Banjir rob adalah fenomena naiknya air laut hingga merendam wilayah daratan, terutama di daerah pesisir. Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia yang memiliki garis pantai di utara, kerap mengalami banjir rob akibat kombinasi antara pasang laut, penurunan permukaan tanah, dan perubahan iklim global.
Fenomena ini tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat. Namun, juga menyebabkan kerugian ekonomi dan kerusakan infrastruktur. Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan ini.
Faktor Penyebab Banjir Rob di Jakarta
Yuk, Kawan GNFI, kita bahas beberapa faktor utama yang memperparah banjir rob di Jakarta meliputi:
1. Penurunan Muka Tanah
Fenomena Land Subsidence atau yang dikenal dengan sebutan penurunan muka tanah merupakan issue bagi kota besar di pesisir utara Indonesia. Faktor yang menjadi penyebab land subsidence adalah pengambilan air tanah yang berlebihan, bukaan tanah akibat tambang, konsolodasi tanah dan berat beban bangunan di atas permukaan tanah yang berlebihan.
Eksploitasi air tanah secara berlebihan menyebabkan sebagian wilayah Jakarta Utara mengalami penurunan permukaan tanah.
2. Kenaikan Permukaan Air Laut
Akibat pemanasan global, permukaan air laut di seluruh dunia terus meningkat, memperparah potensi banjir rob.
3. Kerusakan Ekosistem Pesisir
Hilangnya mangrove dan reklamasi pantai tanpa perencanaan matang membuat wilayah pesisir lebih rentan terhadap banjir.
4. Drainase Perkotaan yang Buruk
Sistem drainase di Jakarta belum sepenuhnya mampu menangani volume air yang besar, baik dari hujan maupun pasang laut.
Langkah Strategis Penanggulangan Banjir Rob
Berikut beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan untuk mengatasi banjir rob di Jakarta:
1. Pembangunan dan Penguatan Tanggul Laut
Proyek tanggul laut atau Giant Sea Wall(National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) merupakan salah satu solusi besar yang dirancang untuk melindungi Jakarta dari banjir rob. Tanggul ini berfungsi sebagai penghalang air laut agar tidak masuk ke daratan.
2. Sistem Polder
Sistem polder adalah teknik manajemen air yang digunakan di beberapa kawasan pesisir Jakarta, seperti di Pluit. Polder ini bekerja dengan cara menampung air hujan dan banjir di suatu waduk, lalu dipompa kembali ke laut ketika kondisi memungkinkan.
3. Rehabilitasi Ekosistem Mangrove
Penanaman kembali mangrove di wilayah pesisir Jakarta membantu menahan abrasi dan berperan sebagai penghalang alami dari gelombang pasang. Selain itu, mangrove juga berfungsi meningkatkan biodiversitas dan kualitas lingkungan.
Untuk mencapai keberhasilan pemulihan ekosistem mangrove yang berkelanjutan, bukan hanya dipengaruhi oleh kegiatan fsik penanaman, tapi juga dipengaruhi oleh kondisi sosial-ekonomi masyarakatnya.
Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat lokal sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pemanfaatan ekosistem mangrove secara berkelanjutan.
4. Peningkatan Infrastruktur Drainase Kota
Jakarta perlu memperbarui dan meningkatkan kapasitas sistem drainase agar mampu mengalirkan air dengan cepat saat terjadi banjir rob maupun hujan deras. Kombinasi dengan infrastruktur hijau seperti taman resapan dan biopori juga penting.
5. Pengendalian Penggunaan Air Tanah
Untuk mencegah penurunan muka tanah lebih lanjut, diperlukan regulasi ketat terkait penggunaan air tanah. Alternatifnya, distribusi dan pemanfaatan air perpipaan harus ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan pada air tanah.
6. Pendidikan dan Pelibatan Masyarakat
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam upaya mitigasi banjir rob. Edukasi tentang perubahan iklim dan risiko banjir sangat penting agar warga pesisir lebih siap dan sadar akan ancaman yang dihadapi.
7. Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penanganan banjir rob memerlukan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Selain proyek infrastruktur, keterlibatan sektor swasta dalam pengelolaan air dan pembangunan infrastruktur hijau akan memperkuat upaya mitigasi.
Upaya mengatasi banjir rob di Jakarta membutuhkan solusi komprehensif dan berkelanjutan, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pelestarian lingkungan pesisir. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan Jakarta yang lebih tangguh menghadapi bencana di masa depan.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan Jakarta tidak hanya mampu mengurangi risiko banjir rob, tetapi juga menjadi kota pesisir yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Referensi:
https://pktl.menlhk.go.id/assets/img/publication/Draft_Manual_Serial_Folu_2_08_04_23.pdf
https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/kr/article/view/19975/6409
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News