencanakan kunjungan Kawan ke Desa Sukarara dan bawa pulang cerita menarik dari desa penuh pesona ini!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News