hiu wobbegong rumbai predator laut yang lihai berkamuflase - News | Good News From Indonesia 2024

Hiu Wobbegong Rumbai, Predator Laut yang Lihai Berkamuflase

Hiu Wobbegong Rumbai, Predator Laut yang Lihai Berkamuflase
images info

Hiu Wobbegong Rumbai, Predator Laut yang Lihai Berkamuflase


Hiu wobbegong rumbai, atau dikenal juga dengan nama ornate wobbegong (Orectolobus ornatus), adalah salah satu spesies unik dalam keluarga hiu karpet. 

Hiu ini terkenal karena penampilannya yang menyerupai karpet dengan pola yang rumit dan tubuh yang datar. 

Rumbai-rumbai di sekitar mulutnya

Hiu wobbegong rumbai memiliki tubuh yang relatif datar dengan panjang rata-rata mencapai 1,2 hingga 1,5 meter. Namun, beberapa individu dapat tumbuh hingga 3 meter. 

Warna hiu wobbegong rumbai cenderung coklat, abu-abu, atau kehijauan, dengan pola-pola berbentuk bercak-bercak yang membantu mereka berkamuflase di dasar laut.

Pola-pola ini menyerupai lumut atau terumbu karang sehingga membuatnya hampir tidak terlihat oleh mangsa atau predator.

Ciri khas dari hiu wobbegong rumbai adalah adanya rumbai-rumbai di sekitar mulutnya. Rumbai-rumbai ini, yang juga disebut sebagai “barbels”. 

Fungsinya untuk mendeteksi getaran atau gerakan mangsa di sekitarnya, serta berperan dalam kamuflase agar tampak seperti bagian dari lingkungan dasar laut. 

Ditemukan di Indonesia

Hiu wobbegong rumbai ditemukan di wilayah perairan tropis dan subtropis, khususnya di kawasan Indo-Pasifik. 

Wilayah sebarannya meliputi perairan sekitar Australia, Papua Nugini, dan Indonesia, terutama di perairan dangkal yang kaya akan terumbu karang dan dasar laut berpasir.

Hiu ini lebih sering ditemukan di kedalaman antara 20 hingga 50 meter, namun ada laporan yang menunjukkan bahwa mereka dapat bertahan hidup hingga kedalaman 100 meter. 

Melansir Museum Victoria, lingkungan yang dipenuhi dengan terumbu karang, batu-batuan, atau gua-gua laut menjadi habitat ideal bagi hiu ini untuk bersembunyi dan berburu mangsa.

baca juga

Menyergap mangsa di malam hari

Hiu wobbegong rumbai adalah predator penyergap yang biasanya menunggu mangsa mendekat sebelum menyerang dengan cepat. 

Mereka memanfaatkan kemampuan kamuflase untuk berbaur dengan lingkungan sekitar sehingga mangsanya, seperti ikan kecil, krustasea, dan moluska, tidak menyadari keberadaan mereka. 

Ketika mangsa berada dalam jangkauan, hiu ini dengan cepat menggunakan mulut besarnya untuk menangkap dan menelan mangsa dengan satu gerakan cepat.

Hiu wobbegong rumbai cenderung aktif pada malam hari (nokturnal) dan lebih banyak menghabiskan waktu siangnya dengan beristirahat di dasar laut. Meski merupakan predator, hiu wobbegong rumbai tidak mengangcam bagi manusia kecuali jika mereka terganggu.

Kian terancam punah

Meski spesies ini tidak termasuk dalam kategori terancam punah yang kritis, hiu wobbegong rumbai menghadapi berbagai ancaman yang dapat memengaruhi populasinya. 

Salah satu ancaman terbesar adalah perusakan habitat, terutama terumbu karang yang menjadi rumah bagi mereka. Pemutihan karang, polusi laut, serta aktivitas manusia seperti penangkapan ikan berlebihan dan penangkapan hiu untuk diambil siripnya juga menjadi faktor yang mengancam keberadaan hiu ini.

Menurut data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), status konservasi hiu wobbegong rumbai saat ini dikategorikan sebagai Least Concern (Resiko Rendah).

Meski begitu, ancaman terhadap habitatnya terus meningkat seiring dengan laju perubahan iklim dan aktivitas manusia yang merusak ekosistem laut.

Apa upaya konservasi yang bisa dilakukan?

Untuk melindungi hiu wobbegong rumbai dan spesies laut lainnya, penting untuk menerapkan langkah-langkah konservasi yang berfokus pada pelestarian habitat, terutama terumbu karang.

Beberapa negara telah mulai menerapkan peraturan terkait perlindungan hiu, baik melalui pembatasan penangkapan hiu maupun pelarangan perdagangan bagian tubuh hiu, seperti sirip.

Selain itu, pengelolaan kawasan perlindungan laut (Marine Protected Areas) dapat membantu menjaga populasi hiu ini tetap stabil dengan melindungi habitat alaminya dari eksploitasi manusia. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kelestarian spesies laut juga menjadi langkah kunci dalam upaya pelestarian.

baca juga

Sumber:

  1. International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List: Orectolobus ornatus. 2022.
  2. Dianne J. Bray, Ornate Wobbegong, Fishes of Australia, Museum Victoria.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.