Olimpiade menjadi ajang paling bergensi di dunia olahraga. Banyak atlet menjadikan emas olimpiade sebagai target utama yang ingin dicapai sebelum mengakhiri kariernya. Indonesia sendiri sudah beberapa kali memenangkan emas olimpiade dari beberapa cabang olahraga yang dilombakan, salah satunya bulu tangkis.
Perolehan medali emas olimpiade tidak lepas dari perjuangan kerja keras hingga jatuh bangun seorang atlet.
Terdapat sederet atlet kebanggaan Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa di Olimpiade. Siapa saja?
Susi Susanti
Susi Susanti | Ismar Patrizki ((commons.wikimedia.org)
Susi Susanti merupakan atlet bulu tangkis kebanggan Indonesia yang lahir pada 11 Februari 1971 di Tasikmalaya. Beliau mulai berlatih bulu tangkis di klub PB Tunas Tasikmalaya di umur 7 tahun.
Setelah berhasil memenangi beberapa kejuaraan level junior, Susi pindah ke Jakarta. Ia semakin menekuni bulu tangkis dengan bergabung bersama klub PB Jaya Raya.
Pada tahun 1992, Susi Susanti berhasil menjadi peraih medali emas Olimpiade cabang tunggal putri. Tidak berhenti di situ, Susi Susanti juga sudah pernah memenangkan kejuaraan bulu tangkis bergengsi lainnya.
Susi Susanti berhasil merebut emas di Kejuaraan Dunia yang diselenggarakan oleh Badminton World Federation (BWF). Beliau juga menjadi peraih medali emas sebanyak 4 kali di Piala Dunia pada tahun 1993, 1994, 1996, dan 1997.
Susi Susanti memutuskan untuk gantung raket atau pensiun pada 1998 karena tengah mengandung anak pertamanya. Akan tetapi, kontribusi Susi Susanti di dunia bulu tangkis tidak berhenti. Ia menjadi mentor untuk atlet tunggal putri yang bertanding di Olimpiade Paris 2024.
Liliyana Natsir
Liliyana Natsir | pbsi.id
Liliyana Natsir adalah atlet bulu tangkis Indonesia cabang ganda campuran. Bersama rekannya Tontowi Ahmad, pasangan yang kerap disapa Owi-Butet ini berhasil merebut emas Olimpiade Rio de Janeiro pada tahun 2016.
Liliyana Natsir, atau kerap disapa Butet, lahir di Manado pada 9 September 1985. Ia sudah aktif bermain bulu tangkis dengan bergabung di klub bulu tangkis di kota kelahirannya. Ketika ia berumur 12 tahun, ia bergabung dengan PB Tangkas di Jakarta.
Butet berhasil mencetak prestasi gemilang lainnya. Sebelum bersama Owi, Butet berpasangan dengan Novia Widianto. Mereka berhasil memenangkan Kejuaraan Dunia 2005 dan 2007. Selanjutnya, Owi-Butet juga meraih kemenangan pada All England 2012, 2013, dan 2014.
Indonesia Masters 2019 menjadi saksi berakhirnya karir bulu tangkis Butet. Turnamen tersebut dibuka dengan acara “Liliyana Natsir’s Farewell Event”. Video yang bercerita tentang perjalanan seorang Liliyana Natsir menekuni olahraga bulu tangkis.
Salah satu pecinta bulu tangkis Indonesia, yaitu Hamid Awaludin mengabadikan perjalanan Butet di dunia bulu tangkis ke dalam buku berjudul Butet Legenda Sejati.
Greysia Polii
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu bertanding di Indonesia Masters 2021 | pbsi.id
Greysia Polii merupakah peraih emas Olimpiade 2020 Tokyo cabang ganda putri bersama partnernya, Apriyani Rahayu. Greysia Polii lahir di Jakarta pada11 Agustus 1987.
Ia memulai karier bulu tangkisnya sejak kecil di klub PB Jaya Raya. Sebelum diputuskan oleh pelatih untuk bermain sebagai ganda putri, Greysia sempat bermain di cabang ganda campuran.
Pada tahun 2014, Greysia berhasil meraih emas Asian’s Games ketika berpasangan dengan Nitya Maheswari. Perjuangan Greysia tidaklah mudah. Ia sempat mengalami cedera bahu pada tahun 2012. Akan tetapi, cedera tersebut justru membuat Greysia menemukan teknik service yang kerap membuat lawannya gelisah.
Greysia Polii memutuskan untuk gantung raket pada 12 Juni 2022. Acara perpisahan berjudul Testimonial Day yang berlangsung di Istora mengundang banyak tangis dari rekan-rekan atlet hingga penonton setia bulu tangkis.
Sama seperti Liliyana, Greysia merilis buku biografinya berjudulMenembus Garis Batas. Buku tersebut menceritakan jatuh bangun perjuangan Greysia menjadi atlet.
Apriyani Rahayu
Apriyani Rahayu | Adityadandito (commons.wikimedia.org)
Apriyani Rahayu merupakan partner dari Greysia Polii. Apriyani lahir pada 29 Aprril 1998 di Konawe.
Apriyani juga memulai profesinya di dunia tepok bulu sejak kecil dengan bergabung di Klub Pelita Bakrie. Kemudia, ia pindah ke ke PB Jaya Raya.
Sebelum berpasangan dengan Greysia Polii, Apriyani pernah berpasangan dengan Rosyita Eka Putri. Selain itu, Apriyani juga sempat masuk ke cabang ganda campuran bersama Rinov Rivaldy.
Bersama dengan Greysia, Apri berhasil memenangkan Thailand Open, Indonesia Masters, dan India Open.
Perjuangan Apri juga tidak mudah. Ia sempat mengalami cedera betis kanan saat Asian Games 2023. Namun, ia tidak patah semangat dan tetap berjuang.
Setelah Greysia pensiun, Apri kini berpasangan dengan pemain ganda putri Siti Fadia Ramadhanti. Walaupun baru terbentuk, Apriyani/Fadia sudah sukses menyabet gelar juara Malaysia Open 2022 dan Hongkong Open 2023.
Referensi:
https://nocindonesia.id/athlete/view/susi+susanti
https://www.kemenpora.go.id/detail/787/air-mata-sejarah-greysia-apriyani-terukir-di-olimpiade-tokyo-2020
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News